Penyembahan Sebagai Gaya Hidup

“Penyembahan yang sejati bukan tentang lagu yang dinyanyikan atau musik yang dimainkan, tetapi inti penyembahan adalah saat hati dan jiwa seseorang, serta semua yang ada dalam dirinya memuja dan berhubungan dengan Roh Allah“
(D.Zschech-Extravagant Worship)

Melalui minggu penyembahan di akhir bulan Mei ini, jemaat diajak untuk memiliki hidup yang senantiasa memuji Tuhan, menikmati ibadah mereka sebagai sesuatu yang memuaskan sisi rohani setiap jemaat dan memuaskan hati Allah yang disembahnya. Memuji Tuhan merupakan sebuah respon aktif dari setiap orang yang telah merasakan karya penebusan keselamatan Kristus. Ketika seseorang mengagumi akan karya dan kuasa Kristus akan muncul suatu dorongan untuk memuji Dia. Oleh karena itu, memuji Tuhan adalah sesuatu yang harus menyatu dalam hidup setiap orang percaya. Keagungan dan kasih setia Allah membuat Dia layak untuk dipuji dan disembah oleh setiap umat-Nya. Penyembahan yang indah adalah penyembahan yang timbul dari hati. Kalau demikian, maka tidak ada alasan bagi setiap orang untuk tidak memuji Tuhan, karena lagunya, atau pemimpin pujian (worship leader), dll. tidak berkenan di hati saudara. Penyembahan bukan menyangkut siapa diri saudara, namun bagaimana sikap hati saudara di hadapan Allah yang saudara sembah dan puji.

Jadi penyembahan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Di dalamnya, dapat terlihat bagaimana relasi antara manusia dan pencipta-Nya. Di dalam sebuah penyembahan, sesungguhnya Allah melayakkan saudara (yang tidak kudus) untuk datang kepada-Nya (yang Mahakudus) hanya berdasarkan anugerah-Nya semata. Oleh karena itu, kesempatan untuk dapat menyembah Dia adalah merupakan suatu anugerah dan hak istimewa yang luar biasa, di mana saudara boleh berada di dalam hadirat-Nya. Penyembahan yang benar adalah penyembahan yang berpusat pada Allah. Artinya, hati dan pikiran serta fokus saudara hanya tertuju pada-Nya. Ini juga menyangkut totalitas kehidupan saudara sebagai umat Tuhan. Jikalau setiap jemaat memiliki pemahaman seperti ini, maka barulah penyembahan itu sedikit demi sedikit dapat menjadi sebuah gaya hidup saudara. Jangan harap saudara dapat memiliki gaya hidup yang selalu menyembah Tuhan, jikalau saudara masih terus berfokus pada diri sendiri atau berpikir ‘apa yang bisa kudapatkan melalui ibadah pada hari ini?”. Tuhan memberkati hidup penyembahan saudara.

Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”