“Memberi Pengampunan”

Matius 18:21-35

M1 = Menerima FT

1. Bukalah hati saudara untuk menerima firman Tuhan ini, supaya saudara dapat membangun hati yang berbelas kasih kepada orang lain.


M2 = Merenungkan FT

1. Berdoalah minta Tuhan memberikan saudara kemampuan untuk dapat memberikan pengampunan bagi orang lain.

.................................................................................................................

2. Menurut penilaian saudara, bagaimana sikap hamba yang diberikan pengampunan oleh raja?

.................................................................................................................

Mengapa? (ay. 23-30)

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

3. Mengapa sih harus mengampuni orang bersalah? (ay. 35)

...............................................................................................................

...............................................................................................................

PENGAJARAN

Tiap orang pasti pernah disakiti. Baik itu secara fisik, baik juga secara mental, pasti tiap orang pernah mendapatkan pengalaman buruk soal perasaan. Akibatnya banyak yang terlukan, bahkan mendendam sakit hati. Tidak ada obat penyembuhnya, kecuali orang bersangkutan memberikan pengampunan pada oknum-oknum yang pernah berbuat salah padanya.

Pengampunan merupakan suatu persoalan yang tak mudah. Ya, jika tidak sudah pasti banyak orang dengan mudah memberi pengampunan kepada orang bersalah kepadanya. Namun, kenyataannya pun tidaklah demikian. Perikop yang barusan saudara baca, sekali lagi, mengajarkan tentang pengampunan. Pengampunan yang diberikan secara cuma-cuma dan tanpa ganti rugi memadai. Pengampunan yang sebagaimana digambarkan Yesus dalam ilustrasinya ini hendak menyatakan landasan pengampunan. Landasannya bukanlah soal berapa kali saudara mengampuni (ay. 21-22), berapa nilai yang setimpal untuk mengampuni, melainkan hanya oleh kasih. Hal ini terbukti ketika raja dalam perumpamaan tersebut “tergerak oleh belas kasihan” (ay. 27). Hanya oleh kasih saja pengampunan itu dapat diberikan. Permasalahannya sekarang banyak manusia tidak pernah menyadari kasih tersebut, sehingga mereka tidak dapat mengampuni orang lain yang juga berbuat salah kepada mereka (ay. 28-30). Krisis inilah melanda dunia sejak saat dulu.

Saudara, pengampunan dapat dengan mudahnya diberikan kepada orang yang bersalah kepada kita, jika kita menyadari pengampunan yang diberikan Tuhan kepada kita. Tanpa hal ini, sangat tidak mungkin kita dapat mengampuni orang lain. Ingat! Kesalahan yang saudara perbuat lebih besar dari perbuatan salah orang lain. Tidak ada alasan memadai bagi Tuhan untuk memberi pengampunan bagi saudara. Hanya oleh kasih anugerah Tuhan sajalah saudara beroleh pengampunan. Dan hanya oleh karena pengampunan dari Tuhan-lah saudara dapat memberi pengampunan kepada orang lain. Bukanlah suatu alasan jika menganggap kesalahan orang lain lebih besar daripada yang sudah dilakukan kepada saudara. Tuhan Yesus ingin kita memberikan pengampunan dengan penuh kasih. Artinya tentu saja dengan hati tulus, sungguh-sungguh, dan tidak dibuat-buat.

M3 = Melakukan FT

1. Coba tuliskan perkara-perkara apa dan siapa saja yang telah menyakiti atau berbuat salah kepada saudara, dan ampuni mereka dalam doa.

M4 = Membagikan FT

1. Sharingkanlah kepada rekan-rekan se-komsel pengalaman pergumulan dan kemenangan anda dalam mengampuni orang lain!

Ayat Hafalan =

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

– 1 Yohanes 3:18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”