“Belajar Dari Jemaat Laodikia”

Wahyu 3:14-22
M1 = Menerima FT
1. Berdoalah agar kehidupan dari jemaat Laodikia menjadi peringatan akan hidup persekutuan saudara dengan sesama dan dengan Tuhan.

M2 = Merenungkan FT
1. Apakah yang diketahui Allah tentang kondisi jemaat ini? (15)
.....................................................................................
2. Apakah akibat dari kondisi di atas? (16)
.....................................................................................
3. Mengapa bisa terjadi demikian? (17)
.....................................................................................
.....................................................................................
4. Mengapa Tuhan menegor mereka? (19)
.....................................................................................
.....................................................................................
5. Apakah janji bagi mereka yang ‘menang’? (21)
.....................................................................................
.....................................................................................

PENGAJARAN
Kota Laodika terletak di tepi sungai dan terdapat dalam persimpangan tiga jalan besar yang bisa ke seluruh kota Asia Kecil. Oleh sebab itu, kota ini menjadi pusat perdagangan dan administratif. Kota ini juga adalah pusat perbankan dan sangat kaya. Meskipun hidup dalam kondisi yang seperti ini, jemaat Laodika dapat dikategorikan sebagai jemaat setia karena mereka hidup dalam kekudusan. Jemaat ini tidak melakukan dosa penyembahan berhala atau pun mendapat serangan ajaran sesat dan serangan secara fisik.
Akan tetapi, Tuhan Allah tetap menegur dan menasihatkan mereka melalui Yohanes. Mengapa? Ternyata segala kelebihan dari jemaat ini telah membawa mereka kepada suatu kondisi yang tidak sehat. Yohanes mencatat teguran yang sangat keras dari Tuhan Allah atas jemaat ini karena suatu kesalahan ‘kecil’ yang mereka lakukan yaitu merasa puas terhadap diri sendiri. Mereka merasa bahwa kekayaan yang mereka dapatkan saat itu adalah karena usaha mereka sendiri. Keadaan ini membuat persekutuan/hubungan mereka dengan Tuhan mengalami kemunduran. Mereka merasa Tuhan tidak terlalu berperan dalam hidup mereka. Akibatnya, mereka ditegur dengan sangat keras, karena kondisi mereka yang sesungguhnya tidak panas atau tidak dingin (15-16) artinya kehidupan rohani mereka itu tidak ada kemajuan sama sekali. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang merasa selalu ‘baik-baik’ saja. Dan orang yang merasa ‘baik-baik saja’ ini sesungguhnya tidak mudah untuk diubahkan. Mereka merasa tak ada yang salah dan perlu untuk diperbaiki. Karena merasa tidak ada yang salah dan perlu diperbaiki mereka menganggap tidak perlu sama sekali memiliki persekutuan yang intim dengan Kristus. Persekutuan yang selama ini mereka jalankan hanya rutinitas belaka.
Kesalahan ‘kecil’ itu ternyata berdampak sangat besar, yaitu mereka akan dimuntahkan. Dari ketujuh jemaat yang disinggung, hanya jemaat inilah yang dinamai “jemaat yang menyedihkan”. Tetapi, keadaan yang menjijikkan dari orang-orang Laodikia tidak menghilangkan kasih Kristus kepada mereka. Yesus Kristus menawarkan perdamaian kepada mereka jika mereka mau bertobat.
Bagaimana dengan saudara? Apakah selama ini saudara merasa hebat, lebih baik/rohani dari orang lain? Renungkan dan bertobatlah, jangan sampai saudara seperti jemaat Laodikia yang siap dimuntahkan.

M3 = Melakukan FT
1. Langkah konkrit apakah yang akan saudara lakukan untuk mengintrospeksi diri saudara setiap hari?.
.....................................................................................

M4 = Membagikan FT
1. Bagikanlah pengalaman yang saudara alami baik secara sadar atau tidak saat saudara merasa lebih rohani dari orang lain sehingga saudara menjadi orang yang sok rohani.

“Hendaklah engkau setia sampai mati,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”" Wahyu 2:10b

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”