“Menyembah Dengan Hati”

Mazmur 57:8-12

M1 = Menerima FT

Berdoalah agar saudara bersungguh-sungguh memiliki hati yang selalu siap untuk memuji dan menyembah Tuhan.

M2 = Merenungkan FT

1. Bagaimana Daud menyatakan kesiapannya untuk memuji Tuhan? (8)

..........................................................................................

2. Sebutkan 5 hal yang ingin dilakukan oleh Daud di sini? (perhatikan kata ”aku mau,” 8-10)

..........................................................................................

..........................................................................................

..........................................................................................

3. Kenapa Allah layak disembah? (11)

..........................................................................................

..........................................................................................

PENGAJARAN

Mazmur 57 merupakan Mazmur Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua (ayat 1). Di dalam Mazmur ini, dapat dibayangkan bagaimana ungkapan rasa syukur Daud atas perlindungan yang Tuhan berikan. Rasa syukur Daud muncul dari suatu pengenalan akan Tuhan yang begitu dalam. Tuhan yang dikenalnya adalah Tuhan yang selalu menyertai dan melindungi dirinya. Inilah sekilas pengalaman Daud bersama Tuhan, sehingga dia bisa berkata, ”Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!” (ayat 6,12). Ini merupakan inti dari pujian dan penyembahan Daud kepada Allah. Seruan seperti ini lahir dari sebuah hati seorang yang mengenal Tuhan dalam kehidupannya, dan itu nampak dari seruan ”hatiku siap” yang diucapkan 2 kali berturut-turut oleh Daud. Inilah kesiapan hati yang sungguh ketika dirinya datang menyembah Tuhan.

Berdiri di hadapan Tuhan, untuk selalu menyanyi dan bermazmur bagi Dia adalah kerinduan hati Daud. Kesiapan hatinya nyata dalam tindakan, di mana Daud lalu berseru: ”aku mau menyanyi, aku mau bermazmur; aku maumembangunkan fajar! aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan; dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa.” Ini semua dilakukannya, karena kasih setia Allah begitu besar sampai ke langit, dan kebenaran Allah sampai ke awan-awan. Penyembahan sebagai gaya hidup yang dijalaninya setiap hari dengan hati yang selalu bersyukur. Jika penyembahan tanpa hati maka semuanya akan menjadi hambar dan hanya bersifat rutinitas belaka.

Demikian halnya juga dengan saudara sebagai umat Tuhan, apa yang seharusnya dipersiapkan untuk datang memuji dan menyembah Tuhan? Sesungguhnya suatu penyembahan yang benar hanya dapat lahir dari sebuah hati yang dipenuhi dengan rasa syukur pada Tuhan. Terkadang tanpa disadari banyak orang hanya disibukkan dengan hal-hal yang bersifat teknis dalam hal penyembahan kepada Tuhan. Misalnya, lagu atau puji-pujian yang akan dipakai, alat musik, dll. Namun tidak pada hatinya? Na, apakah hati saudara sudah siap menghadap hadirat Tuhan? Kualitas suara yang baik, permainan musik yang mengesankan dan kesiapan teknis yang matang, tanpa hati yang tertuju kepada Tuhan, hanyalah sebuah ”pentas” yang kurang bermakna di hadapan Tuhan. Penyembahan yang sesungguhnya adalah penyembahan timbul dari hati yang rindu menyembah Tuhan. Dan biarlah gaya penyembahan yang timbul dari hati yang seperti Daud ini dapat menjadi teladan atau model dari penyembahan setiap saudara.

M3 = Melakukan FT

Mulailah dari sekarang untuk mengambil tekad untuk memiliki hidup yang mau diproses untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus sehingga penyembahan kepada Allah Yang Kudus makin berkenan di hati-Nya.

….......................................................................................

..........................................................................................

M4 = Membagikan FT

Sharingkan kepada semua sahabat, saudara dan teman komsel untuk selalu mengucap syukur karena dapat menyembah kepada Tuhan, yang berkenan untuk ditemui.

“Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Matius 22 : 37

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”