"The Beauty of Worship"

Matius 4:8-10
Pendahuluan – pengertian ‘Ibadah’
Ibadah berasal dr kata aboda (Ibr) proskuneo (Yun) yg berarti melenturkan tubuh sampai ke tanah.
Ibadah atau worship merupakan bagian dari hidup setiap orang yang mengaku beriman.
Yang dimaksud ibadah disini bukanlah sekedar satu hari berada di tempat ibadah.
Ibadah terkait dgn seluruh hidup yg mengabdi kpd Allah secara total tiap harinya dimanapun kita berada.
Ibadah Kristen berpusat total di kebaktian Minggu. Kalau Ibadah Minggu itu kita abaikan dan merasa cukup beribadah di rumah saja maka dapatlah dipastikan pelan namun pasti, kerohanian kita menjadi kering. Kebaktian Minggu merupakan inti dari ibadah.

Memuliakan & Menikmati
“Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak sorai!” Ibadah harusnya mendatangkan sukacita sejati atas kita. Bahkan dikatakan bahwa tujuan manusia dicipta adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa artinya menikmati?
Apakah kita boleh memakai semua bentuk gaya ke dalam ibadah?
Pertanyaannya adalah apa yang menyenangkan?
Kalau kenikmatan ibadah itu tergantung pd kita, maka bolehkah unsur musik hard rock metal dimasukkan dalam ibadah untuk menarik anak-anak muda?
Atau semua harus lagu hymn dan tidak boleh ada tepuk tangan?

Tujuan hidup kita & tujuan ibadah kita, yaitu memuliakan Dia dan menikmati Dia secara utuh.
Inti ibadah bukan sekedar kenikmatan atau sekedar sukacita sesaat belaka.
Inti dari ibadah adalah obyeknya. Saat kita datang beribadah, bukan kita yg mjd obyeknya, tapi Tuhan.
Kita harusnya datang dengan gemetar di hadapan-Nya.
Sebab kalau Dia berkenan, maka kita hidup; tapi kalau tidak, kita akan mati.
Jadi, kenikmatan bukan tergantung saya tapi ketika kita memuliakan Dia maka disana kita merasakan kenikmatan. Pertanyaannya adalah apakah Tuhan berkenan atas seluruh ibadah yang kita lakukan?

Memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan saling terkait erat. Adalah mustahil orang dapat menikmati ibadah tetapi tidak memuliakan Tuhan. Ibadah adalah meletakkan Allah yang merupakan obyek dari ibadah itu sendiri sebagai pusat dan kita berada di dalamnya memuliakan dan menikmati Dia. Sangatlah mengerikan, di dunia modern sekarang Tuhan tidak lagi sebagai obyek ibadah tapi dirilah yang menjadi obyek. Orang hanya berpikir untung dan rugi ketika datang beribadah.

Cobaan Terbesar: Menyenangkan Diri
Pencobaan iblis ketiga merupakan pencobaan yang paling dahsyat di antara semua pencobaan - iblis ingin supaya Tuhan Yesus berorientasi pada dunia dan seluruh kemegahannya. Semua akan diberikan pada-Nya asal Tuhan Yesus sujud menyembah iblis.

Manusia mana yang tidak tergoda kalau ditawari dunia dan seluruh kemegahannya namun manusia tidak menyadari dibalik tawaran manis yang menggiurkan itu justru yang membinasakan. Manusia sulit menyadarinya karena di satu sisi, tawaran tersebut sangat menggoda dan cocok dgn keinginan daging kita maka tidaklah heran kalau orang mudah terkecoh dan akhirnya masuk dlm jebakan iblis.
Berbeda halnya kalau tawaran tersebut bersifat negatif dan tidak sesuai dengan keinginan kita maka dengan mudah kita dapat langsung menolaknya. Namun kita harus lebih berhati-hati dan waspada kalau tawaran tersebut “sepertinya benar“ dan menguntungkan justru itu yang membinasakan.

Merupakan sifat manusia berdosa kalau manusia tdk suka dipimpin dlm kebenaran yg membawanya dalam pertumbuhan iman – manusia akan mencintai dirinya sendiri dan mjd hamba uang.

Manusia, di satu sisi tidak suka kalau dibohongi tapi di sisi lain orang menjadi marah kalau kita berkata jujur. Sebagai contoh, kalau kita berkata jujur tentang sesuatu mengenai dirinya yang menyangkut keburukannya maka dia akan menjadi marah.
Manusia pd hakekatnya tdk ingin kebenaran, mereka hny menginginkan sesuatu menyenangkan hati saja.

Siapa yang suka dibohongi? Kepercayaan itu mahal harganya.
Semua wanita pasti menuntut kejujuran dari: teman, sahabat, keluarga, pasangan...
Bersyukur punya tunangan yang sangat jujur (padahal menurut survey, dalam 1 hari lelaki bisa berbohong puluhan kali). Tapi kenyataan, malah sering sakit hati. Mending bohong aja dech...
Makanya ada yang bilang: wanita yang lebih suka dibohongi.

Dosa kalau sudah mencengkeram hidup manusia maka segala sesuatu menjadi gelap.
Jangankan dunia dan seluruh kemegahannya, demi uang 1 milyar saja orang sudah mau melakukan apa saja
Kalau kekayaan dan kemuliaan sudah mencengkeram manusia maka itulah titik awal kehancuran manusia. Secara logika seharusnya orang sudah tahu bahwa uang adalah akar dari segala kejahatan; banyak penjelasan dan realita dunia telah membuktikannya namun orang tidak peduli. Cara iblis menggoda manusia supaya jatuh dalam pencobaan sangat licik lalu bagaimana cara kita mengantisipasinya? Hanya dengan cara Tuhan, yaitu dengan Firman seperti yang dilakukan oleh Kristus, yaitu kita hrs kembali pada inti iman Kristen, yaitu kasihilah Tuhan Allahmu dgn segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dgn segenap akal budimu.

Tuhan Yesus melihat tawaran iblis ini sudah tidak dapat ditolerir lagi, itulah sebabnya Yesus langsung mengusir iblis, “Enyahlah, Iblis!” Beranikah kita berbuat demikian, yakni mengusir iblis ketika tawaran yang menggiurkan menghampiri kita? Hari ini kalau kita mendengar ada gereja yg mengusir setan, sesungguhnya bukan setan yg diusir tapi lebih tepatnya adalah gejala setan, sedang setan yg asli masih bercokol dlm gereja.

Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti (Mat. 4:10; Ul. 6:13) merupakan kunci bagi kita untuk melepaskan diri dari jeratan iblis. Perhatikan, dalam kalimat ini ada dua perintah, yaitu: menyembah dan berbakti.

I. Menyembah
Menyembah berasal dari bahasa Yunani, proskuneo berarti to worship.
Manusia harus mengabdi pada Tuan di atas segala tuan, Raja di atas segala raja.
Pros dari bahasa Yunani yang berarti “menuju“ atau “pergi ke“, jadi menyembah pada Tuhan Allah berarti manusia secara sadar, aktif datang pada Tuhan dengan sikap hormat.

Hati-hati, jangan menafsirkan kata aktif sama seperti pengertian dunia karena sikap aktif yang diajarkan dunia malah justru menghancurkan hidup.
Menurut konsep dunia, kita aktif kalau hal tersebut menguntungkan kita,
namun aktif datang pada Allah berarti kita yang berinisiatif datang pada-Nya, menundukkan diri dan taat pada pimpinan-Nya dan keaktifan ini yang tidak disukai manusia.
Kesombongan dalam diri manusia inilah yg membuat orang sukar utk tunduk dan taat pada perintah Allah.

Menyembah Allah berarti dengan sungguh hati kita datang pada Tuhan dan menyatakan diri bahwa kita mau takluk, tunduk dan taat pada-Nya. Sikap inilah yang tidak dapat dilakukan oleh iblis maka Alkitab mencatat iblis lalu meninggalkan Yesus krn iblis mempunyai karakter yg selalu ingin melawan dan memberontak pada Tuhan.

Di dunia, kita menjumpai 2 macam golongan manusia, yaitu:
I. orang yang hidup untuk menyenangkan dunia tapi mempunyai sikap hidup yang baik,
II. sebaliknya; kedua, orang yang hidup untuk menyenangkan hati Tuhan tapi hidupnya penuh dosa.

Di antara kedua golongan ini yang manakah Tuhan suka?
Memang, di antara kedua golongan di atas tidak ada satu golongan pun yang baik; yang paling baik dan idealnya adalah orang yang hidupnya seperti Henokh, hidup menyenangkan Tuhan dan mempunyai sikap hidup baik; di surga maupun di bumi baik.

Namun andai kita disuruh memilih di antara kedua golongan tersebut, golongan manakah yang kita pilih? Contoh dalam Alkitab, orang yang termasuk dalam golongan pertama adalah Esau dan Saul;
dan orang yang termasuk dalam golongan kedua adalah Yakub dan Daud tetapi kenapa Tuhan justru berkenan pada Yakub dan Daud yang mempunyai catatan hidup lebih buruk dari Esau dan Saul? Jawabnya karena Yakub dan Daud selalu mengutamakan Tuhan di setiap aspek hidupnya bahkan Daud mendapat pujian seperti Tuhan Yesus, saat Ia berkata pada Saul: “Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yg berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia mjd raja atas umat-Nya, krn engkau tidak mengikuti apa yg diperintahkan TUHAN kepadamu.” (1 Sam 13:14)
Anak muda dalam PB yang katanya “hidup saleh“, tetapi hartanya yang banyak itu justru menghalanginya untuk datang pada Tuhan, ia tidak sepenuhnya menjalankan seluruh hukum Taurat karena sesungguhnya ia hanya menjalankan sebagian dari hukum Taurat, yakni hukum yang ke 5 sampai ke 10.
Kalau kita tdk mengutamakan Tuhan maka sia-sialah semua hukum Taurat ke 5 - 10 yg kita jalankan.

II. Berbakti
Berbakti berasal dari bhs Yun, latreia, artinya (melayani / bekerja)  seluruh aspek hidup kita berada dalam 1 ikatan dengan oknum yang kita sembah.
Kalau kita tidak tahu siapa yang kita sembah maka kita tidak dapat beribadah dengan baik.
Itulah sebabnya ibadah dan penyembahan tidak dapat dipisahkan.
Kalau kita menyembah pada Allah yang sejati maka seluruh aspek hidup semuanya harus mengarah pada Allah yang kita sembah, apakah kita sudah menyenangkan hati Tuhan yang kita sembah?
2 hal yang tidak dapat dilakukan iblis adalah menyembah pada Allah dan menyenangkan hati Tuhan. Dengan segala macam cara, iblis selalu berusaha agar manusia menyembah dan menyenangkan dirinya saja, yaitu dengan jalan menuruti segala keinginan nafsu kita dengan demikian manusia jatuh ke dalam dosa. Sebaliknya, hal yang dibenci oleh Tuhan justru itulah yang menyenangkan hati iblis.

Iblis tahu kalau Yesus adalah Allah yang berkuasa atas seluruh alam semesta, Allah yang berdaulat namun iblis sengaja melawan Tuhan dengan tidak mau menyembah dan berbakti pada-Nya.
Kalau kita hanya menyembah dan tidak berbakti maka penyembahan kita tersebut hanya bersifat referensi saja. Casing-nya saja.
Hal itu yang membuat hidup manusia mudah tergoyahkan oleh bujuk rayu si iblis.
Kita dpt memperkecil kemungkinan jatuh dlm dosa kalau kita berbakti pada-Nya, di setiap aspek hidup, kita selalu mengaitkan tindakan, pikiran & tingkah laku kita pd 1 tujuan, yakni utk menyenangkan hati Tuhan.
Itulah arti berbakti. Berbakti bukan pada hari Minggu saja.
Kita akan mendapatkan sukacita sejati kalau kita mempunyai ibadah yang sejati, hidup menyenangkan hati Tuhan. Ibadah di hari Minggu, hari pertama menjadi dasar bagi kita melangkah menapaki hari-hari selanjutnya. Hati yg selalu berpaut pada Tuhan akan memperkecil kita utk jatuh dlm jebakan iblis. Hendaklah seluruh aspek hidup kita hny menyembah & menyenangkan hati Tuhan saja maka kita akan mendapatkan sukacita sejati.

Ibadah minggu: poros / pusat dari roda (menyembah)
Keseharian: jeruji (berbakti)

Alasan Menyembah (Mazmur 100:1-5)
Pemazmur membagi Mazmur 100 menjadi 2 bagian, dimana setiap bagian mempunyai isi yg sama, yakni masing-masing terdapat tiga ajakan dan tiga alasan, yaitu:
Bagian Pertama (1-3):
1. 3 ajakan: Bersorak-soraklah bagi Tuhan hai, seluruh bumi! (1), beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita (2a), datanglah ke hadapan-Nya dengan sukacita (2b);
2. 3 alasan: Dialah yg menjadikan kita, pny Dialah kita, umat-Nya, kawanan domba gembalaan-Nya (3).
Bagian Kedua (4-5):
1. 3 ajakan: Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya;
2. 3 alasan: Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun. Mazmur 100 membukakan pada kita keindahan ibadah.

Apa yg menjadi dasar kita beribadah dengan sorak sorai? Jawabannya karena Tuhan Allah itu sendiri. Hari ini banyak orang tidak memahami akan konsep datang beribadah dengan sorak sorai. Orang malah merasa tidak perlu untuk beribadah pada hari Minggu.
Orang tidak dapat melihat indahnya ibadah, bertemu dan memuliakan Tuhan di dalam ibadah;
orang menganggap ke gereja hanya kewajiban yang harus dijalankan oleh orang Kristen.
Celakanya, ada orang yg ke gereja krn alasan takut diinterograsi atau dibezuk oleh para pengurus gereja,
ada juga orang yang ke gereja karena untuk mendapatkan keuntungan.
Bagaimana kita dapat merasakan sukacita sejati kalau kita beribadah dengan alasan demikian?

Beberapa aspek yg membuat kita merasakan sukacita sejati saat datang beribadah pd Tuhan, yaitu:
I. ALASAN KEBERADAAN ALLAH (ONTOLOGIS)
1. Allah adalah Pencipta
Allah ygmenciptakan kita, mk betapa indah & nyamannya kalau kita kembali pd Sang Pencipta kita.
Celakanya, manusia telah kehilangan perasaan, tidak ada relasi dgn Tuhan Sang Pencipta.
Sadarlah kita adalah ciptaan yg bergantung mutlak pada Sang Pencipta. Betapa sukacita kalau kita bisa berada di rumah Tuhan. Sukacita itu bukan tergantung pada kita tetapi karena Tuhan itu sendiri.
Seperti halnya seorang yang lagi kasmaran maka bisa datang ke rumah dan bertemu dgn sang kekasih akan membawa sukacita tersendiri, orang tidak akan peduli hal yang lain karena ada relasi. Bayangkan, kalau kita datang ke rumah Tuhan tetapi ribut dengan diri sendiri tentu saja kita tdk akan merasa sukacita.
Sungguh merupakan suatu anugerah kalau kita dapat bertemu dengan Tuhan.
Pemahaman dan semangat seperti inilah yang harusnya muncul ketika kita datang beribadah kpd Tuhan.

2. Allah adalah Penebus
Manusia adalah ciptaan-Nya berarti manusia milik kepunyaan-Nya, namun manusia telah jatuh ke dalam dosa sehingga kita tidak lagi jadi milik kepunyaan Tuhan tetapi kita jadi milik iblis.
Kristus datang dari sorga mulia, mati dan menggantikan kita manusia berdosa sehingga hubungan manusia yang terputus dipulihkan kembali sehingga sekarang, kita menjadi milik Tuhan kembali.
Hal inilah yang seharusnya menjadikan kita bersukacita karena kita yang binasa, kini diselamatkan kembali dan kita bisa dimungkinkan kembali datang dan berada dalam rumah-Nya.
# Lagu: Aku Anak Raja, Engkau Anak Raja...  Alah kita Raja yang kaya, maka kita anak-Nya pun harus menjadi kaya, sehat, segala keinginan terpenuhi.
Dalam Alkitab tidak pernah diungkapkan kata “Anak Raja”. Yang ada: “Anak Allah / Anak Bapa”.
Hubungan yang ada adalah antara anak dan Bapa.
Jika Allah dinyatakan sebagai Raja, maka kita adalah hamba-Nya; karena kita telah ditebus, siapakah kita?

3. Allah adalah Pemelihara
Baca: Mzm 100:3
Betapa indah Firman-Nya, Dia tidak hny hanya mencipta dan menebus tetapi Dia jg memelihara hidup kita.
Tuhan adalah gembala yang agung yang menuntun hidup kita ke padang yang berumput hijau, Dia membawa kita ke air yang tenang. Dia memelihara sehingga hidup kita menjadi tenang dan merasakan kenikmatan berada dalam pelukan-Nya.
Hari ini begitu banyak orang yang ketakutan, kuatir berlebihan; mereka takut mati.
 caleg stres, sampai masuk RSJ dan bunuh diri
Hal ini disebabkan karena mereka tidak punya Tuhan, mereka tidak pernah tahu kalau ada Tuhan yang memelihara dan betapa indah hidup berada dalam pemeliharaan-Nya. Sejauh kita taat pada Sang Gembala maka Dia tidak akan membiarkan kita tersesat ataupun celaka. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita? Tidak ada! Kristus Yesus adalah Gembala yang baik. Hal inilah yang harusnya menjadikan kita merasa sukacita.

Hari ini, ibadah tidak lagi disandarkan pada penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan tapi orang memakai semangat emosi. Kalau ibadah itu hanya untuk memuaskan keinginan kita maka kita tidak akan pernah merasakan sukacita sejati. Banyak gereja yang melakukan segala cara untuk menyenangkan jemaat tapi semua itu hanyalah sukacita semu. Tuhan Allah sebagai pencipta, penebus dan pemelihara maka ketiga hal ini menjadi dasar yang hakiki, keberadaan Allah ini tidak dapat diganggu gugat untuk kita bersukacita dalam ibadah. Namun kalau hanya karena ketiga hal ini maka lama kelamaan kita akan mjd bosan, tapi ada alasan lain yg membuat kita bersukacita dlm ibadah:

II. ALASAN PRAKTIS
1. Allah itu Baik
Karakter baik itu barulah bernilai kalau direlasikan dengan suatu obyek. Demikian pula halnya dengan karakter yang lain seperti: kasih, setia, adil dan lain-lain. Tuhan itu baik itu merupakan karakter asli Allah. Banyak hal kita tidak mengerti akan kebaikan Allah khususnya ketika kita berada dalam kesulitan dan penderitaan maka orang akan bertanya dimanakah kebaikan Tuhan? Marilah kita renungkan dalam kehidupan kita sehari-hari bahwasanya Tuhan itu baik atas kita tetapi orang seringkali menganggap remeh hal-hal yang kelihatan kecil dan sepele  contoh: makanan, kesehatan, keluarga, perhatian dari orang lain...

2. Allah itu Kasih Setia
Tuhan itu baik dan kasih setia-Nya sangatlah luar biasa. Kalau hanya baik tapi tidak setia maka itu sama dengan bohong. Kasih setia-Nya kekal, tidak berubah; Dia tetap baik meski kita berulang kali menyakiti Dia. Kasih setia-Nya terus memimpin langkah hidup kita, kasih setia-Nya terus mengampuni, kasih setia-Nya senantiasa memelihara hidup kita. Tuhan juga tidak menuntut balas apapun dari kita atas kebaikan yang Dia berikan. Berbeda halnya dengan iblis, ketika dia memberi maka ia pasti akan menuntut suatu balasan. Adalah konsep yang salah bahwa dosaku banyak maka aku tidak ke gereja. Salah! Tidak datang beribadah justru akan membuat kita makin tersesat. Tuhan ingin kita semakin dekat pada-Nya kasih setia-Nya terus mengampuni kita. Hal ini menjadikan kita bersukacita dalam ibadah.

Penutup
Baca: Mzm 100:3-5
Pertanyaannya ketika kita datang ke dalam Rumah Tuhan hal apa yang kita lakukan?
Marilah kita evaluasi ibadah kita, ketika kita datang ke hadapan Tuhan, apa yang kita bawa di hadapan-Nya?
Ataukah kita hanya datang sekedar rutinitas belaka?
Setiap ibadah melihat unsur pencipta – ciptaan, pemilik - yang dimiliki, pemelihara - yg dipelihara.
Ibadah itu menjadikan iman kita diperkaya, makin lama makin berakar kuat.
Kehidupan ibadah akan mempengaruhi seluruh hidup kita.
Kiranya Firman Tuhan ini menyadarkan kita kembali akan indahnya ibadah dengan demikian kita merasakan sukacita dan menikmati Dia ketika kita berada dalam rumah Tuhan. Amin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”