Dari Meja Gembala

MENGUBAH DIRIKU

Ada banyak peristiwa kecil atau pun besar yang memberikan inspirasi sebuah perubahan bagi diri sendiri, yang kemudian memberikan dampak bagi orang-orang sekitar saudara. Tanggungjawab sebuah perubahan diri haruslah dimulai dari diri sendiri bukan hanya dari orang lain. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah mengapa banyak orang enggan berubah? Saya melihat setidaknya ada beberapa penyebab: Pertama, perubahan tak selalu nyaman. Misalkan: Cobalah untuk bangun pagi, baca Alkitab dan berdoa bagi saudara yang biasa bangun siang hari, tanpa berdoa dan baca Alkitab. Tentu tidak nyaman dan butuh perjuangan dan motivasi lebih tentunya!!! Kedua, perubahan adalah proses yang tuntut pengorbanan. Untuk itu diperlukan waktu, ketekunan dan kesabaran. Bukan sesuatu yang instant! Terkadang baru bertahun-tahun kemudian saudara bisa meraakan hasilnya. Ketiga, perubahan bisa menjadi sumber konflik baru.

Ini lazim terjadi dalam sebuah organisasi yang mengadakan perubahan besar-besaran (misalnya restrukrurisasi) yang pada akhirnya berdampak pada berbagai segi kehidupan organisasi. Misalnya PHK atau ketidakpuasan akibat mutasi kerja. Belum lagi dalam hal sistem kerja yang dirubah dari yang terbiasa ngaret, tak tepat waktu, selalu ngumbar janji lalu diterapkan bagi yang tak disiplin beberapa kali akan diberikan sanksi keras. Ini tentunya akan menimbulkan ketidakpuasan, dsb.

John C. Maxwell dalam bukunya Thinking for A Change memberikan 6 langkah perubahan: 1. Harus mengubah cara berpikir saudara. Mengubah cara berpikir akan mengubah keyakinan anda. 2. Jika keyakinan berubah, harapan akan berubah. 3. Jika harapan berubah tentunya sikap pun akan berubah. 4. Bila sikap saudara berubah, perilaku pun berubah. 5. Dan seandainya perilaku berubah, kinerja saudara pun menjadi berubah, sehingga pada akhirnya 6. kinerja saudara pun berubah juga, hidup saudara akan berubah juga.

Perubahan tidak akan menjadi perubahan sampai perubahan itu saudara tindaklanjuti. Jadi perubahan adalah satu-satunya unsur untuk mencapai kedewasaan. Maka Tuhan tak akan melaukan bagian saudara, jika saudara tidak akan melakukan bagian Tuhan.
Kiranya Pelita 16 memberikan suatu dorongan bagi saudara untuk melakukan bagian saudara, yaitu berubah menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih maju, supaya Tuhan mudah dan leluasa memberkati saudara, MAU?

Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”