Transformasi Rohani

Matius 26:69-75; 

Pendahuluan:

Dapat disimpulkan, hampir setiap orang dewasa yg normal pernah mengalami apa yang namanya “falling in love” . Bagaimana cara seseorang cara seseorang menyatakan cintanya? Ada byk cara (langsung, surat puisi, coklat, bunga, dll). Dengan merangkai kata-kata yg indah seorang pria menyatakan cintanya kepada kekasihnya: “ engkau boleh ragu terhadap kepandaianku, tapi jangan ragukan cintaku padamu. Model saya seperti ini (kecil, pendek,dll) tapi jangan ragukan cintaku kepadamu. Aku akan mempertaruhkan nyawaku demi cintaku padamu”

 Kata-kata yang manis, indah, yg sedap didengar (meskipun gombal) keluar dari mulut seseorang yang sedang jatuh cinta kepada kekasihnya.

Bukankah pernyataan seperti ini pernah diungkapkan oleh seorang murid yang pernah mengikut Yesus dan sangat mengasihi dan dikasihi Yesus?
“Tuhan, biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku sekali2 tidak. Bahkan lebih bersungguh-sungguh (Mat.26:35) dia berkata: “sekalipun aku harus mati bersama2 Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.”

 Dengan begitu yakin dan mantap Petrus mengungkapkan isi hatinya di hadapan Tuhan Yesus. Tetapi, apa yang terjadi setelah itu?
Petrus gagal. Di mana letak kegagalan Petrus? Baca: Matius 26:69-75

1. Menyangkal Di Depan Semua Orang (ay.70)

Kalo kita membaca pasal-pasal sebelumnya, bahkan dalam seluruh kitab Injil, kita dapat melihat bagian kehidupan Petrus secara khusus. Petrus adalah salah seorang murid Tuhan Yesus yang paling menonjol, cepat bereaksi. Petrus hampir selalu menjadi jurubicara bagi murid-murid yang lain.
• Wkt Tuhan Yesus pertama kali memanggil mereka mjd murid-Nya, dia dan teman-temannya sedang menjala ikan dan tidak mendapat seekorpun. Ketika Tuhan Yesus menyuruh mereka melemparkan jalanya dan mendapat begitu byk ikan, dengan spontan Petrus berkata: “Tuhan, pergilah dari sini sebab aku ini orang berdosa.
• Ktk Tuhan Yesus berjalan di atas air, murid2Nya ketakutan krn mengira Yesus hantu; Pd wkt Tuhan Yesus menenangkan murid2Nya, Petrus dengan spontan berkata: “kalo benar Engkau Tuhan, suruhlah aku berjalan di atas air.
• Petrus adalah salah satu murid yang menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus di muliakan di atas gunung. 
Dan masih banyak lagi peristiwa yang dicatat dalam kitab Injil yang menunjukkan bahwa Petrus adalah seorang murid Tuhan Yesus yang paling menonjol, cukup special dibandingkan dengan murid-murid yang lain. 

Bukankah seharusnya peristiwa2 itu membuat Petrus mengenal dengan benar siapa Tuhan Yesus? Ternyata menjadi murid yg menonjol, yg dekat, yg special saja tidak cukup menjamin seseorang mengenal sungguh2 gurunya. Tidak menjamin bahwa orang itu akan setia selama-lamanya. Dalam perjalanan imannya itu, justru Petrus GAGAL.

Dalam Mrk.14:54, ketika Yesus dibawa menghadap iman besar yaitu Hanas, Petrus mengikut Yesus dari jauh sampai ke dalam halaman imam besat itu. Kehadirannya di tempat itu cukup menarik perhatian. Ketika seorang hamba perempuan melihat Petrus, ternyata dia kenal Petrus sehingga dia berkata: “Engkau selalu bersama-sama dengan Yesus.” Dengan segera Petrus menjawab: “Aku tidak mengerti apa yg engkau maksud.”

Dengan kata lainPetrus tidak mengakui bahwa ia adalah murid Tuhan Yesus. Disinilah letak kegagalan Petrus yang pertama.
Matius 10:33 berkata: “Tetapi barangsiapa menyagkal Aku di depan semua orang, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yg di sorga.”

Petrus gagal. Dia gagal karena menyangkal Tuhannya yang mengasihi dia, bukan saja kepada hamba perempuan itu, tetapi juga di depan semua orang yang hadir pada saat itu.

2. Menyangkal Dengan Bersumpah (ay.72)

Tidak lama kemudian, dating seorang hamba yg lain dan berkata “Orang ini selalu bersama-sama dengan Yesus orang Nazaret itu! Apa jawab Petrus? Alkitab mencatat untuk ke-2 kalinya murid yg ketakutan ini menyangkal Yesus.

Kalo kita membaca dalam Injil Mrk, Luk, dan Yoh di situ hanya tertulis Petrus menyangkal Yesus dengan kata-kata biasa (bukan, aku tidak tahu). Tetapi dalam Mat.26:72 di situ dengan tertulis dengan jelas, Petrus tidak hanya menyangkal Yesus secara biasa, tetapi penyangkalan Petrus yg ke dua lebih keras lagi. Petrus BERSUMPAH bahwa ia tidak mengenal Yesus.

Benarkah Petrus tidak mengenal Yesus? Apakah Petrus ingin melupakan Yesus? Bukankah Petrus pernah mengakui ketika Tuhan Yesus bertanya kepadanya: Menurut kamu siapa Aku ini? Dengan yakin Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak ALLAH Yang Hidup.” Ini adalah suatu pengakuan yang menyatakan bahwa dia sungguh2 mengenal Tuhan Yesus.

Mat.5:34-37 (Baca) dalam kotbah-Nya di atas bukit Tuhan Yesus mengatakan: Tetapi Aku berkata kepadamu: janganlah sekali-kali…..
 Apakah Petrus tidak tahu akan hal ini? Saya yakin Petrus tahu, karena dia selalu bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Dan dia selalu mendengar apa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus. Dan inilah yang membuat dia gagal untuk kedua kalinya. Petrus BERSUMPAH tidak mengenal Tuhan Yesus.
 
Bukankah kita sama seperti Petrus? Kita banyak kali mendengar Firman Tuhan, banyak kali mendengar perkataan Tuhan Yesus. Tapi kenyataannya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita berbuat seolah-olah tidak pernah mendengar perkataan Tuhan Yesus. Kita berbuat seolah-olah tidak mengenal Dia. Bahkan terkadang tanpa kita sadari, perbuatan kita, perkataan yang kita keluarkan sebenarnya sudah menunjukkan kita sedang menyangkal Tuhan Yesus. 
Kita malu berdoa di depan orang byk, kita malu menunjukkan identitas kita sebagai murid Tuhan, bahkan kita takut menulis agama kita di KTP supaya kalo ada apa-apa urusan kita lancar.

Berapa banyak di antara kita yang tetap setia untuk tidak menyangkal Tuhan Yesus sekalipun nyawa kita terancam?

3. Menyangkal dengan Mengutuk dan Bersumpah (ay.74)

Dalam Lukas 22:59, disitu dikatakan satu jam kemudian seorang yang lain dengan tegas berkata:”Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea. Apa jawaban Petrus? Ayat 74: “Maka mulaiklah Petrus mengutuk dan bersumpah, aku tidak kenal orang itu. 

Sungguh ironis sekali. Orang yg dulu pernah begitu dekat dan yang begitu mengasihi dia, sekarang dikhianati dengan kutukan dan sumpah oleh Petrus. 
Kita dapat melihat betapa lemahnya manusia. Baru saja Petrus mengucapkan sumpah setianya di hadapan Yesus : “Sekalipun mereka semua tergoncang imannya, aku sekali-kali tidak. Dan sekalipun aku harus mati dengan Engkau, aku tidak akan menyangkal Engkau.” Dimanakah kasih dan kesetian Petrus pada saat itu kepada Tuhan Yesus????

Kalo kita mengikuti perjalanan kehidupan Petrus, kita hampir2 tidak dapat percaya kalo Petrus akan menyangkal Tuhan Yesus. Bukankah Petrus dengan yakin dan mantap mengucapkan sumpah setianya di hadapan Yesus, tidak pantang mundur sekalipun nyawa menjadi taruhannya??
Petrus adalah seorang yang jujur dan tulus. Dia tidak seperti Yudas yang penuh dengan tipu muslihat. Oleh karena itu, melalui peristiwa ini8 kita dapat belajar beberapa hal:
1. Betapa lemahnya manusia. Oleh karena itu sangat berbahaya jika kita selalu bersandar pada kekuatan kita sendiri.
2. Betapa pandai iblis mencari kesempatan untuk menggoda kita. Ia tahu di mana letak kelemahan kita. Oleh karena itu berjaga-jagalah selalu, jangan lengah, jangan merasa diri kuat.
3. Ingatlah, bahwa di dalam kelemahan, Yesus selalu mendoakan kita. Dia tidak pernah melupakan apalagi meninggalkan kita.

Inilah suatu kenyataan hidup yang pernah dialami oleh seorang murid Tuhan Yesus yang bernama Petrus. Dia seakan-akan gagal dengan ucapannya sendiri.

Benarkah Petrus gagal?? Tatkala dunia sedang mencari keadilan, Petrus seakan-akan diperlakukan secara tidak adil. Kita seringkali memojokkan dan menyalahkan Petrus.Kita seringkali menuduh dia sebagai seorang pengecut. Namun seringkali kita tidak menyadari bahwa kita seringkali melakukan hal yang sama seperti Petrus. Kita pernah berkhianat, pernah tidak setia, kita pernah gagal. 

Bukankah ada segi2 positif dari diri Petrus yg dapat kita lihat? Ketika Tuhan Yesus ditangkap, semua murid Tuhan Yesus lari meninggalkan Yesus, hanya Petrus yang terus mengikut Yesus meski dari jauh. 

Bagaimana sikap Tuhan Yesus terhadap Petrus yang sudah menbyangkal diri-Nya? Sulit bagi seseorang untuk mengampuni orang yg melakukan kesalahan apalagi mengkhianatinya. Kita pasti pernah mendengar cerita MALIN KUNDANG. Bagaimana akhir ceritanya??
 
Berbeda dengan Tuhan Yesus. Dia tidak membiarkan Petrus tetap tinggal dalam kegagalannya. Tuhan Yesus tidak mencampakkan Petrus ketika dia gagal. Tetapi sebaliknya, Tuhan Yesus ingin supaya Petrus bangkit dari kegagalannya. 

Itulah sebabnya, bukan satu kebetulan jika Yesus yang sudah bangkit dari kematiannya dating menemui Petrus di tepi pantai dan mengajukan pertanyaan kepada Petrus samapi 3x (Yoh.21:15-19): “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?

Di sinilah terjadi satu TRANSFORMASI ROHANI yang luar biasa dalam diri Petrus. Apa itu transformasi rohani? Tranformasi rohani adalah suatu kegiatan/pekerjaan Roh Kudus, supaya hidup anak2Nya menjadi serupa Kristus. Ada satu kebangunan rohani yang terjadi dalam diri seorang anak Tuhan. Ada satu pembaharuan yang terjadi dalam diri seorang anak Tuhan, yang tadinya hidup rohaninya biasa-biasa saja, menjadi lebih dari biasanya. Yang tadinya gagal, bangkit kembali. Memiliki kerinduan untuk intim dgn Tuhan, mengasihi jemaat-Nya, mau dipakai untuk menjadi alat bagi gerejanya. 

Dari seorang yg gagal, Petrus bangkit kembali. Pelayanan yang dilakukan Petrus sangat luar biasa, membuahkan hasil yang sangat besar. Dari seorang yang disebut pengecut, Petrus tampil menjadi rasul yang dengan berani memberitakan Injil. Dalam Kis.2:41 melalui Petrus, 3.000 org bertobat.

Petrus, menurut ukuran manusia telah gagal. Tetapi Tuhan Yesus tidak membiarkan dia. Dari kegagalannya, Tuhan Yesus justru mengajar dia untuk bangkit dan melayani Tuhan. Firman Tuhan berkata: Apabila kita jatuh, kita tidak akan dibiarkan tergelatak, sebab tangan Tuhan akan menopang kita.

SIAPA SIH YANG MAU GAGAL. TIDAK ADA SEORANGPUN. Tapi kenyataannya kita semua pernah gagal. Sebagai siswa, mahasiswa kita pernah gagal. Sebagai guru, pegawai kita pernah gagal. Sebagai anak dan orang tua kita pernah gagal.Sebagai istri dan suami kita pernah gagal.Sebagai pelayan Tuhan kita pernah gagal. Sebagai majelis dan hamba Tuhan kita pernah gagal. Sebagai apapun kita pernah gagal.

Dalam kegagalan itu kita merasa putus asa. Ada penyesalan, tapi menyesal, tidak akan menyelesaikan masalah. Kita mungkin merasa Tuhan marah kepada kita dan tidak mau mengampuni kita. 

Pada hari ini, Tuhan Yesus mau berbicara kepada saudara. Dan Dia sedang mengajukan pertanyaan kepada saudara dan saya: “Apakah engkau mengasihi Aku???

Sebentar lagi gereja kita akan mengadakan sebuah acara 40 hari hidup yang bertujuan. Tuhan Yesus ingin melawat kita. Dia ingin memperbaharui kehidupan rohani kita. Apakah kita mau dijamah oleh Tuhan Yesus???? Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”