”Berkat: Hasil Dari Sebuah Ketaatan”

Ayub 42:10-17

M1 = Menerima FT

1. Berdoalah melalui apa pun yang Anda alami sepanjang tahun ini semakin membuat Anda mengenal Tuhan dengan sempurna.

M2 = Merenungkan FT

1. Kapan Tuhan memulihkan keadaan Ayub? (10a) Apakah yang diberikan Allah kepadanya? (10b)

.................................................................................................................

2. Apakah yang dilakukan oleh semua saudara terhadap Ayub? (11)

................................................................................................................

.................................................................................................................

3. Apakah yang dilakukan Allah kepada Ayub? (12-14) Kapan Ayub meninggal dunia? (16-17)

...............................................................................................

...............................................................................................

PENGAJARAN

Hampir semua teolog sepakat bahwa tujuan kitab Ayub adalah memberikan penjelasan tentang keadilan Allah atas orang benar. Penderitaan yang dialaminya adalah hal yang sulit dipahami menurut konteks keagamaan pada waktu itu. Konsep tradisional mengajarkan bahwa ketaatan membawa berkat (1:1-3), sedangkan ketidaktaatan menghasilkan kutukan. Dalam kerangka pikir seperti inilah Ayub dan tiga orang sahabatnya bergumul tentang keadaan Ayub. Bagi Ayub yang tidak merasa bersalah, penderitaannya tampak sebagai sesuatu yang tidak adil. Sebaliknya, para sahabat Ayub dengan yakin menuduh Ayub tidak dalam ketaatan atau berbuat dosa tertentu. Pergumulan seperti inilah yang ingin dijawab dalam Kitab Ayub.

Sejak awal pembaca kitab ini sudah diberi petunjuk bahwa inti persoalan bukan terletak pada penderitaan Ayub. Yang paling disorot: keputusan Allah yang memberkati orang benar dianggap keputusan bersifat kontraproduktif bagi Iblis karena kesalehannya menjadi tidak murni. Seseorang cenderung untuk hidup dengan saleh hanya karena menginginkan berkat Tuhan. Dengan demikian, yang menjadi aktor paling disorot dalam kisah ini sebenarnya adalah Allah, bukan Ayub. Jadi keputusan-Nya memberkati orang benar bisa dipertanggung-jawabkan. Paling tidak Ayub merupakan bukti konkrit dari tepatnya keputusan-Nya. Sejak awal Ayub menolak untuk meninggalkan Allah sekalipun ia tidak memiliki berkat apapun secara materi. Pada akhir cerita, ia tetap meyakini Allah dalam segala yang Ia perbuat (ayat 1-6). Ayub bukan hanya bertahan, tetapi ia sendiri justru mengalami pertumbuhan rohani (ayat 5). Menariknya, sebagai respon terhadap kesalehannya, TUHAN memberkati dia lebih daripada sebelumnya (ayat 10-17). Berkat ini tidak diberikan pada saat Ayub sedang bergumul supaya tidak berkesan bahwa Ayub bertahan semata-mata karena ingin berkat. Berkat diberikan setelah Ayub mempertahankan kesalehannya agar terbukti bahwa tuduhan iblis atas keputusan Allah adalah tidak tepat. Bahkan setelah Ayub minta berkat dan ampunan untuk sahabat-sahabat yang akan dihukum Tuhan.

Berkat Allah bukan dijadikan sebagai motivasi ketaatan. Berkat adalah respon Ilahi terhadap ketaatan dan tidak pernah sebagai tujuan dari ketaatan itu sendiri. Ayub tetap saleh sekalipun ia tidak mendapatkan “berkat” TUHAN secara fisik (band.. Mazmur 73). Teman-teman Ayub telah melakukan kesalahan: mereka menilai status rohani Ayub mempengaruhi keadaan fisik yang dia alami. Sebab itu mari kita terus bersandar pada kedaulatan dan hikmat Allah yang sempurna sekalipun kita tidak bisa memahami semua yang sedang terjadi (3b, 6).

M3 = Melakukan FT

1. Di akhir tahun ini, mari ambil waktu untuk merenungkan apa yang Allah lakukan dalam hidup kita sepanjang tahun ini, pasti dilakukan-Nya dalam kedaulatan dan hikmat Allah yang sempurna dan bersyukurlah untuk semua keadaan itu, suka dan duka Tuhan pakai supaya semakin kenal dan taat pada-Nya.

.....................................................................................

M4 = Membagikan FT

1. Bagikanlah berkat firman Tuhan hari ini kepada teman-teman saudara.

“Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya”Ulangan 7:9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”