“Kasih Yang Mengosongkan Diri”

Filipi 2:1-11

M1 = Menerima FT

1. Mintalah Tuhan menolong saudara untuk memiliki hati yang semakin hari semakin mirip Tuhan Yesus!

M2 = Merenungkan FT

1. Apakah perintah Paulus kepada jemaat Filipi ?(5)

...............................................................................................

2. Bagaimanakah ’pikiran dan perasaan Kristus’? (6-7)

...............................................................................................

...............................................................................................

3. Apakah artinya ’mengosongkan diri’? (7-8)

...............................................................................................

...............................................................................................

4. Apa yang terjadi setelah Yesus mengosongkan diri-Nya? (9-11) ...............................................................................................

...............................................................................................

PENGAJARAN

Kata mengosongkan diri (Yunani = kenosis), berarti (1) kosong, membuat kosong, (2) membuat diabaikan, tidak berguna, tidak ada pengaruh, tidak ada reputasi , dan itulah yang telah dilakukan Tuhan Yesus . Dalam buku Jesus I Never Knew, Philip Yancey, menjelaskan makna kondisi pengosongan diri Kristus, dengan baik sekali. Yancey menjabarkannya dengan "Allah telah membungkuk begitu rendah sampai menjadi salah satu makhluk merayap dan merangkak". Dengan kata lain, Dia yang kuasanya begitu mutalk, tinggi, kudus, tak terbatas, kekal dan transenden rela memasuki wilayah dan menjadi bagian dari dunia yang terbatas, fana, rendah, immanen, dst. Allah yang “Super" menjadi "minor"; Dia yang berkuasa, mau terikat aturan dan hukum-hukum alam yang terbatas.

Pemahaman ini hanya ada dalam kamus Kekristenan. Allah yang Mahakuasa dan begitu berbeda dengan mahkluk ciptaan-Nya, telah bersedia datang menjadi serupa dengan ciptaan-Nya hanya untuk misi penyelamatan umat yang dikasihi-Nya, dengan jalan mengosongkan diri-Nya, sehingga menjadi tiada berarti, membuat diri-Nya tanpa reputasi. Juga berarti mengesampingkan kemuliaan surgawi-Nya, posisi-Nya, kekayaan-Nya, dan hak-Nya. Di samping itu, berarti Dia siap menerima penderitaan, disalahmengerti, diperlakukan dengan jahat, tidak baik, dibenci dan hingga di salib.

Melalui pengajaran ‘mengosongkan diri’ Kristus, Rasul Paulus menanamkan kerendahan hati kepada jemaat Filipi yang mulai ”mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia” (ay.3) untuk belajar dari teladan Kristus. Jadi dalam berkomunitas harus ada saling menghibur dalam kasih, ada kasih mesra dan belas kasihan dan bersekutu dalam Roh (ay.1). Jika hal itu diabaikan, maka sangat mungkin terjadi perselisihan, sehingga tidak sehati, tiada kasih, tiada sejiwa dan setujuan (ay.2). Akhirnya, berkomunitas hanya untuk minta diperhatikan, diminta dimengerti, minta dipuji, dll. Padahal berkomunitas (’dalam hidupmu bersama” -ay.5a) tidaklah boleh dilupakan unsur untuk mengosongkan diri dan mengarahkan seluruh pikiran dan perasaaan hanya kepada kristus (ay.5).

Berdoalah agar ketika saudara dalam berkomunitas dengan siapa pun, terus bercermin kepada sikap Tuhan Yesus yang mengosongkan diri. Kalau itu terjadi, maka sangat dijamin komunitas itu akan menjadi berkat dan disukai banyak orang, yang ujungnya agar banyak orang dibawa kepada Kristus dan nama-Nya makin dipermuliakan dunia ini.

M3 = Melakukan FT

1. Ambillah komitmen pada diri sendiri, yaitu ketika berkomsel mulai memperhatikan orang lain, dan bukan sebaliknya. Dan rasakan apakah dampak dari sikap seperti itu!

.....................................................................................

M4 = Membagikan FT

1. Bagikanlah pengalaman pengosongan diri saudara, baik berkat dan tantangannya kepada saudara-saudara seiman.

“Semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar

dan dalam segala macam pengertian” Filipi 1:9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”