Murid Yang Telah Diperbaharui

“ Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa,
tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. ” Roma 6:21

Sejak peristiwa kematian hingga kenaikan-Nya, Yesus melakukan ‘wisata rohani’ kepada murid-murid-Nya, walau dalam bentuk tubuh rohani. Ia memanggil mereka yang telah kembali pada pekerjaan semula, mengunjungi mereka yang berada ketakutan karena tiadanya Yesus lagi, kembali melakukan mujizat agar mereka yakin siapa Yesus yang menjadi Guru mereka, dan sebagainya. Tujuan kungjungan ‘wisat rohani’ Yesus hanya satu, yaitu agar seluruh murid-murid-Nya memahami panggilan mereka sebagai murid.

Kunjungan demi kunjungan Yesus Kristus ini telah membawa dampak atau impact yang sangat dahsyat. Oleh sebab itu, wajar saja iman mereka luar biasa, walau pun dalam penjara pun masih dapat bersukacita, mereka juga melakukan mujizat demi mujizat yang tidak berbeda jauh dengan Guru mereka. Tidaklah mencengangkan jikalau Petrus berkotbah, maka ribuan manusia berbondong menyerahkan hidup mereka untuk percaya kepada pemberitaan Yesus yang telah mati dan bangkit untuk mereka semua. Kehidupan jemaat yang dapat saling mengasihi, sehingga apa yang mereka miliki menjadi milik bersama, teladan ketidakegoisan ini pun menjadi diplay positif di dalam dunia yang saat itu ketiadaan teladan dari pemimpin-pemimpin rohani (Imam Besar, Ahli Taurat, kaum Farisi, dll). Bahkan ancaman kematian pun tak menyurutkan iman murid-murid kepada Yesus Kristus. Hal-hal inilah yang di kemudian hari mengubah akan orientasi hidup seorang militan dari Yudaisme, yaitu Paulus. Falsafah hidupnya yang hanya hidup bagi agamanya, yaitu dengan cara membunuh murid-murid Yesus Kristus, berubah menjadi hidup bagi kesenangan Allah Bapa dengan menghidupkan ribuan orang yang mati jasmani menjadi hidup secara rohani. Semua ini terjadi hanya karena seseorang dari Nazareth, seorang yang datang dalam kesederhanaan dan yang akhir hidup-Nya di sebuah onggokan kayu di Golgota.

Saudara, melalui PELITA minggu ini, inspirasi apakah yang dapat engkau terima, yang kemudian memacu saudara untuk komitmen secara total dengan memberikan kehidupanmu bukan untuk dirimu semata tetapi bagi kemuliaan Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi dan memberikan segalanya bagi dirimu?
Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”