"Merencanakan Masa Depan"

Kejadian 41:46-57

Merancang masa depan itu alkitabiah. Karena jika Anda tidak mempunyai rencana, maka bagaimana Anda bisa mengetahui kapan Anda sukses atau tidak? Tanpa peta jalan yang ditetapkan sebelumnya, bagaimana Anda akan tahu ke mana Anda pergi? Tanpa sasaran, bagaimana Anda bisa mengetahui apakah Anda menuju arah yang benar?

Yusuf menyampaikan pada orang Mesir agar bersiap-siap menghadapi datangnya masa kekurangan makanan. Selama tahun-tahun terjadinya kelimpahan, Yusuf dengan bijaksana dan hikmat dari ALLAH mengumpulkan kelebihan tersebut dan menyimpannya untuk digunakan kemudian. Ia adalah teladan besar untuk proses persiapan di muka. Persiapan yang dilakukan oleh orang Mesir telah melindungi kebutuhan mereka sepanjang tahun-tahun kekurangan.

Sewaktu sedang sehat, kita pun mempunyai peluang untuk bekerja dan hidup dengan kemampuan kita. Kita harus menyisihkan uang untuk membantu andaikata ada saat di mana terjadi kekeringan keuangan dalam hidup kita. Seperti Yusuf yang mengajarkan orang Mesir pada saat itu, yaitu bagaimana menjalani prinsip persiapan dan perencanaan di muka.

Seperti Yesus yang memberikan perumpamaan tentang kita harus tetap bersandar pada Allah, bukan pada hasil tabungan dan berpatokan pada rencana-rencana. seorang bendahara yang tidak jujur pada tuannya, namun ia cerdik dalam melakukan sesuatu untuk ‘menyelamatkan’ masa depannya dengan menghapuskan bunga yang harus dibayarkan orang-orang yang berhutang pada tuannya. Sehingga dengan hal itu, pasti ada seseorang yang telah dihapuskan bunga hutangnya itu kelak akan menolongnya juga jika ia tidak lagi bekerja pada tuannya (Lukas 16:1-8). Orang-orang yang berakal sehat, memandang jauh ke depan dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka mengelola uang agar bermanfaat baik pada saat ini maupun di masa depan. Kristus menganjurkan bahwa dalam melakukan perbuatan baik, maka kita harus memikirkan masa depan kita, secerdik bendahara yang tidak jujur itu dalam memikirkan masa depannya.

Dalam perumpamaan itu, Yesus meminta kita semua untuk bertindak cerdik juga. Karena bendahara seperti itu saja bisa melakukan hal yang cerdik untuk masa depannya. Seharusnya, kita sebagai anak-anak Allah juga bisa bertindak lebih cerdik daripada itu. Seperti Yusuf, kita yakin bahwa dia mampu mengatur segala ahan makanan di sebuah bangsa yang tidak kecil, seperti Mesir itu karena dia cerdik. Allah lah yang memberikan hikmat untuk Yusuf dapat mengelola semuanya itu.

Namun, dalam prinsip menabung dan merencanakan masa depan ini, tetap ada beberapa hal yang harus tetap ingat bahwa: Karena segala macam tabungan kita, semuanya itu adalah hal yang fana, bisa berubah, bisa hilang. Dan segala perencanaan yang telah kita buat, semuanya harus tetap kita kembalikan pada kehendak Allah.

Sharingkan:

  • Apakah sebagai orang Kristen kita HARUS merencanakan masa depan kita ? Mengapa demikian?
  • Selama bulan maret ini, apakah yang bisa saudara dapatkan melalui firman Tuhan di mimbar minggu dan komsel?

Komsel, Maret V - 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”