Peran Perempuan Dalam Keluarga

Amsal 31:1-31

Pendahuluan
Banyak pepatah yang mengatakan bahwa di balik keberhasilan atau kegagalan dari seorang pria, minimal ada 2 (dua) orang wanita yang ikut mengambil peran penting: sang ibu atau isteri. Hal ini menunjukkan bahwa peran seorang wanita begitu penting keberadaannya dalam sebuah keluarga. Oleh sebab itu, setiap wanita harus menyadari dan memahami peran yang dijalankan oleh wanita dalam keluarga. Dan tentunya memohon kekuatan dari Allah agar setiap saudara dapat memaksimalkan peran tersebut. Jadi kekurang-pahaman dalam memahami peran wanita akan berdampak cukup fatal bagi seluruh keluarga. Sebaliknya, apabila seorang wanita dapat memainkan perannya dengan benar, maka keluarga akan memperoleh berkat bahkan menjadi berkat bagi banyak orang.

Bagaimana seorang wanita dapat memainkan peranannya dalam keluarga? Apakah wanita itu harus seorang yang “super bisa” baru dia dapat menjalankan perannya dengan baik dalam keluarga? Tentu tidak ! Perikop hari ini mengajarkan bahwa ia, seorang istri, atau wanita menjalankan kehidupannya atau tugasnya sesuai dengan nature / sifat alamiah dari seorang wanita, seperti:
1. Memberikan standar moralitas kepada sang anak [2-9]
2. Menjadi kebanggaan sang suami [10,23]
3. Mendukung dan menghormati sang suami [11-12]
4. Melakukan tugas keseharian dengan sukacita [13-19,21-22,24,27]
5. Memberkati orang-orang sekitarnya [20]
Dan ketika melakukan tugasnya, Amsal menyebutkan ada sesuatu yang didapatkan olehnya [hadiah atau reward]. Jadi hasil jerih payah ternyata sia-sia belaka [10,25,28-30]. Alkitab memberikan kepada kita beberapa contoh potensi para wanita dalam memainkan peranannya pada orang-orang sekitarnya, ada yang negatif (Hawa, Ribka, Izebel, Safira, dll) dan yang positif (Abigail, Priskila, Eunike, Lydia, dll). Alkitab memberikan beberapa prinsip penting mengenai peran wanita ini, semisal: Sebagai penolong, pelengkap ; penghibur dan penguat suami; pendamping, pendukung atau pembimbing rohani, dlsb. Maka ketika seorang wanita menjalankan peranan positif bagi anggota keluarganya, dampak yang diberikan sungguh luar biasa luar biasa, baik bagi suami-suami mereka pun kepada anak-anak mereka.

Ketika saudara sebagai seorang wanita mau menyediakan diri dipakai oleh Tuhan menjadi saluran berkat bagi keluarganya, bukan tak mungkin, Tuhan berkenan memakai saudara menjadi seorang pemimpin dan imam yang baik dalam membangun kehidupan kerohanian keluarga. Dan hasilnya akan saudara rasakan bukan hanya di kemudian hari tetapi saat ini juga.

Diskusi dan Sharing
1. Apakah Peran Seorang Ibu yang Rohani menjadi prioritas kita?
2. Apakah yang bisa kita lakukan bagi para pasangan kita ?
3. Bagikan pengalaman hidup saudara di saat menjadi sahabat yang baik bagi anak, istri/suami, orang tua dan lain-lain dan apakah yang menjadi pergumulan anda???
4. Bagaimana dengan Anda, para pria atau suami???

Selamat berkomsel, Tuhan memberkati !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”