“Ayub Dan Anak-anaknya”

Ayub 1:1-5

M1 = Menerima FT

1. Mohonlah kepada Tuhan supaya diberikan kekuatan dan kesetiaan untuk selalu mendoakan dan menyerahkan seluruh anggota keluarga saudara kepada Tuhan.

M2 = Merenungkan FT

1. Sebutkan beberapa karakteristik yang menjelaskan siapa diri Ayub yang sesungguhnya! (1)

.....................................................................................

2. Sebutkan apa saja yang dimiliki Ayub sehingga disebut sebagai orang yang terkaya dari semua orang di daerahnya! (2-3)

.....................................................................................

3. Apakah yang biasa dilakukan anak-anak lelaki Ayub? (4)

.....................................................................................

4. Apakah yang senantiasa dilakukan Ayub terhadap anak-anaknya? (5)

.....................................................................................

.....................................................................................

PENGAJARAN

Perikop ini memperlihatkan karakteristik diri Ayub sebagai seorang yang saleh dan benar di hadapan Tuhan. Saleh bukan berarti sempurna tanpa dosa (band. pengakuan Ayub akan dosa-dosanya; mis. 7:20; 13:26; 14:16, dst.), tetapi mengacu kepada kejujuran atau integritas, dan kesetiaan pada perjanjian (lih. Kej.17:1-2). Dalam kekayaan, Ayub masih bisa tetap hidup dalam kebenaran dan takut akan Allah serta menjaga kehidupan kerohanian keluarganya. Inilaha kesimbangan yang menakjubkan dan nyata terjadi, bukan sekedar dongeng atau isapan jempol dan kemustahilan. Spurgeon berkata mengenai Ayub, 'Kita tidak percaya akan ketakberdosaan seseorang, tetapi adalah melegakan bila kita dipastikan akan ketulusan hati seseorang'.

Terdapat keselarasan antara yang diakui dengan perilaku hidupnya, sangat bertentangan dengan kemunafikan yang dituduhkan kepadanya oleh Iblis dan rekan-rekannya. Ini hasil komitmen yang sungguh-sungguh kepada Tuhannya dalam seluruh aspek kehidupannya. Dengan kesadarannya akan kebaikan Allah, Ayub dengan setia melaksanakan tugasnya sebagai imam dalam keluarganya. Ia tidak sekadar melaksanakan tugas itu secara lahiriah sebab Ayub mengetahui bahwa akar dan kuasa dosa ada di dalam hati manusia begitu kuat (band. Ps. 31); dan sebagai orang yang bukan sekadar moralis, Ayub mengetahui bahwa tidak ada pengampunan dosa tanpa penumpangan darah korban.

Kematangan moralnya diterangkan oleh rasa hormatnya yang mendalam kepada kasih Allah. Kedalaman kerohaniannya terlihat dalam cerita tentang kesalehan kehidupan rumah tangganya. Gairah dalam bidang rohani secara pribadi, ia tularkan juga dalam kehidupan rohani keluarganya. Korban-korban persembahannya yang teratur, dilakukan guna menjamin pengampunan seandainya anak-anaknya telah berdosa terhadap Allah. Kerohanian Ayub bukanlah hanya secara luar belaka atau dipermukaan belaka. Ia sangat sadar kebutuhan pemeliharaan Allah dan kasih-Nya (band. Mzm.51:12).

Melihat kehidupan Ayub yang menjadi imam bagi keluarganya, kiranya dapat mendorong setiap saudara untuk dimotivasi dalam peneladanan hidup Ayub dalam keluarga saudara. Ayub adalah seorang yang mempersembahkan seluruh hidupnya dan seisi keluarganya kepada Tuhan! Bagaimana dengan hidup rohani saudara, adakah kegairahan itu menulari dalam kerohanian seluruh anggota keluargamu?

M3 = Melakukan FT

1. Lakukanlah saat ini juga secara teratur persekutuan doa dalam keluarga Anda (family altar), sebagai suatu respon saudara untuk mempersembahkan seisi keluarga Anda kepada Tuhan.

.....................................................................................

M4 = Membagikan FT

1. Bagikanlah kebenaran ini kepada keluarga saudara untuk mengajak mereka mulai melakukannya pada hari ini dan tidak menunda-nunda.

“Tetapi aku dan seisi rumahku,

kami akan beribadah kepada TUHAN!". Yosua 24:15b

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”