“Work And Leisure”

Mazmur 127:1-5

M1 = Menerima FT

1. Berdoalah agar saudara bisa menikmati waktu bekerja namun juga bisa belajar menikmati masa-masa istirahat.

M2 = Merenungkan FT

1. Hal apakah yang ditekankan dalam bagian ini? (1)

...............................................................................................

2. Apakah yang dikejar manusia dari pagi hingga malam? (2a)

...............................................................................................

3. Bilamana Allah memberkati anak-anak-Nya? (2b)

...............................................................................................

4. Manakah yang lebih penting: bekerja tiada henti atau membina hubungan dan membekali anak-anak mereka? (1-2, 3-5) ...............................................................................................

...............................................................................................

PENGAJARAN

Hampir perusahaan-perusahaan besar mulai memperhatikan arti hari ‘istirahat’ bagi para pekerjanya setelah bekerja dari pagi hingga malam hari, hal ini juga sudah dilakukan oleh pemerintah dengan meliburkan pegawainya untuk tidak bekerja di hari Sabtu. Ini diputuskan agar mereka tidak mengalami kejenuhan atau stagnasi (kemandegan) karena dijejali kesibukan dari pagi hari hingga malam hari bahkan hingga menjelang tengah malam baru mereka tiba di rumah mereka. Dan hampir tak memiliki waktu sama sekali untuk melakukan akftifitas di luar urusan kerja. Seolah tugas demi tugas tiada berakhir dan memang tak akan mungkin berakhir.

Tak sedikit orang berpinsip dan masih bersikeras bahwa rahasia kesuksesan bisnis adalah bekerja keras hingga harus mengorbankan apapun – termasuk istirahat cukup untuk memulihkan kesegaran fisik dan emosi. Bekerja itu baik dan diperlukan serta diperintahkan oleh Tuhan bekerja sebaik mungkin. Bekerja adalah salah satu cara mengelola kemampuan, talenta dan karunia yang diberikan Tuhan bagi anak-anak Tuhan. Namun, bekerja secara berlebihan tidak hanya akan menurunkan produktivitas tetapi juga dapat membawa dampak negatif (lihat kasus dari nabi Elia dalam 1 Raja 19:1-8).

Mazmur ini tidak menjanjikan kesuksesan bagi yang malas atau tiada menganjurkan kelambanan; ia bukannya mengagungkan kelambanan (nyantai aja) atau mengejek usaha berkelebihan. Tidak sama sekali. Pemazmur ingin mengatakan bahwa manusia seringkali kuatir akan: (1) kenyamanan dan keamanan pribadi (ay.1-2a), (2) keturunan sebagai penerus warisan (ay.3-4), (3) kebanggaan apa yang dicapainya (ay.5).

Pemazmur hendak memasukkan kebenaran bahwa sesungguhnya anugerah atau berkat adalah anugerah Tuhan (ay.1) dan itu diberikan bukan dalam suasana hingar bingar ketika mereka bekerja tetapi pada waktu mereka sedang istirahat (ay.2b). Artinya dalam masa istirahat acapkali memberikan banyak keuntungan bagi dirinya tak hanya dari sisi emosi atau fisik tetapi juga dari sisi rohani. Pemazmur juga mengajarkan bahwa relasi dengan anggota keluarga sangat diperlukan untuk membekali mereka sehingga secara fisik, emosi dan rohani mereka disiapkan menghadapi tantangan zaman ini (ay.3) agar mereka tak dipermalukan di kemudian hari (ay.5). Tak sedikit orang yang sukses dalam bisnisnya, tapi anggota keluarganya amburadul.

Biarlah setiap saudara memaksimalkan waktu bekerja dan juga memanfaatkan dengan benar waktu istirahat sehingga berkat fisik dan rohani terus mengalir dalam kehidupan keluarga saudara.

M3 = Melakukan FT

1. Lakukanlah langkah praktis agar saudara semakin bisa mengatur waktu bekerja dan istirahat dengan baik dan benar.

.....................................................................................

M4 = Membagikan FT

1. Bagikanlah kesulitan dalam menyeimbangkan dua hal itu dan bagikanlah berkat yang dirasakan ketika melakukan keseimbangan itu.

”Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya." Pengkhotbah 3:22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”