Lepas dari Dukacita

1 Petrus 1:3-9; 13-16 
Ev. Madgalena 

Pendahuluan 

Sebelumnya perlu mempersempit bahasan istilah dukacita. Dukacita yang akan dibahas adalah suatu keadaan / perlakuan yang dialami seseorang oleh karena orang lain atau sesuatu dan ia merasa mendapatkan perlakuan tidak adil sehingga mengalami kesedihan atau sampai menangis. Ini suatu Keadaan yang tak dapat dikontrol oleh dirinya. Suatu penderitaan atau dukacita yang ditanggungnya bukan karena dosa atau kesalahan dirinya.

Ilustrasi: Ada seorang ibu yang menangis dan berduka karena dirinya diceraikan oleh suami sehingga alami depresi, lalu menjadi gila dan masuk rumah pemulihan. Ia alami pelecehan seksual sejak kecil oleh ayahnya. Begitu banyak beban yang dihadapinya sehingga Ia selalu bertanya mengapa Tuhan berikan hal ini kepadanya? 

Seringkali kita selalu melayangkan pertanyaan 'mengapa'. Pertanyaan seperti ini akan merusak relasi dengan Tuhan. Pertanyaan 'mengapa' berarti meragukan pemeliharaan Tuhan. Seharusnya kita bertanya bagaimana bisa lepas dari dukacita. Ada 3 hal agar kita dimampukan untuk lepas dari dukacita, yaitu:

  1. Ubah cara pandang klta tentang kehidupan (ay.3-4,5,7,9). Petrus bicara 'suatu hidup yang penuh harapan...'. Petrus ingin mengatakan kepada jemaat agar mereka tldak melihat hidup masa sekarang tetapi maju kepada kehidupan kekal (Wah 21). Ini akan meringankan kita dalam menjalani kehidupan walau masalah tak selesai. Mereka memang hidup dalam kekaisaran Nero yang kejam, belum lagi dari ahli Taurat. Mari melihat ada masa yang lebih bersama Yesus. Ingat hidup ini sementara saja. Berpikirlah pada kehidupan akan datang /pikiran kekal. Kalau memikirkan kehidupan yang sekarang (ekonomi, keuangan). sungguh kita akan tawar hati, atau depresi bahKan bisa gila (2 Kor 4:16-18), sehingga terus terlilit dukacita.
  2. Kendalikan perasaan (ay.6,13) Petrus bukan tak tahu kondisi jemaat dimana mereka menerima surat ini. Kata 'bergembiralah (present middle indicative) dan waspada (dikontrol). Suatu kondisi yang tidak tergantung pada sekitarnya. Biarlah masalah-masalah itu kita serahkan kepada Roh Kudus. Lihat kasus Daud mendapat kekuatan dari Tuhan ketika ia menyerahkan diri kepada Tuhan sehingga keluar mazmur yang indah. Lalu ini juga memaparkan bahwa yang menasehatkan juga pernah mengalami dan telah mampu mengatasi. Sukacita datang selalu dirasakan ketika kita mengalami dukacita dan dilepaskan dari hal2 tersebut. Kita boleh bersedih, tetapi kita harus berkata kondisi ini harus ada akhirnya. Sebab kalau tidak, iblis akan mengontrol kita, atau mengganggu orang lain. Ia memberi batas kepada dukacita-nya.
  3. Lakukan sesuatu untuk Allah (ay.8,14,15). 'Mengasihi'Nya = terus menerus mengasihi tanpa dikontrol oleh kondisi. 'percaya' kegiatan yang dilakukan terus menerus. Percaya yang diinspirasikan oleh Firman Tuhan. Jaga kekudusan, ini penting karena dalam kondisi yang sulit harus menjaga hubungan dengan Tuhan. Ketika arah kita fokus pada Allah sehingga kita dapat melihat sesuatu berbeda sekali dan hasil yang berbeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”