Mempercayai Allah Dalam Segala Hal

Mazmur 12:1-9

Pendahuluan:

Jika saudara membaca buku Chicken Soup for the Unsinkable Soul sdr akan menemukan di cover belakang buku itu dituliskan kalimat ini:

Setiap org pasti akan menghadapi rintangan dlm hidupnya- terkadang ada yg seperti batu sandungan yg hanya membuat kita terhuyung beberapa saat; namun terkadang adapula yg seperti awan badai hitam yg mengerikan, sehingga orang yg paling berani sekalipun menjadi gentar dibuatnya. Cara kita mengatasi semua rintangan ini menentukan jalan hidup kita; entah kita akan hidup dgn ketakutan dan amarah serta kesedihan yg panjang ; atau dengan sikap pasrah dan ceria.

Bagaimana cara kita mengatasi semua rintangan itu?? ( Mazmur 12:1-9)

Pagi hari ini sangat ingin mengajak kita melihat dan belajar dari seorang tokoh Alkitab yang begitu luar biasa. Seorang yang pernah diragukan kemampuannya karena memliki bentuk tubuh yang kecil, tapi mampu mengalahkan raksasa, seorang yang pernah mengalahkan musuh bukan hanya beribu-ribu tetapi berlaksa-laksa, seorang raja yang baik dan rendah hati, begitu terkenal dan memiliki segala-galanya, dipuji-puji orang banyak. Namun, hal itu tidak menjamin bahwa hidupnya lancar-lancar saja, bebas dari angin badai. Angin badai apa yang pernah dialami oleh seorang raja yang bernama Daud, dan bagaimana cara dia mengatasi angin badai itu?

1. Orang Benar Ditindas Oleh Orang-orang Fasik

Ayat 2 memberitahukan kepada kita pergumulan yg dialami Daud pada saat itu. Dia berseru kepada Tuhan karena dia melihat orang-orang saleh, orang-orang yang setia kepada Tuhan telah habis lenyap. Sebenarnya kata-kata ”habis dan lenyap” agak kurang tepat krn di ay.6 ditulis: terjadi penindasan kepada orang2 lemah dan miskin (kemungkinan besar di antara orang2 lemah dan miskin itu msh ada orang2 benar). Jadi kata ’habis’ di sini berarti tinggal sedikit.

Orang2 saleh tinggal sedikit karena mereka dibunuh, ditindas / karena mereka terseret oleh arus dunia & tersesat oleh ajaran2 sesat yg timbul pada saat itu. Apapun penyebabnya, yg jelas saat itu orang-orang saleh tinggal sedikit dan itu dianggap oleh Daud sebagai situasi atau keadaan yang gawat dan sulit.

Hal semacam ini tidak hanya terjadi pada zaman Alkitab, tetapi pada zaman sekarangpun kita dapat melihat dan merasakan hal yang sama. Orang yg benar seringkali malah tidak berkutik alias tidak dapat berbuat apa2, sementara org yg jahat, yg bersalah justru tenang2 saja alias merasa tidak bersalah.

Ilustrasi:

Suatu kali saya dengan Pa’ Sam pulang naik motor ikut jln cibaduyut. Lalu lintas pada waktu itu cukup padat. Tiba2 mobil di depan kami (sedan peugeot biru) berhenti mendadak. Dengan segera Pa’ Sam mengerem motor , hingga saya hampir jatuh. Pengemudi mobil di depan agak kurang senang sambil melihat2 bagian belakang mobilnya. Kemudian kami melewati mobil itu, sambil Pa’ Sam memberi kode bahwa tidak terjadi apa2. Kami berjalan terus. Ternyata di belakang kami mobil yang tadi sedang berusaha mengejar. (Dapat dibayangkan berapa kecepatannya, karena dalam keadaan yg cukup padat, dia bisa mengejar kami. Kemudian dia menyalip kami di depan dan menyuruh kami berhenti.

Ketika kami berhenti, dari dlm mobil itu keluar seorang gadis berpakaian seragam putih, rok abu2 panjang dan menatap kami dengan sinis sambil melihat mobil bagian belakangnya. Kata bapak: ”Lihat aja, ga ada apa2 kan? Dengan sinis si gadis SMA itu berkata: ”Lain kali jaga jarak dong! Lihat2 ada mobil di depan! Mendengar hal itu dengan spontan saya bertanya: ”Situ kenapa mobilnya berhenti mendadak?” Dia lalu menjawab dengan cepat: ”Soalnya angkot di depan saya berhenti mendadak! Saya balas menjawab: ”kenapa kamu juga nggak jaga jarak juga?” Dengan malu2 si anak SMA itu menjawab: ”O iya ya...lalu segera pergi tanpa meminta maaf. Mobilnya langsung pergi dengan cepatnya.

Itu hanya salah satu peristiwa kecil yang saya alami. Tetapi itu sudah menunjukkan bagaimana kadang2 orang-orang yang bersalah terkadang merasa dirinya tidak bersalah dan berusaha menyalahkan orang yang benar. Sedangkan orang2 yang benar tidak bisa berbuat apa2 bahkan cenderung dipersalahkan.

Saudara, saat ini bangsa kita sedang mengalami krisis akan kebenaran. Kalo kita mengikuti berita saat ini, akan sangat membingungkan kita khususnya kita sebagai rakyat kecil. Sekarang orang-orang lg berdemo di FB menolak untuk membayar pajak. Buat apa membayar pajak, kalo uang pajak itu tidak dipergunakan untuk kepentingan orang banyak tetapi justru dibawa kabur oleh mereka yang seharusnya mengelola pajak itu?

Saya masih ingat dulu, pembantu saya pernah bercerita bahwa pamannya dan beberapa orang temannya dimasukkan penjara gara-gara mengambil kayu di kebun milik pemerintah. Padahal saat itu mereka dalam keadaan yang sangat sulit, tidak punya makanan karena di desa mereka terjadi musibah. Dan karena pemrintah terlalu lama memberikan bantuan, akhirnya mereka mengambil kayu2 itu. Gara2 itu makanya si Frangky Sahilatua menciptakan lagu: ”Aku heran2....yg salah dibenarkan...

Inilah yg dialami & dirasakan oleh raja Daud. Dia melihat kebenaran sdh diputarbalikkan. Orang2 yg benar ditindas oleh orang2 yg tidak benar.

2. Apa Yang dilakukan Oleh Daud?

a. tetap berdoa

Ayat yang kedua berkata: daud berdoa minta pertolongan Tuhan. Dalam keadaan yang gawat, byk org meninggalkan Tuhan. Atau sperti paman pembantu saya, malah melakukan hal yg tdk benar.

Jika sdr melihat, bahwa orang benar makin sedikit, orang jahat makin banyak, orang jahat makin dipuji, orang jahat makin bertambah kaya, dsb, maka sebenarnya itu adalah saat dimana kita harus berdoa!!!

Ktk melihat & mengalami itu semua, Daud tdk meragukan kemahakuasaan Allah di dlm hidupnya. Pada waktu Daud berdoa, ia yakin Allah sanggup menghancurkan segala kejahatan (ay. 4, biarlah Tuhan mengerat sgala bibir yg manis, dst...) Ia sadar, bhw menghadapi dusta, fitnah, kemunafikan, dsb, ia tidak akan mampu berbuat apa2. Tapi ia yakin & percaya, Allah yg dia sembah sanggup menghancurkannya. Bgm dgn kita, apakah kita masih terus berdoa kpd Tuhan, meskipun kita belum melihat & mengalami jwbn Tuhan atas doa2 kita?

b. Tetap mendengar Firman Tuhan

Dalam ay.6 Tuhan berbicara dan Daud mendengar. Ayat ini memberikan penghiburan bahwa:

- Tuhan melihat penindasan terhadap orang yang lemah

- Tuhan mendengar keluhan / doa orang-orang yang tertindas dan miskin

- Tuhan akan bangkit dan memberikan keselamata.

Kalo kita membaca bagian ini dari awal sampai akhir, kita akan melihat sepertinya Tuhan terlambat memberi pertolongan. Karena orang-saleh sudah tinggal sedikit. Tetapi Firman Tuhan di sini jelas meskipun dalam rencana Tuhan sepertinya Dia menunda2 waktu, tetapi pada waktunya, Tuhan pasti bertindak.

Jelas bahwa FT ini memberikan penghiburan yang sangat diperlukan dalam menghadapi keadaan yang sulit. Karena itu, dalam keadaan yang sulit, kita perlu sekali mendengar FT. Supaya kita jangan menjadi sasaran empuk iblis. Adakah saudara tetap rajin membaca FT, beribadah kepda Tuhan pada saat sdr sedang dalam masalah??

c. Daud Percaya Pada FT

Bukan karena istri Pdt. Samgar / krn dipaksa, maka saya ikut2an mempromosikan buku. Ttp buku ”Ketika Tuhan tdk dpt Dimengerti” ini sangat bagus. Ada satu kiah nyata yg bercerita:

Suatu kali seorang anak muda ditelepon oleh ibunya, yg begitu cemas. Ibunya mengatakan bahwa Ayahnya mengalami luka besar di tangan kanannya. Anak itu segera pulang. Dan ternyata setelah diobati dan diamati beberapa waktu lamanya, mereka baru sadar bahwa luka ayahnya itu tidak sembuh2. Akhirnya mereka membawa ayahnya ke dokter. Hasil pemeriksaan ayahnya ternyata mengidap Karsinoma, squamous cell – sejenis kanker kulit yg dpt disembuhkan pada tahap dini, tetapi berbahaya jika tidak diobati. Ayahnya baru berumur 46 tahun. Dokternya agak kuatir juga. Akhirnya ayahnya harus diradiasi selama 6 minggu. Mereka begitu takut kalau2 tangan ayahnya harus diamputasi, krn ayahnya seorg pelukis. Mereka mulai berdoa.

Ketegangan mulai memuncak ketika 4 minggu setelah radiasi lukanya masih tetap sama dan mereka mendapatkan laporan medis yang mengecilkan hati. Dokter yang menangani ayahnya mulai memikirkan langkah selanjutnya jika 6 minggu masa radiasi berlalu dan tidak terjadi perubahan. Mereka berdoa lebih sungguh2 lagi. Kebaktian singkat diadakan 2 hari sebelum akhir minggu kelima. Persis 2 hari kemudian, luka ayahnya sembuh dan tidak pernah kembali lagi.

Satu kesaksian lagi ditulis oleh anak muda ini yang ia alami dalam hidupnya. Dia ingat suatu kejadian ketika ayahnya memberikan seluruh gajinya kepada seorang pdt yang anak2nya membutuhkan sepatu dan pakaian hangat. Hati ayahnya mudah tersentuh oleh siapapun yang mengalami masalah keuangan. Mereka kehabisan uang beberapa hari kemudian. Pada saat itupun mereka langsung berlutut. Dia masih ingat ayahnya berdoa seperti ini: ”Sekarang Tuhan, Engkau berkatajika kami mau menghormati Engkau pada saat kami senang, maka engkau akan setia kepd kami pada saat kami membutuhkan. Dan seperti Engkau tahu, kami memerlukan sedikit bantuan untuk bisa bertahan.

Kalimat selanjutnya ditulis seperti ini: ”Saya katakan keapda anda dengan jujur bahwa selembar cek senilai $ 1.200 datang lewat pos sehari sesudah kami berdoa. Iman saya bertumbuh dengan cepat sekali selama tahun2 pertumbuhan itu, karena saya melihat Allah memebrika respons terhadap keluarga yang bergantung kepada Dia.

Mudah bagi kita utk percaya kepd FT pd waktu hidup kita enak, lancar, doa qta dijawab o/ Tuhan. Pertanyaannya: bgm bila hidup kita tdk enak, tdk lancar & doa2 kita tdk dijawab o/ Tuhan??

Kisah nyata pertama yg ditulis dalam buku ini berjudul: Ketika Tuhan tidak dapat dimengerti. Chuck Frye adalah seorang pemuda cerdas berusia 17 tahun (kisah ini ditulis oleh dosennya) Setelah lulus dengan peringkat tertinggi di slta, ia melanjutkan ke perguruan tinggidan terus unggul dalam pelajarannya. Setelah meraih SarMud, ia mendaftarkan diri di fakultas kedokteran University of Southern California. Persaingannya sangat ketat. Dari 6000 pelamar, hanya 106 mahasiswa yang diterima setiap tahun. Dan Chuck adalah salah satu mahasiswa yg diterima.

Ketika dia mulai kuliah semester pertama, pikiran Chuck mulai tidak tenang. Ternyata dia pernah merasakan panggilan Allah dalam hidupnya. Ia mulai merasa bahwa ia harus melepaskan bidang kedokteran dengan teknologi yg canggih untuk melayani Tuhan. Keputusan itu akhirnya menjadi rencana yg pasti utk masa depannya. Namun, menjelang akhir kuliah tahun pertama, Chuck merasa kurang sehat. Ia mulai mengalami keletihan yg aneh terus menerus. Ia membuat perjanjian untuk melakukan pemeriksaan di bulan Mei, dan ia mendapati hasil diagnosa bahwa ia menderita leukimia akut. 6 bulan kemudian, yaitu pada bulan November, ia meninggal.

Bagaimana dengan hati ortunya? Bgm juga dengan hati istrinya, krn ternyata pd tahun pertama kuliahnya Chuck sudah bertunangan dan 6 minggu setelah pertunangan itu diketahui bahwa Chuck menderita leukimia dan tunangannya tetap memilih utk menikah pd bulan Juli. Istrinya juga seorang dokter, yg setelah lulus melayani sebagai misionaris medis di Swaziland, AfSel.

Bgm dgn kita?? Tema kotbah pd hari ini: Mempercayai Allah dlm Segala Hal. Adakah saudara sungguh2 percaya bhw Allah yg sdr percaya di dlm Yesus Kristus adalah Allah yg dpt dipercaya dlm segala hal? Allah yg sdr percaya hari ini, adalah Allah yg masih mampu membuat mujizat sperti yg pernah Dia lakukan ribuan thn yang lalu? Apakah sdr tetap yakin & percaya bahwa Dia adalah Allah yg hidup & mengasihi sdr meskipun sdr belum menerima jawaban atas doa2 sdr & masih bergumul dgn masalah, penderitaan dan penyakit sampai hari ini?

Apakah saudara akan berkata seperti Daud berkata (ayat 7,8): janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau Tuhan yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”