MENJADI MURID ATAU ANGGOTA

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Pemahaman
Sebuah pesan terakhir dari Kristus Yesus bagi setiap kita, sebab Ia mencari murid dan bukan hanya sekedar anggota (pengikut). Semua orang percaya dan yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya wajib menjadi murid Kristus dan juga memuridkan orang lain. Tentunya ini sebuah tantangan besar bagi gereja masa kini. 
Mengapa saya katakan tantangan?

  1. Sebab banyak orang lebih suka kata “pergi”, untuk melakukan travelling/ jalan-jalan tamasya. Jadi kita pergi bukan untuk jalan-jalan tetapi memuridkan orang. Oleh sebab itu, kita memuridkan orang bukan untuk kemuliaan gereja kristen kalam kudus tetapi untuk melayani dan memuliakan Tuhan.
  2. Gereja sekarang senang dengan kata “baptis” sebab itu berarti jumlah statistik anggota gereja akan bertambah, biasanya orang menjadi bangga kalau anggotanya banyak.
  3. Begitu juga dengan kata “ajar”, orang sangat senang mengajar di kelas atau mimbar, karena ia merasa dalam posisi lebih daripada yang diajar”. Saat ini jarang orang yang mau duduk dan taat mendengar apa yang ingin dikatakan firman Tuhan kepada para murid-murid Kristus. Padahal ketika ia mengajar, ia harus hidup sesuai dengan ajaran yang diberikan kepada para pendengarnya [1 Korintus 11:1].

Gereja saat ini kurang dirasakan dampaknya oleh sebagian besar masyarakat yang ada di sekitar gereja kita. Ini sungguh menyedihkan. Gereja saat ini sedang menekankan si aku-nya. Jadi kalau banyak orang datang ke gereja A atau B demi manusia [nama gereja, atau gembala sidang gereja tersebut]. Gereja sedang membangun kerajaan-nya [sinodenya] bukan membangun kerajaan Allah di dunia ini, di kotanya, di daerahnya supaya kabar baik [good news] itu dirasakan masyarakat sekeliling [Gal 2:19-20].

Rasa asin gereja sebagai “garam dunia” tidak terasa, cahaya gereja sebagai “terang dunia” pun mulai redup. Jadi gereja tidak boleh lagi egois hanya melihat denominasinya lalu lupa pada tugas yang lebih besar, yaitu mendewasakan para jemaat, yaitu Allah Bapa menghendaki mereka menjadi murid-murid Kristus, mempelai yang dewasa bagi AnakNya dan bukan bayi yang hanya minum susu belaka. 

Jadi apakah saat ini kita sungguh-sungguh telah mengikut Kristus dalam arti yang sesungguhnya? Apabila kita telah mengikut Kristus, apakah kita telah menjadikan Dia sebagai pusat/fokus dan orientasi serta tujuan hidup kita yang sesungguhnya? Jadi apakah kita telah menyiapkan diri untuk menanggung risiko / konsekuensi dari pengiringan kepada Kristus? Bahkan apakah kita tetap mau mengikut Kristus, walau mungkin orang-orang di sekitar kita menolak pelayanan dan kasih kita? Ataukah sikap kita dalam hal mengikut Kristus masih bersyarat, yaitu kita mau mengikut Kristus karena kita mengharapkan banyak berkat dan rezeki dalam kehidupan kita? Ataukah kita mengikut Kristus sebenarnya bukan didasari karena kemauan dan keputusan kita sendiri, tetapi karena ditentukan oleh orang lain dan keluarga kita? Marilah kita sebagai umat Allah menjadi pengikut yang setia dan mengasihi Tuhan Yesus di tengah-tengah kehidupan yang saat ini telah mengabaikan kesetiaan dan kasih. Mari kita tegakkan lagi citra ‘Kristen’, yang artinya pengikut-pengikut Kristus.

Sharingkan
• Apakah harga yang harus dibayar oleh seorang murid? Lihat Luk 14:27 dan Mat 10:38.
• Mengapa harus membayar seperti itu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”