“Penyembahan Sebagai Gaya Hidup”

Pengkhotbah 4:17-5:6

M1 = Menerima FT

Berdoalah kepada Tuhan agar saudara boleh menjadi orang yang dapat menyembah dengan menjaga mulut dan lidah sehingga boleh menjadi orang yang menyenangkan hati Tuhan.

M2 = Merenungkan FT

1. 2 hal apakah yang dirindukan Allah ketika seseorang ke rumah Allah? (4:17)

..........................................................................................

..........................................................................................

2. Apakah yang tidak boleh dilakukan saat berada di hadapan Allah (5:1-2)

..........................................................................................

..........................................................................................

3. Bagaimana cara menjaga perkataan di hadapan Allah? (5-6)

..........................................................................................

..........................................................................................

PENGAJARAN

Penyembahan tidak sekedar sebuah kehadiran yang setia ke rumah Allah setiap saat, tetapi juga dibutuhkan sebuah hati dan sikap yang benar. Mengapa demikian? Karena “Rumah Allah” adalah bait yang kudus (4:17). Tempat yang melambangkan kehadiran Allah yang suci dan kudus. Ketika penyembahan dipahami seperti ini, maka otomatis penyembahan menjadi sebuah gaya hidup secara utuh. Penyembahan tidak hanya menyangkut perkataan yang diucapkan, baik di dalam atau saat di luar bait Allah, tetapi juga adanya sikap mendengar suara Tuhan (ayat 1). Seyogianya penyembahan model seperti inilah yang menjadi gaya hidup dalam penyembahan dari anak-anak Tuhan.

Pengkotbah menasehatikan kepada para pembacanya untuk ‘menjaga langkahmu’ berarti menjaga seluruh aktifitas dari keseluruhan hidup seseorang, termasuk menjaga mulut atau perkataan mereka alias jangan terburu-buru berjanji namun tidak mampu atau lupa menepati. Jangan juga mulut yang digunakan untuk memuji Allah di dalam rumah ibadah, digunakan untuk mengumpat, meremehkan orang atau berbuat dosa seketika dia keluar dari rumah ibadat tersebut (band. Yak 3:10 ‘dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi’). Maka itu, penulis berkata bahwa ‘menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik daripada mempersembahkan korban” (ayat 1). Tanpa ada hati ‘mendengar’ jangan harap dia memiliki kerinduan untuk belajar takut akan Allah. Takut akan Allah adalah sikap dan perbuatan yang wajib dimiliki oleh para penyembah Allah (ayat 6; band. 3:14; 12:13). Tidak mungkin seorang anak Tuhan dapat memiliki sebuah penyembahan hati yang menyenangkan hati Allah, jikalau seluruh langkah hidupnya (mulut, telinga dan hati) tiada terjaga.

Allah adalah Mahakudus, namun menyediakan diri untuk disembah oleh manusia berdosa adalah suatu anugerah. Oleh sebab itu, sebagai umat-Nya, termasuk saudara patut mengucapkan syukur atas hal ini. Dan pengucapan syukur itu diwujudkan melalui penyembahan hidup saudara secara menyeluruh. Keselamatan melalui Yesus Kristus dan karunia Roh Kudus yang telah diterima membuat saudara dimampukan untuk sujud menyembah, dan dimampukan untuk berusaha hidup menurut firman-Nya. Dengan demikian, hidup saudara dapat terus diarahkan kepada Kristus sebagai fokus penyembahan sehingga melalui hidup saudara, puji-pujian yang dinaikkan kepada Tuhan menjadi sempurna dan menyenangkan Tuhan Allah. Menyembah kepada Allah yang Kudus bukan hanya pada waktu saudara beribadah di gereja (tempat ibadah), tetapi menyembah kepada Tuhan secara menyeluruh / totalitas hidup ini, kapan saja, atau di mana saja.

M3 = Melakukan FT

Mulailah dari sekarang untuk mengambil tekad untuk memiliki hidup yang mau diproses untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus sehingga penyembahan kepada Allah Yang Kudus makin berkenan di hati-Nya.

….......................................................................................

..........................................................................................

M4 = Membagikan FT

Sharingkan kepada semua sahabat, saudara dan teman komsel untuk selalu mengucap syukur karena dapat menyembah kepada Tuhan, yang berkenan untuk ditemui.

“Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Matius 22 : 37

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”