Membangun Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga adalah bentuk komunikasi yang paling ideal. Karena terdapat hirarki antara orangtua dan anak tapi tidak menyebabkan formalitas komunikasi di antara mereka. Perbedaan latar belakang budaya, pendidikan, usia, kebiasaan dan kepribadian antar anggota keluarga, khususnya suami istri tidak menjadi penghalang untuk berkomunikasi. Sejak sepasang insan menikah, komunikasi dua keluarga besar dimulai secara intensif. Modal mereka tidak hanya kasih tapi juga platform yang sama, berdasarkan janji nikah. Meskipun demikian, realitanya masalah komunikasi banyak terjadi dalam keluarga, bahkan sebagian besar masalah keluarga disebabkan terganggunya komunikasi.

Menurut formula Herold D. Lasswell, komunikasi terjadi dalam rumusan tentang siapa, mengatakan apa, melalui apa, kepada siapa dan apa akibatnya. Kalau masalah komunikasi terjadi dapat dicari unsur manakah yang terganggu. Sebab menurut David K. Berlo, komunikasi adalah proses dimana unsur-unsur yang ada bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. Maka alangkah naif jika kita berpikir bahwa komunikasi akan otomatis berjalan selalu sama dan sesuai yang kita mau. Tiap kali komunikasi terjadi berarti selalu akan terjadi modifikasi. Sehingga masalah komunikasi dalam keluarga haruslah dipahami dalam konteks dinamika keluarga untuk menjalin kebersamaan. William J. Lederer dan Don D. Jackson, dalam bukunya The Mirages of Marriage mengatakan bahwa banyak mitos dalam rumah tangga yang mengakibatkan terganggunya kumuniasi dalam keluarga. Salah satu di antaranya kepercayaan bahwa orang lain pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Padahal banyak contoh berita yang diterima ternyata bukanlah berita yang dikirimkan (the message received is not the message sent).

Paul Gunadi berkata, “Komunikasi itu seperti jantung. Jantung bertugas memompa darah ke seantero tubuh. Komunikasi juga memompa kehidupan ke seantero keluarga. Jadi dengan kata lain, berapa sehatnya keluarga dapat diukur dari berapa sehatnya komunikasi dalam keluarga itu. Memang kalau kita tidak memunyai komunikasi yang berfungsi baik dan sehat maka dapat dipastikan keluarga kita bukan dalam kondisi yang sehat.” Oleh karena itu, sebagai keluarga-keluarga Kristen, kita perlu membangun komunikasi yang baik dan sehat di dalam keluarga kita. Semoga perenungan satu minggu ini menolong saudara dalam usaha tersebut.

Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”