“Kasih Dengan Segenap Akal Budi”

Markus 15:42-46

M1 = Menerima FT

Berdoa agar saudara diberi kemampuan untuk dapat mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi melalui kebenaran yang didapatkan hari ini.

M2 = Merenungkan FT

1. Siapakah dan apakah yang dilakukan oleh Yusuf? (43)

..........................................................................................

2. Apakah tanggapan Pilatus terhadap permintaan Yusuf? (44-45)

..........................................................................................

3. Apakah yang dilakukan Yusuf sebagai bukti kasihnya kepada Yesus? (46)

….......................................................................................

..........................................................................................

PENGAJARAN

Seseorang yang telah memeluk agama tertentu, terkadang tidak mudah menguji agamanya. Namun, jika agamanya belum teruji, maka imannya adalah KEYAKINAN BUTA. Dengan “bahasa rohani” dapat dikatakan bahwa mereka masih terikat dengan roh agamawi yang membuatnya merasa nyaman dengan agama itu tanpa mau menguji kebenarannya. Masalah lain yang harus dihadapi oleh orang-orang yang “kurang beruntung”, yakni mereka yang lahir dengan warisan “jalan” yang tidak benar (Amsal 14:12). Yesus mengajarkan hukum yang terutama: mengasihi TUHAN, Allah dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap akal budi; itulah yang sedang dilakukan oleh Yusuf dari Arimatea. Pada walanya, Dia belum benar-benar yakin dan berani mengikuti Tuhan Yesus sampai dia melihat kenyataan Yesus mati di atas kayu salib menjadi juruselamatnya dan memang dia adalah Juruselamat dunia.

Dalam Lukas 23:50-51 dikatakan bahwa Yusuf dari Arimatea adalah 'orang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu'. Memang ia tidak menyatakan ketidaksetujuannya itu dalam persidangan dan memberikan pembelaan kepada Yesus. Kata 'memberanikan diri' dalam Markus 15:43b secara tersirat menunjukkan bahwa ia, seperti Nikodemus, yaitu ikut Yesus dengan sembunyi-sembunyi / diam-diam sampai Tuhan Yesus mati di kayu salib. Yusuf memiliki berkedudukan tinggi (ayat 43), dan dalam Matius 27:57 dikatakan sebagai 'seorang kaya', tetapi demi Tuhan Yesus, ia mau melakukan pekerjaan yang rendah / hina. Yusuf mau memberikan apa yang dimilikinya bagi Yesus padahal dia belum mengenal-Nya dengan baik. Tetapi terlihat usaha Yusuf terus mengikuti Tuhan Yesus sampai secara akal sehat dia dapat menerima apa yang dilakukan Yesus. Pengenalan yang sepintas, namun terus berkembang, telah membuatnya berani memberikan sesuatu: meminta mayat Yesus dan menguburkan pada kuburan miliknya yang masih baru. Ini bukti kasihnya. Yusuf memberi bukan asal-asalan atau membabi buta. tetapi dengan pemahaman dan kerelaan yang jelas. Penguburan Yesus di kuburan Yusuf yang adalah orang kaya itu, oleh banyak penafsir dianggap sebagai penggenapan nubuat dalam Yesaya 53:9 'with the rich in his death': dengan orang kaya dalam kematian-Nya.

Bagaimanakah dengan kasih saudara kepada Yesus, apakah kasih yang benar-benar secara sadar diberikan, bukan sekedar ikut-ikutan atau perasaan belaka tetapi karena saudara sudah mengalami dan menerima dengan akal budi atau dengan pengertian yang dalam dari hidup saudara? Kiranya melalui Bulan Kesengsaraan kasih saudara semakin dalam diarahkan kepada-Nya, bukan sekedar agamawi tetapi pengalaman pribadi dan benar-benar saudara lakukan dengan segenap akal budi bukan sekedar ikut-ikutan atau terpaksa. Jadi buktikan itu dengan memberikan hidup saudara untuk melayani-Nya..

M3 = Melakukan FT

Pikirkan dan praktekkan suatu bentuk kasih yang sesuai bagi orang-orang yang akan mendapatkan perhatian dan kasih saudara dalam seminggu ini! (Minim 2-3 orang).

….......................................................................................

..........................................................................................

M4 = Membagikan FT

Bagikanlah berkat dan sukacita dari firman Tuhan hari ini dan pengalaman saudara dalam melakukan M3 kepada teman, sahabat rohani dan teman komsel saudara!

“Berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu! ... kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!” Yohanes 19 26b-27a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”