“Kekudusan: Tak Terceraikan”


Matius 19:1-9                        
MENERIMA
Berdoalah agar Tuhan menolong saudara untuk dapat menjaga keutuhan rumah tangga saudara.
MERENUNGKAN
1. Apakah yang ditanyakan orang Farisi untuk mencobai Yesus? (3)
.......................................................................................
2. Apakah pernyataan tegas Yesus kepada mereka? (6b)
.......................................................................................
.......................................................................................
3. Mengapa Yesus begitu tegas atas prinsip itu? (8-9)
.......................................................................................
.......................................................................................
PENGAJARAN
Perceraian tak sekedar melepaskan dari ikatan dan tuntutan hukum pernikahan, namun pada kondisi psikis, yaitu kedua pihak sama-sama ‘terluka’ yang tidak mungkin terselesaikan melalui perceraian. Di mata Musa, itu fakta kekerasan atau tiada kerendahan hati atau pengampunan, tetapi di mata Yesus juga dapat disebut perzinahan rohani.

Pertanyaan jebakan orang Farisi menyiratkan bahwa perceraian telah juga menjadi suatu dilemma pada masa itu (ayat 3). Di masyarakat Yahudi ada yang menyetujui perceraian sebab Musa telah ‘mengizinkannya’. Lalu, bagaimana pandangan Yesus tentang perceraian? Yesus boleh hidup berbeda zaman dari Musa, tetapi tentang apa kehendak Allah bagi pernikahan, mereka sependapat. Kebenaran Allah memang kekal adanya. Menurut-Nya, Musa mengijinkan hal itu bukan sebagai rencana Tuhan, tetapi karena kekerasan hati orang pada zamannya yang tidak menaati kehendak Tuhan. Allah tidak pernah merancangkan suatu hal yang buruk bagi manusia. Tetapi bila manusia mengeraskan hati, rencana baik Allah itu tak dapat dialami. Pernikahan yang baik pun bisa berakhir pada perceraian hanya karena dosa dan kekerasan hati. (1) Jawaban Yesus menyiratkan ketidaksetujuan atas dasar tujuan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Juga Ia menekankan bahwa Allah merestui adanya lembaga pernikahan. (2) Yesus menyatakan bahwa suami atau istri yang telah bercerai kemudian menikah kembali dianggap telah melakukan perzinahan (ketidaksetiaan rohani). Hanya pernikahan ke 2X karena alasan kematian salah satu pasangan yang diperbolehkan atau diizinkan.

Konsep Kristen tentang pernikahan jelas, yaitu apa yang telah dipersatukan oleh Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia, hanya kematianlah yang menceraikan suami-istri. Pernikahan adalah komitmen bersatu dalam Tuhan. Tetapi, perceraian bagaikan pisau yang mencabik kesatuan nikah di hadapan Tuhan. 


MELAKUKAN
Evaluasil kembali kehidupan pernikahan saudara, buatlah komitmen untuk semakin setia dan memelihara kekudusan antar suami-istri atau orangtua-anak.
 ...........................................................................................
...........................................................................................
MEMBAGIKAN
Bagikanlah berkat-berkat yang saudara dapatkan ketika mengkuti komsel kepada rekan kerja, rekan komsel dan handai taulan.
Ayat Hafalan : 1 Petrus 1:15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”