Kerinduan Akan Allah

Mazmur 63

Pendahuluan

Suatu hari seorang guru SM memberikan tugas kepada murid-muridnya:

Seperti apa Allah Bapa itu?

"Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang bapak, seorang papi," ujar guru tersebut.

Minggu berikutnya, guru tersebut menagih PR dari setiap murid yang ada.

o "Allah Bapa itu spt Dokter!" ujar seorang anak yg papanya adlh dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!"

o "Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar."

o "Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga, "Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi."

o "Menurut aku, Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah.

o "Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!!! Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat.

Guru tersebut tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat.

Tetapi ada satu anak yang dari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak-anak lain.

"Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut.

Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak-anak yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup. Eddy hampir-hampir tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,

"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung."

Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung.

Eddy mulai ketakutan.

"Eddy," ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"

Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,

"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anak-Nya."

Memang... bukankah Dia adalah Pemulung Ulung?

Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.

Peralihan

Masing-masing orang mempunyai gambaran tentang Allah dalam kehidupan mereka. Gambaran yang akan mempengaruhi hubungan mereka dgn Allah.

Seperti Daud yang mempunyai image Allah yang menjadi Pelindung dan Sahabatnya, sehingga dia merasa sangat merindukan untuk terus dekat dengan-Nya.

Hari ini kita akan melihat salah satu tulisan mazmurnya, yang menyatakan akan kerinduannya pada Allah.


Isi

Ternyata Daud menuliskan semuanya itu bukan dalam keadaan yang baik-baik saja. Justru sebaliknya. Karena setelah Daud berhasil mengalahkan Goliat, dia banyak sekali mendapatkan pujian dari bangsa Israel yang membuat Saul merasa tersaingi, sampai-sampai terus mengejar Daud karena ingin membunuhnya.


1 Samuel 21

Daud sudah dalam keadaan tidak berdaya. Setiap kejadian yang menimpanya membuat dia kehilangan pekerjaan, rumah, penasihatnya, sahabatnya, bahkan harga dirinya.

Bahkan diceritakan, sampai dia membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya dan ia menggores-gores pintu gerbang musuh seperti orang gila. Ia berpura-pura gila agar bisa menyelinap keluar dari kota Gat.


1 Samuel 22

Saat yang paling bawah dalam kehidupan Daud. Dia harus menjadi seorang penghuni gua (Adulam) untuk bersembunyi dari Saul. Saudara ingin tahu bagaimana perasaannya saat itu?

Mazmur 142, Mazmur 52, Mazmur 34

à Dia tidak memiliki keamanan. Dia tidak punya makanan. Dia tidak punya orang untuk diajak bicara. Dia tidak mempunyai sesuatu yang bisa diharapkan. Dan dia tidak punya harapan bahwa sesatu akan berubah.

Dia sendirian di dalam gua yang gelap, jauh dari segalanya dan dari semua orang yang dicintainya. Dia merasa tidak ada seorangpun di muka bumi yang peduli padanya. Semuanya. Kecuali Allah.Tapi bisakah saudara membayangkan bagaimana sepinya tempat yang terpencil itu??


1 Samuel 23

Walaupun Saul besar dalam ukuran tubuh, Tapi Saul kecil dalam karakter. Sebenarnya dia begitu kecil, sehingga dia tidak tahan melihat seseorang yang berumur jauh lebih muda dan pengalaman jauh lebih sedikit, melebihi dia, baik dalam keberanian dan popularitas.

Oleh karena itu Daud terpaksa menjadi seorang pelarian di padang gurun (Zif) Yudea.

Saul seorang yang punya kuasa. Jadi, kalau dia ingin membunuh seseorang, itu bukan ancaman yang bisa disepelekan.

Ayat 8: Saul memanggil seluruh rakyat pergi berperang ke Kehila dan mengepung Daud dengan orang-orangnya.

Namun Allah menyertai Daud à lihat ayat 14. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya. Karena ada di daerah itu datang juga tentara Filistin, Saul menghentikan pengejaran dan Daud lolos.

1 Samuel 24

Daud bersembunyi di kubu-kubu gunung En-Gedi.Tempat yang sempurna bagi Daud untuk bersembunyi.Tempat itu merupakan oasis di padang gurun, ada sungai, air terjun, tanaman yang rimbun, gua yang tak terhitung banyaknya. Tempat yang menyediakan perlindungan dan air yang banyak, bahkan pemandangan kelar yang bisa melihat sampai bermil-mil, untuk melihat jika ada musuh yang mendekat.


Di sinilah Daud aman dan selamat.

Di tengah keadaan yang seperti inilah Daud menuliskan Mazmur 63.

Kalau kita tidak melihat latar belakangnya, mungkin kita tidak tahu bagaimana keadaan Daud saat itu.

Karena isi tulisan mazmurnya tidak selalu berupa ratapan dan permohonan.

Namun ungkapan kerinduan akan Allah, ucapan syukur dan komitmennya untuk meninggikan Allah.

Dalam keadaan yang sangat terjepit, sangat tidak menyenangkan, yang Daud cari adalah Allah.

Bahkan dalam Mazmur 63 ini kita bisa lihat 2 alasan, mengapa Daud begitu merindukan Allah:

1. Allah adalah Allah yang telah setia pada Daud (ay. 4)

2. Allah telah menjadi pertolongannya dan penopangnya (ay. 8-9)

Di tengah situasi yang gawat, bahkan dia belum tahu kapan nasibnya akan menjadi lebih baik;

Pada saat Daud telah cukup tertekan dengan terus melarikan diri dari pengejaran Saul; dan masih belum tahu, sampai kapan semua itu akan berakhir.

Daud tetap bisa melihat akan kuasa Allah yang luar biasa akan dirinya. Memang masih banyak rintangan yang ada di depannya. Namun, dia sudah bisa melihat bahwa rintangan yang sudah terlewati adalah karena kasih setia dan pertolongan Allah.

Bahkan dalam Mazmur 63 ini kita juga dapat melihat bahwa dengan kasih setia dan pertolongan Allah itu, Daud ingin melakukan sesuatu untuk Allah:

Memegahkan (4), memuji (5& 6), meninggikan (5), bersorak-sorai (8)


Aplikasi

Jika ada sesuatu terjadi dalam hidup kita, siapa yang pertama kali kita cari?

Survei membuktikan:

Saat ada masalah, kita pikirkan jalan keluar sendiri.

Kalau sulit, kita cari seseorang (pasangan hidup, keluarga, sahabat) untuk dengar curhat kita & bantu beri solusi.

Kalau semua cara sudah diusahakan & gagal atau malah masalah jadi tambah runyam, kalau kita sudah lelah dan putus asa; dengan pasrah baru berdoa dan minta Tuhan yang bertindak.

Saudara, mari kta belajar bersama dari Daud:

1. Dalam keadaan apapun juga, yang dicari pertama kali adalah Allah à benar-benar bersandar penuh.

2. Daud mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Allah.

Dia melihat Allah sebagai Sahabat & Penolongnya.

Bukan Oknum yang didekati kalau ada perlu saja.

Kalau ada perlu / maunya, datang – mohon – menyesal à Itu kebiasaan

bangsa Israel.
Daud: dalam keadaan apapun, dia selalu dekat dengan Allah.


Peralihan

Tidak pernah merayakan. Sejak kecil, cuma ikut ke rumah saudara yang beragama Budha (satu-satunya dalam keluarga besar; pendetanya Budha) – lihat mereka sembahyang, tunggu acara puncak – makan.

Tidak tahu sama sekali makna tradisi itu.

Kalau tidak ada di Magelang, hanya berpikir: wah...enak ya, yang di rumah, kumpul-kumpul & makan...

Imlek di Indonesia (Wikipedia Indonesia)

Aslinya Imlek atau Sin Tjia adalah sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru.

Perayaan ini juga berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi.

Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama.

Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go Meh.

Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Imlek (yang artinya kalender bulan) atau Kalender Tionghoa adalah kalender lunisolar yang dibentuk dengan menggabungkan kalender bulan dan kalender matahari.

Karena perayaan Imlek berasal dari kebudayaan petani, maka segala bentuk persembahannya adalah berupa berbagai jenis makanan. Idealnya, pada setiap acara sembahyang Imlek disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Di Cina, hidangan yang wajib adalah mie panjang umur (siu mi) dan arak. Di Indonesia, hidangan yang dipilih biasanya hidangan yang mempunyai arti "kemakmuran," "panjang umur," "keselamatan," atau "kebahagiaan," dan merupakan hidangan kesukaan para leluhur.

Kue-kue yang dihidangkan biasanya lebih manis daripada biasanya. Diharapkan, kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih manis. Di samping itu dihidangkan pula kue lapis sebagai perlambang rezeki yang berlapis-lapis. Kue mangkok dan kue keranjang juga merupakan makanan yang wajib dihidangkan pada waktu persembahyangan menyambut datangnya tahun baru Imlek. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok à

Ada mitos lain: kue keranjang yang lengket itu ditaruh di dapur untuk membungkam dewa yang tinggal di rumah itu, agar tidak lapor pada dewa tertinggi atas setiap percekcokan yang ada dalam rumah tangga tersebut. (kasihan dewanya harus tungu laporan. Tidak mahatahu).

Ada juga makanan yang dihindari dan tidak dihidangkan, misalnya bubur. Bubur tidak dihidangkan karena makanan ini melambangkan kemiskinan. Kedua belas hidangan itu lalu disusun di meja sembahyang yang bagian depannya digantungi dengan kain khusus yang biasanya bergambar naga berwarna merah. Pemilik rumah lalu berdoa memanggil para leluhurnya untuk menyantap hidangan yang disuguhkan. Di malam tahun baru orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di restoran. Setelah selesai makan malam mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa. Pada waktu ini disediakan camilan khas Imlek berupa kwaci, kacang, dan permen.

Penutup

Di dalam kekristenan, kita diajarkan untuk memiliki kerinduan akan Allah yang tulus. Tidak mengharapkan sesuatu dari Allah saja.

Misal: berdoa / dekat dengan Allah karena ada maunya.

Mau berkat-Nya, mau anugerah-Nya, minta Allah beri kesuksesan – kakayaan – kesehatan...

Kalau hubungan kita dengan Allah modelnya seperti ini, apa bedanya dengan orang lain yang memberikan sesuatu yang diyakini disukai oleh dewanya dan meminta kekayaan, nasib yang baik... à nyogok

Ilustrasi:

Minta pacarnya datang untuk bayarin biaya salon.. kalau itu sih, boro-boro, bukan karena rindu, tapi memang nyata-nyata minta sesuatu.

Beberapa hari kemudian putus. Entah karena apa. Tapi, kayaknya, mana ada cowo yang tahan dengan perlakukan seperti itu ya...

Mau pulang rumah karena kangen. Tidak minta dibelikan/dikasih sesuatu. Ketemu, ngobrol... sudah sangat senang. Arti kerinduan karena kasih yang sejati (bukan mengharapkan sesuatu). Dekat saja sudah sangat senang. Tidak minta lebih.

KU 1&2

25 Januari 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”