Menyuapi Diri Sendiri

Ef 4:11-32
Pengkhotbah: Pdt. Andrias Hans

Pendahuluan
Dalam Ams 19:24;26:15 digambarkan kondisi seorang yang malas dan apa akibatnya? Ams 13:4;
Orang malas selalu akan menghadapi kesulitan. Karena makan saja begitu susah padahal makanan di depan mata. Seorang pemalas hanya bermimpi tetapi tak pernah bertindak. Ia tak menggunakan kesempatan untuk bekerja pada waktunya (Ams 15:19;26:14). Orang malas tak beruntung dan hidupnya membosankan atau akan meraih kehidupan sia sia ketika musim menuai datang.

Kemalasan juga terjadi di dunia rohani. Tak sedikit orang yang tak begitu tertarik / peduli dengan masalah rohani dirinya. Apalagi tak sedikit yang merasa cukup hanya beribadah di hari minggu saja. Untuk mengetahui atau menguji hal ini sangat mudah: Berapa waktu kita untuk Tuhan atau untuk pekerjaan kita? Sewaktu kita bangun atau mau tidur apakah yang menjadi pemikiran kita? Berapa banyak uang kita berikan untuk Tuhan dan berapa uang kita terbuang untuk makan atau berganti barang2 yang kita sukai?

Kalau dalam kehidupan saja, kita berani membeli vitamin atau makanan bergizi supaya mendapat badan sehat atau fit, namun apakah itu juga terjadi dalam hidup rohani kita?. Dan celakanya, ada yang memakai hari minggu sebagai hari entertainment, hari pembebasan dari rutinitas. Kan udah capai sepanjang senin-sabtu, masak seh Tuhan marah kalau kita mau rekreasi atau nyantai sejenak di hari minggu? Hagai 1:4-6 berkata sangat keras mengenai hal itu. Mereka akan meraih kesia-siaan atau akan mendapatkan dari hasil kerja sendiri namun materi itu tidak sesuai harapan. Atau segala yang mereka raih akan menjadi sia-sia belaka pada akhirnya.

Mari kita menyuapi diri sendiri supaya bertumbuh dewasa. Jadi jangan disuapi, sebab orang yang sakit saja yang perlu disuapi. Mari bangkit dan bertumbuh terus menjadi serupa dengan Kristus. Ada beberapa hal yang kita pelajari dari perikop ini, yaitu mengapa kita harus menyuapi diri sendiri?

1. Untuk membangun pembangunan tubuh Kristus (ay.11-12).
Untuk apa kita hidup di dunia? Untuk apakah kita memiliki ini dan itu? Hidup kita tidak muncul secara kebetulan. Kita ada supaya bekerja untuk pertumbuhan tubuh Kristus. Kalau bekerja untuk diri sendiri, kepuasan diri atau menimbun kekayaan diri, maka ia pada akhir akan stress

2. Supaya bertumbuh dalam pengetahuan akan Kristus (ay.13-14).
Di sekitar kita dipenuhi ajaran ajaran yang tidak sesuai Alkitab. Kalau kita menjadi anak Kristus maka kita harus hidup didalam Dia dan semakin memahami Dia: apa yang Dia lakukan dan ingin kita lakukan bagi-Nya. Dengan pemahaman yang benar dan baru kita baru tahu mengapa kita concern untuk menyuapi rohani kita dan bisa menjadi serupa Kristus. Semua dapat kita miliki ketika kita mengambil waktu untuk merenungkan firman Tuhan.

3. Untuk bertumbuh dalam Kasih Kristus (ay.15-16).
Dunia sekarang membutuhkan kasih Kristus terlebih kondisi Indonesia saat ini. Banyak tekanan dan kesulitan yang manusia tak memiliki kasih alias kejam. Kalau kita mengasihi diri sendiri maka tak mungkin berkarya bagi orang lain.

4. Supaya hidup dalam kekudusan (ay.17-24).
Dunia ini penuh dengan kekotoran. Pelayanan Publik sudah tak melayani masyarakat tetapi memeras masyarakat. Kita sudah seharusnya hidup takut akan Tuhan dan dapat melayani orang yang melayani orang kesulitan. Sekarang terlalu banyak orang yang tidak takut akan Tuhan.

5. Supaya bisa bekerja untuk memberkati orang yang kekurangan (ay.25-28).
Jadi kita bekerja supaya menolong orang yang miskin. Mengapa harus kaya, mengapa harus meraih pekerjaan itu? pertanyaan-pertanyaan sederhana yang membantu kita memahami tujuan hidup ini. Kekayaan bukan sesuatu dosa, kekayaan menjadi tak berarti ketika kita memakai untuk kepentingan atau kepuasan diri saja. Kita tak pernah miskin walau membantu orang yang kesulitan ekonomi. Terlalu banyak yang membutuhkan bantuan kita.

6. Bertumbuh dalam perkataan (ay.29-31).
Zaman sekarang orang-orang begitu rentan akan tekanan hidup. Ini karena tiada pengharapan, putus asa dan ketakutan menghadapi masa depan yang tak pasti.

7. Untuk mengampuni orang lain (ay.32).
Orang yang tak mengampuni hidup dengan menderita. Zaman sekarang tidak untuk saling membangun. Pendendam menghasilkan penyakit dll.

Mimbar Minggu, 25 Mei 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”