Ibadah Yang Membangkitkan Inspirasi

Mazmur 92:1-16
Pendahuluan:

Tema kotbah hari ini: Ibadah yang membangkitkan inspirasi. Minggu lalu Ev. Aprilia sudah menjelaskan secara panjang lebar apa arti dari ibadah atau penyembahan itu. Bahkan selama satu bulan ini kita sudah banyak belajar atau mendengar firman Tuhan yang berhubungan dengan ibadah. Apa yang dimaksud dengan ibadah yang membangkitkan inspirasi. Sekali lagi kita sudah dijelaskan tentang arti ibadah itu minggu lalu. Sekarang saya mengajak kita melihat apa arti dari inspirasi itu sendiri.

Kamus besar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa inspirasi itu sama dengan ilham. Ilham artinya petunjuk dari Tuhan yang timbul di hati. Arti yang lain adalah sesuatu yang menggerakkan hati untuk menciptakan atau membuat sesuatu. Petunjuk biasanya datang dari penglihatan. Arti ini agak berbeda dengan Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Ewald dan Cremer mencoba memperlihatkan bahwa kata sifat itu mengandung arti aktif. Dan Barth setuju rupanya setuju bahwa kata itu bukan hanya berarti ”diberikan, dipenuhi dan diperintah oleh Roh Allah, tetapi juga aktif menghembuskan dan menyebarkan keluar serta memperkenalkan Roh Allah. Secara aktif, kata benda itu menyatakan karya Allah yang ”menembus keluar” sehingga menghasilkan sesuatu, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Beberapa tahun yang lalu, waktu kami pulang ke Malang, kami diajak makan oleh sepasang suami istri yang kenal baik dengan Pak Samgar. Si bapak ini adalah salah satu pengurus SKKK Malang. Ketika sedang bercakap-cakap, si bapak ini bercerita bahwa dia baru pulang dari Manado. Kemudian dia menceritakan kesan2 nya tentang kota Manado. Kesannya hampir sama dengan sebagian orang yang pernah ke Manado. ”Luar biasa”, baru kali itu saya berkunjung ke kota di Indonesia, dari Bandara menuju ke kota, di kiri maupun kanan jalan berjejer gereja. Hampir tidak ditemukan adanya mesjid. Dia mengatakan bahwa pemandangan seperti ini belum pernah dia temukan di kota-kota lain di Indonesia yang pernah ia kunjungi.

Bapak ini menceritakan dgn tersenyum. Tapi, dia kemudian menceritakan kesan yg dia dapatkan, yg bertolak belakang dengan apa yang dia lihat. Beberapa hari setelah dia berada di kota Manado (kalo tidak salah, saat itu menjelang/sesudah Natal), dia mendapati di pagi hari banyak org yg tidur di pinggir jalan/toko2/rumah2 org. Dalam hati saya berkata, apa di Manado sekarang banyak pengemis? Setahu saya di Manado, hampir tdk pernah melihat ada pengemis yg meminta2 di pinggir jalan, apalagi sampai tiduran di jalanan. ’Pengamen aja ’gak ada, apalagi pengemis”.

Kemudian si bapak itu melanjutkan pembicaraannya. Ternyata itu adalah orang-orang yang habis natalan, mabuk-mabukan, teler, pulang ke rumah tidak dibukain pintu, akhirnya jalan dan emperan toko jadi tempat tidur mereka.

Sungguh memprihatinkan. Di tempat yang kelihatannya/dianggap orang sebagai tempat yg banyak anak2 Tuhan, justru orang menemukan pemandangan seperti itu. (Tapi, tunggu dulu!! Kita jangan cepat2 men’judge’ atau menghakimi orang Manado. Bukan krn saya org Manado, bukan karena saya tidak mau menerima kenyataan, maka saya mau membela diri). Ternyata ini tidak terjadi di kota Manado saja.

Suatu kali Pdt. Eka Darmaputera bercakap-cakap dengan seorang A.S yang sudah agal lama tinggal di Indonesia. Karena bahan pembicaraan sudah habis, Pdt. Eka bertanya keapda orang AS ini tentang bagaimana kesannya mengenai kehidupan gereja-gereja di Indonesia. Di dalam hati Pdt. Eka sebenarnya sudah dapat menduga apa yang akan dijawabnya.

Ia berkata, bahwa gereja-gereja di Indonesia itu hebat. Kebaktian-kebaktian hari Minggu penuh. Gedung-gedung gereja baru muncul di mana-mana bagaikan jamur di musim penghujan. Tetapi, katanya....... Nah, tetapinya ini yang menarik. Rupa-rupanya memang ada perbedaan yang besar antara sikap orang Kristen yang pergi ke gereja di Amerika dan Indonesia. Di Amerika, kalo orang pada suatu ketika tidak merasa berminat untuk pergi kebaktian, ya mereka tidak akan pergi. Tanpa merasa bersalah, malu dsb. Tetapi sekali mereka memutuskan untuk pergi ke kebaktian, maka mereka akan sungguh2-atau paling sedikit berusaha untuk sungguh2 beribadah.

Pdt. Eka kemudian bertanya: “kalo di Indonesia?” Di Indonesia rupanya agak lain, kata orang AS. Beberapa kali dia mengikuti ibadah, di depan ada pemuda-pemudi yang kerjanya hanya terus berbisik-bisik dan terkikik-kikik dari awal sampai akhir. Lalu dia memperhatikan ke sekeliling. Sebagian besar diam. Nampaknya amat memperhatikan. Tapi, katanya dari sinar mata mereka, dia tahu bahwa pikiran mereka sedang menerawang ke mana-mana. Bahkan ada orang-orang tertentu yg begitu kotbah baru berjalan 2 menit, sudah jatuh tertidurdan terbangun setelah Amin. Memang ada banyak orang datang ke kebaktian, tapi tidak banyak yang sungguh-sungguh beribadah. Bahkan ada yang ingin cepat-cepat selesai danpulang. Benar atau tidak jawaban orang Amerika ini, biar kita sendiri yang menilainya.

Apakah ibadah yang membangkitkan inspirasi itu? Mazmur 92:1-16

1. Di Dalamnya Ada Ucapan Syukur (1-5)
Mazmur ini berjudul “Nyanyian untuk hari Sabat”. Mazmur ini ditulis oleh seorang yang memiliki apresiasi yang mendalam mengenai apa arti sebenarnya dari menyembah Allah. Akibatnya, ia dapat membagikan pengalamannya itu di dalam sebuah puisi yang sangat indah, yang di dalamnya ia telah membuka hatinya kepada Tuhan dan memberikan contoh tentang hidup yang memuji dan menyembah Tuhan.

Mazmur ini diawali dgn ajakan untuk menyanyikan ucapan syukur kpd Tuhan. Mari kita ingat selalu bahwa Bersyukur dan beribadah kepada Allah bukan hanya sekedar sesuatu yg diterima Allah sbg hal yg baik, ttp itu merupakan kegiatan manusia yang paling menyenangkan hati Allah (band. Maz.147:1). Sebagaimana kita manusia senang jika orang/anak kita berterima kasih untuk apa yang kita berikan kepadanya, demikian Tuhan juga senang menerima ucapan syukur dari anak-anak-Nya.

Mungkin banyak orang berpikir dan mengatakan: “Itu (kita)semua sudah tahu!! Mengapa kotbahnya selalu isinya seperti itu? Benar! Berapa banyak orang yang mengerti dengan sungguh-sungguh arti mengucap syukur itu? Terlalu banyak orang yang memahami arti mengucap syukur kalau mereka berada dalam keadaan yang lancar. Banyak orang yang mengerti untuk mengucap syukur kalau masalah yang dihadapi biasa-biasa saja, dan masih bisa mereka lewati dalam beberapa waktu saja.

Tetapi, berapa banyak orang yg kemudian mengatakan:”tidak dapat memahami Tuhan, di mana Tuhan, kecewa dgn Tuhan, tatkala masalah dapat menghimpit mereka bertubi-tubi & sepertinya tidak ada hadis2 nya? Apalagi, saat masalah itu datang mereka sdg giat-giatnya mengikuti Tuhan, atau sdg giat-giatnya melayani Tuhan?? Masih adakah ucapan syukur itu keluar dari mulut mereka? Jangankan mengucap syukur, berdoa untuk memohon lagi spy Tuhan memberikan kekuatan dan jalan keluar untuk masalah yg dihadapi mereka sudah tidak mampu. Pertanyaannya: Apakah mengucap syukur itu hanya milik orang-orang yg tidak mempunyai masalah?? Apakah mengucap syukur hanya dapat kita lakukan pada saat kita sedang berbahagia? Bukankah Firman Tuhan mengatakan dalam 1 Tesalonika 5:18: “Mengucap syukurlah dalamsegala hal”. Itu berarti dalam keadaan baik ataupun tidak baik kita harus selalu mengucap syukur kepada Tuhan. Apa bedanya kita orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dengan orang yang tidak percaya, jika kita hanya bersyukur kepada Tuhan pada waktu keadaan kita baik, lancar, happy, dll. Bukankah orang yang tidak percaya percaya juga berbuat hal yang sama?

Ibadah yang membangkitkan inspirasi adalah ketika kita dalam keadaan kurang baik bahkan tidak baik sama sekali tetapi kita mampu untuk mengucap syukur, kita masih mampu menyanyi dengan hati kita, masih bisa berdoa dan baca Alkitab, masih bisa ke gereja dan menikmati persekutuan dgn Tuhan. Itu semua akan membangkitkan inspirasi bagi diri kita sendiri dan orang lain. Sesama saudara seiman , bahkan orang-orang yang belum percaya akan melihat Kristus dalam diri kita. Keadaan seperti ini akan membangkitkan semangat dan inspirasi bagi orang lain untuk bangkit juga dari kehidupan mereka. Mungkin ada orang yang hidupnya serba berkecukupan tetapi selalu tidak merasakan kebahagian akan melihat dan membandingkan dirinya dengan kita. “Kenapa hidupnya pas-pasan, kenapa koq dia bisa dipenuhi dengan sukacita padahal dia sakit-sakitan, dll? Sedangkan saya.... ah.. saya harus bisa seperti dia.

(ilustrasi: Saya dibelikan sepeda motor sebagai hadiah HUT pernikahan oleh suami. Sebenarnya saya takut. Berani-beraniin, tapi takut lagi. Hanya semangat “Kenapa dia bisa, saya nggak bisa, yang membangkitkan semangat saya untuk mencoba. Apalagi hari Jumat kemarin pa Samgar ajak Adriel, dia langsung bisa. Itu tambah memacu saya.

Mengucap syukur adalah hal yg paling menyenangkan Allah yg dapat kita lakukan. Pemazmur mengatakan: Tuhan itu baik. Kalau kita masih tidur di malam hari dan bangun di pagi hari itu semata2 adalah karena kasih setia Tuhan kpd kita. Berapa banyak orang yg tidur di malam hari tetapi tidak pernah bangun di pagi hari? Jgn smp kita kehilangan kesempatan untuk mengucap syukur kepada Tuhan, hanya karena masalah dan pergumulan mampir dlm hidup kita. Ingat, bukankah Tuhan Yesus berkata bahwa barangsiapa yg mau mengikut Dia harus memikul salib? Itu artinya bahwa pergumulan dan masalah akan selalu menjadi bagian dari hidup kita orang percaya. Tetapi kita akan tetap menjadi berkat ketika kita mampu mengucap syukur kpd Tuhan.

2. Di Saat Kita Mampu Menceritakan Kebaikan Tuhan (6-12)
Di beberapa gereja, pembritaan atau kotbah merupakan unsur yang pokok di dalam sebuah ibadah. Hal ini mengakibatkan orang merasa tidak penting untuk datang awal dalam setiap kebaktian. Lebih ekstrim lagi, karena menganggap seperti itu, ada orang yang berpikir bahwa hanya pendeta atau hamba Tuhan yang bertugas/pantas untuk menceritakan tentang kebaikan Tuhan melalui kotbah.

Akan tetapi mazmur ini ingin menunjukkan bahwa ada arti yang lebih dari itu. Pemazmur melihat bahwa di dalam penyembahan ada peluang untuk ”memberitakan kasih setia Tuhan. Dan ia melihat pada masa tuapun (yg sudah terlalu lemah untuk memberitakan kasih Tuhan melalui kotbah) mereka masih ”berbuah, menjadi gemuk dan segar” dan masih dapat memberitakan bahwa ”Tuhan itu benar, Ia gunung batukudan tidak ada kecurangan pada-Nya (ay. 15-16).
Satu expresi indah dicetuskan dalam mazmur ini melalui kalimat:’ Betapa besar pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya Tuhan, dan sangat dalam rancangan-rancangan-Mu (6). Memberitakan semua yang Allah kerjakan tampaknya memberikan kepada pemazmur suatu perasaan baru akan hak istimewa dari penyembahan dan secara naluri ia mengucapkan kata-kata yang penuh dengan ketakjuban dan kekaguman.

Rasa takjub dan kekaguman yang dialami pemazmur bukan hanya terjadi pada saat dia melihat dan mengalami Bahwa segala sesuatu diberikan Tuhan dengan begitu baik. Penulis Mazmur 92 tahu apa artinya menghadapi kesulitan dan musuh-musuh yang mengelilingi dia. Apa yang memberikan kepadanya kestabilan ketika menyaksikan orang-orang jahat yang semakin hari semakin makmur ialah pengetahuannya bahwa Allah adalah Hakim mereka. Pengenalan ini membuatnya mengetahui bahwa kuasa Allah akan dapat mengalahkan semua musuh-Nya sehingga ia sadar bahwa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan dari mereka.

Pelajaran yang sama juga diberikan oleh Asaf dalam Mazmur 73. Ia memberitahukan kepada kita bahwa ia hampir saja meninggalkan imannya karena melihat kemakmuran dan kelancaran orang-orang fasik. Akan tetapi ketika ia masuk ke dalam Bait Allah, melalui pujian dan penyembahan, pembacaan Firman dan kotbah, ia mulai ”mengerti kesudahan mereka” (Maz.73:17). Dia sadar bahwa cara pandangnya begitu terbatas oleh ruang dan waktu. Akan tetapi di dalam hadirat Allah yang kekal, dan di dalam kesadaran akan kemuliaan-nya, asaf melihat hidupnya sendiri dan hidup dari dunia ini dari sudut pandang yang berbeda.

Begitu pula dalam Mazmur 92 ini. Di hadapan para lawannya, si pemazmur menemukan kestabilan yang baru dalam hidupnya. Dia mendapat kekuatan dari Allah (ay.11); dia melihat rancangan-rancangan Allah yang tidak dapat dimengerti oleh orang-orang bodoh (6-8); dia belajar untuk menghargai berkat Allah yang tidak pernah berubah di dalam pengalaman anak-anak-Nya, bahkan sampai usia mereka senja. Bagaimana ia dapat memahami itu semua? Bagaimana mereka dapat mengerti bahwa Allah sungguh-sungguh setia dan mengasihi mereka pada saat mereka menyaksikan orang jahat hidupnya begitu makmur dan bertambah banyak? Pemahaman dan pengertian itu mereka dapatkan karena mereka ditanam di dalam Bait Allah (ay.14). Ketika kita sungguh-sungguh menjalankan ibadah kita dengan benar, melakukan firman Tuhan dengan benar, maka kita akan mendapat inspirasi yang benar tentang Allah. Dan bukan itu saja, akan ada banyak orang di sekeliling kita juga yang mendapat berkat.

Pemazmur, ketika dia menyadari siapa Allah yang sesungguhnya, dengan penuh keyakinan dan keberanian dia menceritakan, dia memberitakan kepada orang banyak Tuhan itu benar, Ia gunung batu dan tidak pernah berbuat curang terhadap orang yang mengasihi Dia.

Bagaimana dengan ibadah kita? Apakah ibadah yang kita lakukan dalam hidup kita sudah membangkitkan inspirasi bagi diri kita sendiri dan orang lain yang ada di sekitar kita? Ketika kita sungguh-sungguh mau menyembah Tuhan dengan segenap hati kita, menyerahkan sungguh-sungguh hidup kita kepada Tuhan, kita akan diberkati dan menajdi berkat sampai pada masa tua kita. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”