“Dasar Kesaksian: Kerinduan”

Markus 5:18-20

M1 = Menerima FT

1. Berdoalah agar Roh Kudus memberikan kerinduan kepada saudara untuk bersaksi kepada orang-orang yang belum mengenal kasih Kristus, karena itulah kerinduan hati-Nya.

M2 = Merenungkan FT

1. Apakah permintaan orang yang disembuhkan oleh Yesus dari kerasukan setan? (18)

...............................................................................................

2. Apakah Yesus mengabulkannya? Apakah perintah Yesus kepadanya? (19)

...............................................................................................

3. Apakah yang kemudian dilakukan oleh orang tersebut? (20) ...............................................................................................

...............................................................................................

PENGAJARAN

Perikop mengenai kisah penyembuhan orang yang kerasukan setan dari daerrah tentu sudah sangat sering saudara baca atau dengar dari kotbah. Dalam kisah itu, digambarkan bagaimana Yesus mengusir ribuan roh jahat (Legion) sehingga mereka berpindah ke dalam 2000 ekor kawanan babi, yang akhirnya ribuan babi terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati (ay. 13). Betapa berharganya nyawa 1 orang di mata Yesus dibandingkan 200 ekor babi yang mahal harganya. Sungguh suatu peristiwa yang luar biasa mengesankan. Namun dari perikop ini ada suatu pelajaran yang menarik untuk disimak, yaitu penolakan Yesus atas permintaan orang yang baru sembuh dari kerasukan setan itu.

Suatu hal yang lumrah, setiap orang yang mengalami anugerah Tuhan Yesus, pastilah secara otomatis akan merespon anugerah itu dengan suatu kerinduan untuk melayani-Nya (ay.18). Namun yang aneh, keinginan orang itu tidak ditanggapi dengan positif oleh Yesus. Yesus malah melarangnya untuk mewujudkan keinginannya (ay.19) Sesungguhnya, dia merasa bahwa karya keselamatan yang telah Yesus kerjakan terlalu indah bagi dirinya; sehingga ia rela mengikuti Yesus kemana saja. Yesus bukan bermaksud melarang kerinduan pelayanannya, tetapi Tuhan Yesus lebih mengetahui suatu hal yang lebih penting, yaitu bersaksi mengenai pengalaman penyembuhan dan perasaan dibelaskasihani oleh Yesus itu kepada orang-orang yang berada di kampungnya sendiri (ay. 19). Dan orang itu pun, tanpa banyak bertanya, melakukan apa yang Yesus suruhkan. Mengapa? Karena ia mempunyai kerinduan yang besar supaya banyak orang yang mendengarkan kesaksiannya, juga menikmati dan mengalami apa yang telah dialaminya saat ini, dan percaya kepada Tuhan Yesus, walau ia tahu bahwa orang-orang di kampungnya mengusir Yesus keluar dari daerah mereka (ay. 17). Ia makin mengerti bahwa bersaksi bagi Yesus tidak lebih kecil artinya dengan melayani bersama-sama Yesus.

Ketika saudara mengalami lawatan dari Tuhan, apakah saudara mempunyai kerinduan untuk bersaksi? Memang bersaksi bukan berdasarkan pemaksaan, tetapi harus dilandasi dengan sebuah kerinduan, agar pelayanan kesaksian ini makin berdampak bagi yang mendengarkannya (ay.20). Namun melalui perikop ini saudara juga diajarkan bahwa bersaksi bagi Tuhan tidak berbeda nilainya dengan pelayanan gerejani lainnya. Segala sesuatu yang dilakukan dengan kerelaan dan kerinduan PASTI berdampak luar biasa, jadi marilah dasarilah kesaksian saudara dengan pemahaman seperti itu.

M3 = Melakukan FT

1. Marilah ambil tekad bersaksi baik kepada orang yang sudah percaya, agar melalui kesaksian saudara, iman makin teguh kepada Yesus; dan kepada orang yang belum percaya, dapat mengalami belas kasihan-Nya juga.

.....................................................................................

M4 = Membagikan FT

1. Bagikanlah tekad yang saudara kepada anggota komsel dan mintalah kepada mereka untuk mendoakan kerinduan saudara tersebut!

““Kamu akan menerima KUASA, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,

dan kamu akan menjadi SAKSI-Ku ... Sampai ke ujung bumi.” Kisah Para Rasul 1:8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”