Lepas dari Jerat Kekuatiran

Lepas dari Jerat Kekuatiran
Matius 6:24-34

Pendahuluan
Apa yang dikuatirkan oleh manusia masa kini? Kesehatan, Keluarga [pendidikan anak2, kehidupan anak di kemudian hari/masa depan mereka, suami/istri kita setia atau tidak, dll] atau mungkin keuangan Anda? Walaupun kita percaya bahwa Bapa sorgawi memelihara hidup kita dan memiliki janji-janji yang dapat dipercaya, namun sering kali kita tetap kuatir. Benarkah demikian? Diskusikan Mana yang paling menjadi kekuatiran kita?

Apakah kekuatiran itu? perasaan takut, cemas, ragu-ragu, bingung, tidak percaya diri, yang bercampur aduk. Perasaan-perasaan ini biasanya berhubungan dengan pikiran-pikiran negatif terhadap sesuatu yang diduga akan terjadi pada masa mendatang. Jadi Kekuatiran merupakan salah satu problem manusia yang paling serius pada masa kini. Kekuatiran juga disebut sebagai “fenomena psikologis yang mewabah saat ini”. Akibatnya sulit tidur, pernafasan pendek, percernaan terganggu, gairah hidup merosot dan pesimis menghadapi hidupnya. Secara rohani, dia malas membaca Alkitab, berdoa dan ke gereja.Lalu mengapa kita kuatir? Sangat mungkin karena tiadanya jaminan pasti akan masa depannya dan beban yang sangat berat yang sedang kita tanggung.

Mengatasi kekuatiran 
1. Serahkan kepada Yesus. Yesus berkata bahwa kuk yang kita tanggung itu ringan dan nyaman [Mat 11:28-30]. Alkitab memaparkan tiada peristiwa yang lepas dari pengamatan Yesus. Artinya kekuatiran kita tak akan membawa sesuatu yang positif atau kekuatiran tak akan mengurangi masalah yang kita hadapi. Jadi mengapa kita tak menyerahkan kepada Yesus, sambil kita terus 
2. Percaya dengan iman. Kita kuatir oleh sesuatu yang sementara [makanan, pakaian, dll] padahal kita hidup bukan hanya oleh hal itu. Yesus mengatakan bahwa kita tidak perlu menguatirkan kebutuhan hidup kita. Jika burung-burung di udara dan bunga bakung di ladang dipelihara oleh Allah, tidak mungkin Dia menelantarkan anak-anak-Nya. Memang, kita bertanggung-jawab untuk bekerja dan mencukupi kebutuhan-kebutuhan pribadi serta keluarga kita. Rasul Paulus berkata, “Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10). Yesus tidak mengajar kita untuk menjadi penerima pasif. Namun, yang Dia maksudkan adalah bahwa tidak sepatutnya kita merasa gelisah, kuatir, atau resah akan kebutuhan-kebutuhan kita. “Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” (Mat. 6:27).
3. Berbicara kepada Allah. Fil 4:6 mengajarkan berbicara melalui: doa, permohonan dan pengucapan syukur. Jangan lupakan ke 3 unsur ini. Dengan berdoa, kita belajar bergantung kepada Tuhan. Doa tidak saja mengubah segala sesuatu, tetapi juga mengubah manusia. Kemudian Memohon pertolongan Allah. Kata ini bermakna mengungkapkan segala kebutuhan kita kepada Allah. Bila kita merasa kuatir, serahkanlah kekuatiran itu kepada Allah, memiinta pertolongan-Nya. Selanjutnya menaikkan permohonan kita dengan sungguh-sungguh kepada-Nya. Dia sendiri yang menyuruh kita meminta, mencari, dan mengetuk, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” kata-Nya (Mat.
7:7). Ia akan menolong kita untuk mendapatkan, dan menjawab segala permohonan kita. Terakhir mengucap syukur. Obat penawar yang cocok untuk mengatasi kekuatiran adalah dengan mencurahkan isi hati kepada Tuhan dan disertai dengan pengucapan syukur. Orang percaya perlu belajar berbicara secara intim dengan Tuhan. Kegagalan membangun komunikasi yang hidup dengan Tuhan selalu membawa kebuntuan dalam hidup. Seorang hamba Tuhan berkata, “Doa tanpa pengucapan syukur adalah seperti seekor burung yang tanpa sayap. Doa yang demikian tidak dapat terbang tinggi dan tidak ada kuasanya.” Ketika kita berdoa dengan disertai pengucapan syukur, berarti kita percaya walau belum melihat bahwa segala doa-doa kita telah sampai di hadapan Tuhan, bahwa Tuhan yang penuh kasih akan menjawab segala pergumulan kita sesuai waktu dan rencana-Nya. Pengetahuan inilah yang membuat kita tenang dan tidak kuatir.


SHARINGKAN:
• Sharingkan obat yang mujarab untuk dapat mengatasi kekuaitan-kekuatiran dalam hidup kita, selain 3 saran di atas?

Jangan biarkan kekuatiran menguasai hidup Anda, tetapi kuasailah kekuatiran dengan penyerahan diri yang penuh kepada Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”