"Keindahan Sebuah Penyembahan"

Ungkapan pemazmur dalam Mazmur 50 dalam ayat pembuka sangat mengesankan karena diawali dengan suatu pengakuan: ‘Yang Mahakuasa, Tuhan Allah...” dimaksudkan untuk melahirkan ketenangan yang khusuk dan ketakziman yang layak dalam penyembahannya kepada-Nya. Bagian ini menunjukkan ketiada-artian dari umat manusia, yang tiada memiliki sesuatu, tiada memiliki kekuasaan. Namun dalam kepenuhan keilahian-Nya ia mengadakan perjanjian dengan Umat-Nya (banding Yosua 22:22).

Penyembahan hanya merupakan salah satu unsur yang paling utama dalam sebuah ibadah dari umat Allah, baik penyembahan yang dilakukan ketika saudara berada dalam rumah Tuhan, berada dalam ibadah keluarga, berada dalam pekerjaan rutinmu atau pun dimana pun saudara berada. Kalau demikian, maka kapan pun dan dimana pun keberadaan setiap anak Tuhan selalu dituntut untuk memiliki hati penyembahan. Itu berarti dalam penyembahan seharusnya berisi suatu sikap akan adanya kebutuhan akan Allah, adanya sikap penundukkan atau ketaatan kepada seluruh kebenaran firman Tuhan, ada sikap ketergantungan diri akan Allah yang telah menciptakan-Nya.

Nah.... Dalam kondisi yang seperti itu, maka ibadah yang dijalani anak-anak Tuhan dalam setiap waktu, apabila tiada disertai pengucapan syukur, tiada keterbukaan dari kehidupan yang saudara jalani, atau tanpa terisi oleh kebenaran firman Tuhan yang menuntun hidup saudara, dan hanya ‘dinampakkan’ di dalam rumah Tuhan belaka, maka ibadah atau penyembahan itu menjadi sia-sia dan tak berdampak apa pun dalam hidup rohani dan masa depan saudara.

Indah atau tidak indahnya sebuah penyembahan bukan hanya tergantung dari undangan Allah (lihat Mazmur 50:1-5), tetapi juga dibutuhkan peran serta dari dari setiap umat Tuhan. Itu berarti setiap saudara dituntut untuk menikmati keindahan sebuah ibadah bersama dengan-Nya. Dan keindahan itu ditentukan oleh gaya penyembahan hati setiap saudara dan saya kepada-Nya. Penyembahan yang disertai dengan keterbukaan, artinya suatu keadaan yang jujur tentang diriku kepada-Nya. Jadi jangan ada sesuatu yang menjadi penghalang dalam seluruh penyembahanmu kepada-Nya agar berkat-berkat-Nya yang mau dicurahkan pun tak terhalangi juga. Tuhan memberkati.

Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”