Menjaga Keutuhan Keluarga

Pernahkah Anda memperhatikan anak-anak anjing dan anak-anak kucing bermain? Mereka menggeram dan menggertak satu sama lain, sesekali mereka saling menerkam. Mereka kelihatan seperti gumpalan bulu yang bergerak terus menerus—meninju satu sama lain, berguling, jatuh, merenggut, mengunyah, lari terbirit-birit. Anak-anak anjing dan kucing sepertinya mempunyai kapasitas yang tidak ada habisnya untuk bermain kasar dan menciptakan kekacauan.

Namun sesekali, salah satu dalam kelompok itu bertindak lebih jauh, saat itulah “keonaran” timbul. Apa yang tadinya bersifat senda gurau bersahabat berubah menjadi konfrontasi serius dan medan perang secara sadar atau tidak sadar tercipta. Geraman-geraman kecil menjadi agak lebih galak, pukulan-pukulan menjadi agak lebih keras. Suasananya menjadi lebih tegang. Kerapkali, si induk anjing atau kucing harus melangkah masuk untuk melerai baku hantam itu dan memeberi suara teguran kepada yang nakal.
Kebanyakan pertengkaran dalam pernikahan dimulai dengan satu atau dua patah kata yang “melewati batas” dari gurauan menjadi gangguan, dari dorongan menjadi desakan, dari komentar menjadi kritik demi kritik. Pertengkaran demi pertengkaran hampir selalu membuat satu sama lain ingin membalas, satu dengan yang lain ingin membenarkan diri, menuduh bila terasa perlu. Semua pertengkaran menghancurkan bukan saja kedamaian antara dua orang, melainkan juga kedamaian batin kedua belah pihak yang terlibat. Oleh sebab itu, masing-masing pasangan harus berhati-hati untuk memilih kata-kata. Mungkin ada kalanya saudara bersedia untuk mengambil “time out” bila suatu perselisihan sepertinya menjadi terlalu panas. Bersedia mengambil sikap diam bila pasangan membutuhkan saat tenang. Berhati-hatilah agar jangan sampai pernikahan saudara menjadi duel dan bukannya duet.

Marilah di bulan keluarga ini, dari membentuk keluarga yang meninggikan Tuhan, memupuk kebersamaan dalam keluarga, menjalin komunikasi yang baik serta menjaga keutuhan dalam keluarga, saudara-saudara bisa merenungkan dan merefleksikan makna hubungan dalam keluarga yang dikehendaki Tuhan. Amin.

Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.” Roma 14:19
Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”