Bahan KOMSEL: Menjadi Seperti Anak

(Matius 18:1-4)

Pendahuluan

Perikop ini diawali dengan pernyataan Yesus dalam Matius 17:22-23 tentang pembunuhan yang akan dilakukan kepada Yesus. Apakah hubungan dari 2 perikop itu (Matius 17:22-23 dan 18:1-4)? Hubungan itu adalah:

· yang pertama: Sebelum Yesus mengajar untuk mengerjakan sesuatu yang Dia sendiri sudah melakukannya. Artinya sebelum mengajari orang lain untuk memikul salib dan menderita bahkan siap mati, Ia memberikan teladan kepada setiap kita. Kehancuran diri-Nya menjadi KEBESARAN diri-Nya. Oleh sebab itu, tidak heran jika dunia mencari kebesaran dengan kekuasaan, dan itulah yang diinginkan oleh murid-Nya (18:1).

· Kedua, kebesaran seseorang yaitu ketika ia menjadi seperti anak kecil. Kerendahan hati diawali dengan sebuah pertobatan (arti hurufiah: Berpaling). Bertobat atau berpaling dari apa? Berpaling cara pikir dunia atau mengubah segenap cara berpikir kita yang selalu dikuasai ragi dunia dan membutuhkan anugerah Allah untuk mengubah diri kita. Jadi disini dibutuhkan kerelaan untuk diubahkan dan anugerah Allah untuk kembali menenun saudara seperti tujuan penciptaan-Nya atas diri kita. Dengan demikian maka kerajaan Allah atau kesuksesan atau kebesaran itu menjadi miliknya.

Diskusikan: Bagaimana ukuran kesuksesan menurut saudara? Dan bagaimana ukuran kesuksesan menurut Tuhan Yesus?

Oleh sebab itu, ‘Menjadi Seperti Anak’ berarti:

1. Tidak menjadi siapa-siapa. Tidak ada seorang pun anak yang begitu ‘jaim’ atau mementingkan statusnya. Seorang anak kecil biasanya bukanlah orang penting di dunia ini. Mereka tidak punya dan tidak memasalahkan kedudukan, harga diri, dan hak. Namun seringkali orangtua yang mencemari dengan menaruh agenda pribadi dalam hidup mereka dengan keharusan meraih sesuatu agar menjadi penting.

2. Memiliki kejujuran dan keterbukaan. Watak seorang anak kecil itu sederhana. Kesederhanaan watak adalah poin yang sangat penting juga di dalam Perjanjian Baru. Ada dua kata dalam bahasa Yunani yang biasanya di dalam Perjanjian Baru berbahasa Inggris diterjemahkan dengan kata 'sincere (tulus)' atau 'pure (murni)', dan kata yang diterjemahkan itu sebenarnya bermakna 'tidak rumit (uncomplicated = tidak rumit, tidak berbelit-belit). Marilah, dalam rangka menjadi anak-anak, kita belajar untuk tidak sekadar hidup tanpa status, akan tetapi juga tidak berbelit-belit dalam kepribadian kita.

3. Bergantung kepada orang tua. Seorang anak bergantung sepenuhnya kepada orang tuanya. Sama halnya dengan itu, seorang Kristen memiliki Kristus sebagai Majikannya. Seorang anak juga bergantung sepenuhnya secara keuangan. Seorang anak bergantung sepenuhnya, dalam arti dia boleh mempercayakan kepada Allah akan segenap kebutuhan rohani dan jasmaninya. Dengan demikian, jika Anda adalah seorang anak Allah, dan Anda tidak punya uang, seperti Yesus dan Petrus, Anda bisa percayakan kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan Anda. Dan hal ini sudah saya lakukan berkali-kali, sudah sangat sering saya mengalami penyediaan dari Allah yang sangat ajaib, bukan hanya dalam peristiwa ikan yang berenang ke arah kami, akan tetapi dalam banyak kesempatan sebelum itu.

Jadi menjadi seperti anak bukan berarti kekanak-kanakan tetapi memiliki sifat-sifat anak seperti diatas, walau pun masih banyak cirri seorang anak.

Diskusikan: apakah sumber dari permasalahan yang seringkali terjadi dalam relasi kita satu dengan yang lain ? Bagaimana seharusnya bersikap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”