Bahan Komsel: Firman Yang Telah Lahir

Yohanes 1:10-17

Pengajaran

Perayaan Natal sudah makin mendekat. Natal adalah pembuktian akan janji kasih Allah yang akan menyelamatakan manusia dari ketidakberdayaan mereka atas kuasa dosa. Termasuk juga ketidakmampuan manusia melaksanakan tuntutan Taurat untuk dapat menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Oleh sebab itu, Natal adalah sebuah cahaya di tengah kegelapan ‘ketidakberdayaan’ manusia itu (ayat 5). Mengapa Natal menjadi terang atau cahaya bagi umat manusia? Karena melalui Natal,

1. Ayat 14 - Kita kembali dapat menyaksikan atau menikmati kemuliaan Allah Tritunggal, yang selama ini telah ‘meninggalkan’ umat manusia atau lebih tepatnya bahwa kemuliaan Allah itu telah membuat manusia merasa malu, merasa menjadi kaum pendosa atau pelangar perintah Allah (Kejadian 3:7-8,10). Sejak kejatuhan Ada dan Hawa, maka pemahaman mereka akan Allah menjadi berubah total, yaitu dari Allah yang kasih menjadi Allah yang penuh murka dengan pedang KEADILAN-Nya. Maka Allah sesungguhnya mengembalikan manusia kepada konsep bahwa Allah tidak sekedar Allah yang Adil tetapi juga Allah yang penuh Kasih.

2. Ayat 16 – Kita kembali merasakan atau menikmati kasih karunia demi kasih karunia dari Allah, melalui Yesus Kristus. Sebab Yesus Kristus telah menggenapi seluruh tuntutan hukum Taurat yang telah Allah berikan kepada Musa (ayat 17).

3. Ayat 18 – Kita dapat menyaksikan atau melihat akan kemahahadiran Allah melalui Yesus Kristus. Dahulu kemahahadiran Allah selalu ditandai dengan kematian; maka dengan kelahiran Yesus Kristus, kehadiran Allah menandakan berkat demi berkat yang mendatangi hidup umat manusia.

Aplikasi

Martin Luther berkata: "Seandainya saya ada di sana! Pasti saya akan segera menolong bayi itu. Saya akan mencucikan kain lenan-Nya. Alangkah gembiranya seandainya saya bersama para gembala pergi menjenguk Tuhan yang berbaring di palungan!" Ya, kita akan bergembira! Kita mengatakan begitu karena kita tahu betapa agungnya Kristus, tetapi seandainya kita ada disana pada waktu itu, kita tidak akan berbuat lebih baik dari orang-orang di Betlehem ... Mengapa kita tidak melakukannya sekarang? Kristus ada di tengah-tengah sesama kita.

Setelah melihat kebenaran-kebenaran di atas, maka bagaimana anak-anak Tuhan harus bersikap? Apakah hanya berangan-angan seperti secuil kalimat dari M. Luther belaka? Hal yang harus kita lakukan adalah:

1. Menerima kehadiran-Nya (ayat 11). Pada masa lalu, banyak pihak menolak kelahiran Yesus, atau meragukan ke-MESIAS-an-Nya dan hanya mau menerima berkat-berkat-Nya semata (mujizat-mujizat-Nya). Menurut saya, bagaimana mengartikan hal ini secara praktis atau sederhana dalam kehidupan sehari-hari? Silakan sharingkan hal ini!

2. Menjadi anak-anak Allah, bukan hamba uang (Ayat 12). C.S. Lewis berkata: “Anak Allah jadi manusia, supaya manusia bisa menjadi anak-anak Allah”. Natal tidak sekedar menjadi ajang bisnis atau meraih keuntungan bagi kepentingan pribadi kita semata. Tidak sedikit anak-anak Tuhan memanfaatkan kekristenan orang lain untuk melakukan sesuatu yang memalukan status sebagai ‘anak-anak Allah’, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Natal adalah suatu kekuatan agar setiap kita dapat menjadi anak-anak Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”