Nilai Sebuah Kebersamaan

Tuhan Allah menciptakan pada awalnya manusia tidak untuk hidup sendiri atau menyendiri, sebab hidup sendiri itu tidak baik adanya menurut pandangan Allah, seperti yang dikatakan di dalam Kejadian 2:18: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". Maka Tuhan memberikan Hawa kepada Adam agar mereka menikmati kebersamaan di dalam hidup mereka untuk mengelola Taman Eden yang dipercayakan kepada mereka (uraian terperinci lihat PELITA hari Rabu, 12 Oktober). Jadi sejak awal Tuhan sudah menunjukkan kepada seluruh umat manusia bahwa ada suatu nilai yang penting dari suatu kebersamaan, khususnya didalam sebuah keluarga, atau pada umumnya di dalam sebuah komunitas (Sekolah, perkumpulan, atau gereja).

Pentingnya sebuah kebersamaan itu juga terlihat dari cara hidup atau gaya hidup dari komunitas semut. Semut jika bersatu atau bersama-sama akan memiliki kekuatan dahsyat untuk bisa mengangkat benda atau mahkluk hidup yang lebih berat berapa kali lipa dari berat badannya. Hari ini saya melihat beberapa semut bergotong royong bersama-sama mengangkat lalat yang telah mati di kamar. Semua itu bisa diangkat oleh karena kebersamaan mereka untuk satu tujuan yang sama. Luar biasa! Namun apa yang terjadi jika semut itu hanya seorang diri? Tidak bisa lakukan apa pun yang besar.

Sebuah persekutuan selalu diikuti dengan apa yang disebut dengan sebuah kebersamaan antar manusia. Persekutuan yang indah terjadi ketika seluruh anggota komunitas tersebut memiliki suatu kerinduan untuk berkumpul bersama-sama. Sebab kesempatan untuk bisa bersama adalah sebuah karunia Allah. Tidak sedikit orang yang ingin menikmati kebersamaan, namun sulit mewujudkan kebersamaan itu dikarenakan kendala waktu, kesibukan pekerjaan, masalah kesehatan atau hal lainnya. Kebersamaan seyogianya menjadi tujuan dalam membangun sebuah keluarga atau komunitas rohani yang ingin mengalami berkat demi berkat dan kuasa pemeliharaan Allah. Dengan suatu keinginan kepada kebersamaan itulah, maka sebuah keluarga sudah memiliki kekuatan atau kekokohan. Tentu kebersamaan menjadi hambar jika tiada unsur ketersalingan dalam mengasihi dan memperhatikan di antara anggota keluarga atau komunitas. Kiranya melalui bulan keluarga, kebersamaan saudara di dalam keluarga dan komunitas sel atau komunitas gereja makin diperkokoh dan makin diberkati oleh Tuhan. Selamat bersekutu!

Dari Meja Gembala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”