Seandainya Tiada Koper

Mazmur 23

Pendahuluan:
Saya akan bacakan mazmur versiku ini [maafkan kalau agak nyeleneh]
[1] Mazmur Daud. TUHAN adalah koperku, takkan kekurangan aku.
[2] Koperku mefasilitasiku di perusahan yang basah, Ia menjaminku ke masa depan yang jelas.
[3] Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang pasti oleh karena koper-ku.
Sekalipun BBM, Elpiji, Minyak Goreng, telor berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut kenaikannya, sebab deposito besertaku; ransom-ku dan jabatan-ku, itulah yang menghibur aku.
[5] Pembantuku menyediakan hidangan bagiku, di mejaku setiap saat; Koperku mengurapi kepalaku dengan jabatan baru, uangku datang melimpah.
[6] Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam koperku sepanjang masa.


Sejak SMP, saya sudah menyenangi camping ke beberapa gunung, seperti gunung panderman, semeru, Bromo dan Ijen. Dalam camping saya belajar bagaimana hidup ala kadarnya, bisa survive dengan kondisi alam yang ada. Dan tentunya membawa barang yang perlu, kalau tidak alamak bisa capai punggung ini. Minum dan makan secukupnya, kalau tidak bisa kehabisan ransom… kelaparan.

Yesus dalam hidup tak seperti pengusaha yang sedang menenteng koper-Nya, pun ketika ia memikul salib tak memiliki gagang. Apa bedanya antara koper dan salib?
Yang pertama: hidup yang menyenangkan, mudah, efisien, terencana, lenggang kangkung, bangga, dll. Yang kedua, hidup tanpa terkontrol, tak nyaman, menguatirkan, memalukan, penuh beban berat, jalan tersaruk-saruk. Koper adalah gambaran hidup yang terkontrol / terkendali sedangkan salib tiada semua itu. Yang satu teknologi, yang lain Teologia.

Mari kita belajar dari Mazmur 23 secara khusus ayat 1:
1. Tuhan adalah Gembalaku berarti Tuhanlah Koperku/Gagang hidupku. [ay.1a]
Tuhan Gembala bukan Koper or Gagang, Remote Control. Jujur saya tak nyaman ketika nonton TV tak memegang remote TV. Anda bagaimana? Bagaimana jika pintu tanpa gagang,

Dunia saat ini sangat menggiurkan dan membuat kita terlena karena segala sesuatu serba mudah. Apa yang dirasakan kita kalau pintu tanpa gagang, tas tanpa pegangan, rantang makanan tanpa tentengan, mobil tanpa setir, TV tanpa remote control. Ketika bepergian kita membawa koper ala kadarnya. Kecanggihan teknologi memberikan kita ‘gagang’.

Apa isi koper kita? Seluruh peralatan atas kebutuhan kita, kenyaman, jaminan, controlling atas segala sesuatu [internet banking kita, dll]. Koper yang memberikan kita confident, jaminan, prestise, kenikmatan, dll.

Melakukan ‘perjalanan hidup’ dengan koper/tas jinjing, ransel yang ringan [kagak mungkin yang secukupnya, cukup itu relative] berarti mempercayakan Allah dengan beban yang seharusnya tak perlu kita pikul.

Kita pun membangun relasi dengan koper [hadiah, oleh2, uang, dengan jasa, kekuasaan/gada]. Bisakah kita seperti seorang yang sedang jogging yang tanpa membawa apa2, para biker yang tanpa membawa beban yang berkelebihan.

Kita ingin Tuhan [Yahweh] sebagai siapa? Pandangan kita akan Allah sangat mempengaruhi seluruh jalannya hidup kita. Sim Salabin?, Kakek Yang baik? Bapa yang sibuk?
Tanpa sadar, kita sangat berharap Tuhanku tampak menyenangkan, namun jangan banyak bertingkah, diam dan senyum selalu. [Mungkin mirip patung Jilaihud, yang senyum selalu]

Gembala [rafa = רעה, ro eh = ibr רעי ]: menjaga, mendidik, mengerti kebutuhan dombanya,
Aku ingin menjadi gembala atas diriku, melakukan segala sesuatu dengan caraku.

Ciri Domba: Jorok, kucing bisa membersihkan diri sendiri, ingin jalan sendiri, kepala batu [Yes 53:6], domba itu dungu, ia tak seperti anjing, monyet, singa, dll. Ia lemah krn tak punya taring, atau cakar. Ia tak pernah jadi mascot [mungkin kambing ada].

Tuhan ingin kita melepaskan beban yang tak seharusnya kita pikul. Bagaimana Kalau Tuhan Punya "Answering Machine"? Bayangkan bila pada saat Kita berdoa Dan mendengar ini: "Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Bapa". Pilihlah salah satu: * Tekan 1 untuk 'meminta'. * Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'. * Tekan 3 untuk 'mengeluh'. * Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau, bagaimana jika Tuhan memohon maaf seperti ini: "Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya." Bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini: * "Jika Anda mau bicara dengan Malaikat Gabriel, tekan 1. * Dengan Malaikat Mikhail, tekan 2. * Dengan malaikat lainnya, tekan 3. * Jika Anda ingin mendengar nyanyian Raja Daud saat Anda menunggu, tekan 4.

Atau bisa juga Anda mendengar ini : "Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon Hari ini, Silakan mencoba kembali esok hari."

“Maaf, anda hari tak beruntung, ulangi esok hari, mungkin anda beruntung bisa menemui Yesus.” Atau "Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali Hari Senin-Sabtu setiap jam kerja, mungkin anda bisa menemui Yesus." Namun puji Tuhan, Bapa mengasihi Kita, Ia Gembala kita, tak akan pernah mengecewakan kita.

2. Aku Tak Kekurangan [tak memiliki KEINGINAN] – ay.1b dan 1 Pet 5:7
Pernah masuk lokasi penjara, pernah lihat fasilitas di penjara, lebih banyak manusia daripada tempat tidur, piring, dll. Namun ada penjara yang lebih dahsyat dr semua itu, tak sedikit yang udah keluar masuk kembali sehingga seluruh penghuni mendapat hukuman seumur hidup saja, mereka selalu merasa kekurangan, tak puas, merasa tak mendapat keadilan. Penjara itu bernama KEINGINAN. Pernah melongok ke dalam kamar dan melihat penghuninya? Mereka dibelenggu oleh Keinginan, mereka senantiasa ingin sesuatu. Ingin LEBIH dari sebelumnya: lebih bagus, lebih cepat, lebih hebat, lebih besar, lebih indah, lebih cantik, dll.

Mereka tak ingin BANYAK, hanya 1 Hal: rumah baru, mobil baru, job/tender baru dan mungkin pasangan baru. Mereka tak ingin banyak. Mereka hanya INGIN satu. Kalau sudah dapat satu: BAHAGIA. Dan memang mereka bahagia, maka itu sudah cukup. Dan mereka akan meninggalkan penjara KEINGINAN.

Setelah itu???? Musibah datang ! Rumah baru terasa udah mulai biasa dibanding milik tetangga, tetangga terlihat ganti TV plasma, Kulkas, dll. Bau mobil barunya udah hilang diganti jorok, amburadul, kesenggol mobil lain, istri seruduk ini dan itu; pekerjaan baru mulai membosankan, rekan kerja tak menghormatinya lagi. Pasangan baru mereka mulai tak menyenangkan, bawel, merongrong, jorok. Kebahagian itu telah menguap, dan tiba-tiba eks Napi itu melanggar masa pencobaan dan masuk penjara lagi…yang namanya KETIDAKPUASAN. [Fil 4:11-12]

Apakah itu kepuasan? Yaitu ketika aku merasa tak kekurangan. Kata ‘aku tak kan kekurangan’ adalah berarti cukup, sufficient. Ketika kita menikmati kecukupan dalam segala kondisi, maka kita tak akan pernah kekurangan.

Penjara yang lainnya : kekurangan.
Dunia selalu mengatakan kepada kita bahwa kita banyak kekurangan, ayo kejar, dapatkan. Kamu bisa, raih. Kita takut kurang kaya, kita takut kurang cantik, kita takut kurang langsing, kita takut kurang gemuk, kita takut kurang tinggi, kita takut kurang upto date/kurang ikutin jaman; kita takut masa depan anak2 kita; kita takut kurang ideal, dll.
Kalau Tuhan gembala kita, apakah kita masih takut???

Ilustrasi: ada seorang datang ke gembalanya mohon nasehat dan arahannya. Ia sedang didera masalah ekonomi yang berat.
“Saya kehilangan segala-galanya,” ia mengeluh.
“aduh, saya menyesal dan sedih mendengar anda kehilangan iman anda,”
“Bukan.” Sahut si pemuda itu, “saya tak kehilangan iman saya,”
“Oh..kalau begitu saya prihatin mendengar anda kehilangan karakter anda.”
“saya tak berkata begitu”, ia mengoreksi, “saya masih mempunyai karakter,”
“saya gelisah mendengar anda kehilangan keselalamatanmu,”
“bukan itu maksudku,” dengan nada keberatan,”saya tak kehilangan keselamatanku,”
“anda bilang masih ada iman, karakter dan keselamatanmu! Kalau begitu anda tak kehilangan apa pun yang berarti? Kata pendeta itu.

1 Tim 6:6 “tentu saja, kalau ada rasa cukup [eusebia] maka kita memperoleh keuntungan besar.
Penjara selanjutnya:
- ratusan juta orang di Amerika mengalaminya, mungkin di atas 50.000 alami kematian akibat hal itu.
- Produktifitas berkurang
- Remaja-remaja
- 50 % dari penduduk berusia 65% ke atas
- Yaitu insomnia

Koper apakah yang hendak kau isi? Akankah kita terus memenuhi koper dengan beban-beban yang tak seharusnya kita angkat.
Kita Tuhan mengajak kita ke air tenang, dimana kitA? Bukankah kita masih sibuk dengan segala beban-beban kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”