“Kebangkitan Yang Menginspirasikan”

1 Korintus 15:50-58

M1 = Menerima FT
1. Berdoalah agar kebangkitan Yesus menjadi inspirasi yang selalu menghidupi persekutuan / ibadah saudara dengan Tuhan Yesus.

M2 = Merenungkan FT
1. Mengapa dalam persekutuan Tuhan diperlukan hati ? (50)
...............................................................................................................
...............................................................................................................
2. Dalam persekutuan dengan Tuhan, apakah yang harus dikenakan oleh umat-Nya? (53-54) bandingkan dengan ay. 40-45.
...............................................................................................................
...............................................................................................................
3. Apakah manfaat dari kebangkitan Yesus? (57-58)
...............................................................................................................
...............................................................................................................

PENGAJARAN
Beribadah adalah sebuah wujud persekutuan, wujud komunikasi dua arah antara Allah dan manusia. Ibadah tak hanya berhenti dalam penggertian disitu saja, tetapi yang lebih dahsyat adanya suatu ajakan dari Allah yang kudus untuk ‘bertatap-muka’, bercakap-cakap, bersekutu dengan manusia yang cemar, yang tak layak menatap kepada-Nya. Ini suatu anugerah yang menakjubkan. Semua itu dimungkinkan hanya oleh karena pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib untuk setiap manusia yang berdosa. Pengorbanan itulah yang kemudian di’analogi’kan dengan terbelahnya ruang mahakudus dan kudus, yang berarti setiap manusia yang mau percaya atas pengorbanan-Nya dilayakkan menghadap-Nya dengan tubuh rohani. Pembatasan Allah yang Mahakudus dengan manusia yang cemar tak ada lagi, pintu pengampunan lebih terbuka lebar untuk siapa pun, tak hanya untuk orang-orang Israel belaka. Puji Tuhan.

Itu artinya, dalam kehidupan ibadah setiap anak-anak Tuhan seharusnya tak lagi menggunakan ‘tubuh jasmani’, dalam arti kehidupan yang masih menggunakan seluruh si ’aku’, yaitu kehebatanku, keinginanku, dsb. Sebab jika masih seperti itu, maka ibadah itu tak menghasilkan apa-apa bagi diri mereka dan bagi Kerajaan Allah (ay.50). Oleh sebab itu rasul menganjurkan bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan Allah, diperlukan dengan hati yang baru, tubuh yang baru, yaitu tubuh kebangkitan.

Pengertian tubuh yang baru adalah sebuah kehidupan yang selalu mengutamakan Kristus, kehidupan yang peka akan suara Roh Kudus, kehidupan yang selalu berjuang untuk hidup dalam kehendak Kristus. Itu artinya kehidupan atau tubuh baru (bandingkan 2 Kor 4:1-4), berarti suatu kehidupan yang tak otomatis dapat kita miliki ketika percaya Yesus, ketika dalam seseorang mengalami kelahiran baru di dalam darah-Nya, tetapi ini sebuah kehidupan yang terus berjuang dan tekun dalam perjalanan bersama-Nya.
Jadi rasul Paulus menasehati biarlah kebangkitan Kristus menginspirasikan suatu ibadah yang lebih bersemangat, suatu ibadah yang lebih indah, suatu ibadah yang tak sekedar untuk menyenangkan kedagingan diriku tetapi suatu ibadah yang disertai pemahaman yang sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan. Bila setiap anak-anak Tuhan ketika datang beribadah (baik di Gereja atau pun di rumah) sungguh ibadah yang dijalani menjadi ibadah yang dijalani oleh saudara menjadi ibadah yang memberkati dan semua itu tak akan sia-sia belaka (ay.58). Amin !

M3 = Melakukan FT
1. Mulailah mengubah sikap ibadah dengan cara baru, sikap yang baru dan hati yang baru kepada Allah yang saudara sembah selama ini.

M4 = Membagikan FT
1. Bagikanlah berkat pengalaman ibadah saudara dengan keluarga kepada Allah ketika dilakukan dengan hati yang baru.

“Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua:
“Tidak hanya kepada Tuhan saja kami akan Beribadah.”
Yosua 24:21


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”