“Menembus Batas Sosial”

Yohanes 8:1-11
M1 = Menerima FT
1. Siapkan hati saudara untuk dapat menerima kebenaran Firman Tuhan yang menuntut anda melewati batasan sosial manusia.

M2 = Merenungkan FT
1. Permasalahan apa yang dihadapi oleh Tuhan Yesus? Siapakah wanita yang dibawa orang farisi dan ahli taurat ke hadapan Yesus? (1-2)
.....................................................................................
.....................................................................................
2. Apa hukuman bagi seseorang yang berstatus hina (seperti pelacur) menurut tradisi Yahudi? (4-5)
.....................................................................................
.....................................................................................
3. Bagaimana sikap Tuhan Yesus menghadapi masalah tersebut? (7-8)
.....................................................................................
.....................................................................................
4. Bagaimana hasilnya bagi perempuan berdosa itu? (ay. 10-11) penyakit dan kepercayaan Naaman kepada Allahnya bangsa Israel? (14-15)
.....................................................................................
.....................................................................................

PENGAJARAN

Status sosial merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Betapa tidak! Tanpa adanya sebuah status sosial, seseorang tidak akan mendapat pengakuan masyarakat dimana ia tinggal. Entah dia bersuami atau masih lajang, entah dia adalah anak atau bukan, semuanya ditentukan oleh status sosial seseorang. Jika didapati status sosial seseorang tidak jelas, misalnya seorang wanita yang masih lajang tetapi hidup berdua dengan seorang laki-laki, akan menjadi desas-desus kabar yang amat tidak enak didengar tentunya.
Peristiwa yang tidak jauh berbeda didapati dalam cerita perikop yang barusan dibaca. Tuhan Yesus diperhadapkan dengan wanita yang tertangkap basah berbuat zinah (ay. 2). Sederhananya ada seorang wanita pelacur yang siap untuk dirajam seturut tradisi Yahudi saat itu (ay. 5). Namun, orang-orang Farisi dan ahli Taurat tersebut yang membawa wanita ke hadapan Tuhan Yesus mempunyai motivasi jahat yaitu hendak mencobai Tuhan Yesus. Lalu apa yang dilakukan Tuhan Yesus. Ia hanya terdiam serta membungkuk menulis dengan jarinya di tanah serta berkata,”Barangsiapa di antara kami tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (ay. 7).
Suatu tindakan yang benar-benar bijak dimana Ia tidak terhasut untuk menghakimi wanita berdosa itu. Sebaliknya Tuhan Yesus malah menantang para penghakim massal itu agar membuktikan diri sebagai orang yang tak berdosa. Hasilnya pun Tuhan Yesus bukan saja mengalahkan kesombongan sosial orang-orang Farisi dan para ahli taurat, tetapi juga memulihkan status sosial wanita berdosa (ay. 10-11). Ada pemulihan status sosial yang terjadi pada peristiwa ini.
Firman Tuhan saat ini hendak berbicara bagi tiap saudara untuk dapat melayani orang-orang tanpa memandang status mereka. Tuhan ingin kita melayani tiap orang yang berbeda status, entah dia miskin atau kaya, entah dia cacat atau tidak. Gereja pada akhir jaman ini harus bergerak melewati batas-batas sosial. Tentu saja hal tersebut tidak akan dapat terjadi jika saudara tidak mau ikut ambil bagian. Maukah anda?

M3 = Melakukan FT
1. Buatlah perencanaan pribadi saudara untuk melakukan pelayanan sosial (kunjungan ke penjara, ke panti asuhan, dsb) sebagai realisasi Firman Tuhan hari ini
..........................................................................................................................................................................

M4 = Membagikan FT
1. Ajaklah rekan-rekan saudara untuk dapat melayani saudara-saudara berstatus minor di kalangan masyarakat (para anak yatim piatu, gelandangan, narapidana, dsb).

“Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi
tidak ada Allah kecuali di Israel. !” 2 Raja-raja 5:15b

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”