Pengaruh Seorang Pelayan

Filipi 4:8-9

Pendahuluan

Dunia ini adalah dunia yang keras, penuh kesulitan, dan kekejaman. Penyerangan, pemberontakan, persaingan keras dan balas dendam ada di mana-mana. Bahkan dengan berjalannya waktu, hal-hal seperti itu justru meningkat dengan pesat. Sungguh suatu hal yang memprihatinkan. Sebagai orang-orang pilihan Allah, kita tentu tahu bagaimana seharusnya kita mampu memberi kontibusi positif di tengah dunia yang seperti ini. Yesus sendiri mengatakan agar kita menjadi seperti garam dan terang di dunia ini. Orang Kristen harus menjadi manusia yang dibutuhkan oleh setiap orang. Kalau tidak lagi ada beda antara Kristen dan dunia ini, Kristen menjadi tak berguna, akan dilecehkan, diacuhkan, atau disingkirkan. Kehadiran Kristen di tengah dunia adalah juga kehadiran Kristus. Wajarlah bila dimana pun Kristen berada, seharusnya lingkungan sekitarnya merasakan dampaknya. Dampak itu harus terpancar baik melalui pewartaan Injil maupun melalui sikap hidup dan perbuatan baik kita. Bersaksi dan berbuat baik adalah sarana untuk membahagiakan sesama kita.

Namun, bagi kita yang khususnya tinggal di Indonesia, sebagai minoritas, apakah kita mampu mempengaruhi dunia yang besar ini? Selain itu, kita juga tahu bahwa dunia yang tidak megenal Tuhan ini juga tidak suka dengan kebenaran, termasuk kita yang membawa kebenaran pada mereka. Banyak sekali kekuatiran seperti ini justru melemahkan kita sebelum mulai melakukan sesuatu. Sehingga banyak orang Kristen yang memutuskan untuk diam. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang Kristen yang pola hidupnya tak sesuai dengan panggilan hidupnya sebagai surat Kristus yang dibaca banyak orang. Banyak orang Kristen yang memakai Kekristenannya hanya sebagai topeng saja. Buktinya, antara perkataan dan perbuatan tidak selaras. Sering ada orang yang mendorong orang Kristen lainnya untuk berbuat baik, tetapi dia sendiri tidak pernah melakukannya.

John Keats, seorang penyair Inggris berkata: "Sesuatu tidak akan pernah menjadi nyata sebelum sesuatu itu menjadi pengalaman ... Bahkan sebuah peribahasa bukanlah peribahasa bagi Anda sebelum kehidupan Anda mengilustrasikannya." Dari pernyataan itu, sederhananya dapat dikatakan jangan harapkan orang lain melakukan kehendak Allah sebelum kita sendiri melakukannya. Jangan bermimpi anak kita menjadi baik, sebelum kita sendiri memberi contoh melalui hidup kita sendiri. Jangan berkhayal anak kita tidak "brengsek" sebelum kita sendiri memberi contoh Kristen yang berkenan kepada Allah. Bukankah ini merupakan salah satu ketidak jujuran seseorang terhadap Tuhan dan dirinya sendiri?

Sikap yang tidak konsisten ini menjadi penghalang bagi anak-anak Tuhan untuk memiliki karakter Kristen sejati. Karakter Kristen sejati tidak datang dengan spontan tetapi harus diawali dengan sikap hidup yang konsekuen. Mengapa banyak anak Tuhan tidak konsisten dalam hidupnya? Yaitu karena kurangnya persekutuan dengan Allah. Persekutuan yang baik dengan Allah menentukan karakter Kristen yang manis. Kalau seseorang berteman dengan seorang penjahat, maka kemungkinan besar orang itu akan menjadi penjahat. Mengapa demikian? Karena yang bersangkutan bersekutu - berteman dengan penjahat.

Karena itu, jujur terhadap Allah adalah suatu panggilan yang sangat keras, suara bagi orang-orang Kristen untuk memulihkan Kekristenan dalam kehidupan pribadi mereka, dan dengan demikian mereka akan dapat mempengaruhi dunia. Seperti yang ada dalam Filipi 4:8, “Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji.” Pikirkan dan lakukanlah itu sebagai karakter Kristen yang mempengaruhi dunia.

Sharingkan:

1. Hal apa saja yang secara nyata saudara lihat di masyarakat sekitar saudara, yang merupakan hal yang tidak menyukakan Allah, namun saudara bisa berbuat sesuatu untuk memberikan pengaruh?

2. Pengaruh apa yang telah saudara lihat dari peran saudara di lingkungan sekitar?

Komsel, Agustus ke-5, 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”