GEREJA = KELUARGA?

Efesus 2:19-22
Pengajaran
Dalam dunia ini, ada dua lembaga (sesungguhnya satu) yang didirikan oleh Tuhan Allah, yaitu keluarga dan gereja (keluarga rohani). Tuhan memberkati dua lembaga ini sebagai sebuah wadah agar mereka terayomi secara sehat dalam kehidupan jasmani dan rohani.
Jadi gereja disebut sebagai suatu keluarga atau rumah bagi orang Kristen, karena sebagai orang Kristen, mereka membutuhkan suatu tempat untuk tinggal, berinteraksi dan bertumbuh, dan tempat yang tepat untuk itu adalah sebuah keluarga (gereja). Oleh sebab itulah, sebagai orang Kristen, kita harus tertanam dalam sebuah gereja lokal.
Tidak sedikit orang Kristen yang belum tertanam (artinya masih menjadi simpatisan/berpindah-pindah gereja) dari satu gereja local ke gereja lokal lainnya. Mereka masih mencari yang sesuai selera mereka.
Umat Tuhan membutuhkan gereja sebagai keluarga, agar belajar berkomitmen. Ibarat sebuah keluarga, maka setiap anggota keluarga harus komitmen atas keluarganya. Komitmen untuk saling mengasihi, untuk saling menasehati, saling menghibur, dan saling meneguhkan. Jikalau seluruh anggota jemaat dari gereja local berkomitmen maka yang bersukacita adalah Allah Bapa dan juga semua pelayan-pelayan gereja (Yohanes 13:35;17:21; Gal 3:28; 1Korintus 12:26). Jika kita takut memiliki komitmen dan takut dibentuk akan membuat kita tidak bisa bertumbuh dan menjadi dewasa rohani. Itu artinya mereka bertumbuh atau berjalan di jalur yang sesuai kehendak Tuhan. Jikalau gereja adalah keluarga, maka dipastikan seluruh anggota jemaat terlatih untuk:
  1. Tidak egois dan hanya mau dilayani, sebab setiap anggota memiliki peran atau tugas dalam keluarganya masing-masing di dalam gereja lokalnya. Rick Warren berkata: “Anda tidak akan pernah bertumbuh menuju kedewasaan hanya dengan menghadiri ibadah dan menjadi penonton yang pasif. Hanya keikutsertaan secara penuh dari gereja lokallah yang akan membangun otot rohani. Lihat "Ketika masing-masing bagian melakukan pekerjaan khususnya, ia akan menolong bagian lainnya untuk bertumbuh, sehingga seluruh tubuh sehat dan bertumbuh dan penuh dengan kasih." (Efesus 4:16b (NLT)). Dia berkata bahwa setiap anggota gereja memiliki peran yang unik di dalam ‘keluarga rohani’nya, agar karunia Allah dalam dirinya ditemukan, terpakai, berkembang bagi anggota keluarganya.
  2. Mengasihi tanpa motivasi yang tersembunyi. Keluarga adalah tempat yang tepat bagi kehidupan yang transparan, tidak ada yang tersembunyi alias terbuka. Ketika seseorang tertanam di dalam gereja lokal, maka mereka dilatih untuk saling mengasihi dan dikasih orang lain tanpa topeng. Dunia memaparkan dan menawarkan keakraban yang semu, kasih yang semu, pelayanan yang semu dan mungkin kekudusan yang semu juga. Jadi ketika kita ada sebagai sebuah keluarga, maka otomatis otot-otot rohani kita dilatih dengan cara yang benar dan tepat.
  3. Kita membutuhkan persekutuan dengan saudara seiman lainnya untuk membimbing kerohanian kita.  Janganlah ingin bebas sekehendak hati tanpa ada orang lain yang mengawasi hidup kita. Rick Warren berkata: ‘Gereja dapat menghindarkan kita dari kemunduruan rohani. "Uruslah urusanmu sendiri" bukanlah frasa kristiani.  Setiap kita butuh keluarga agar saudara rohani lainnya dapat membimbing rohani kita. Mengapa? Karena kita tidak kebal rohani atau imun atas pencobaan. Dalam situasi yang tepat, saya dan Anda bisa berbuat dosa apa saja. Allah mengetahui hal ini, oleh sebab itu Dia memberi kita tanggung-jawab sebagai individu untuk saling menjaga (1Korintus 10:12Yeremia 17:91Timotius 1:19). Alkitab berkata,"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari ... supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (Ibrani 3:13).
Diskusikan:
  1. Menurut kita, mengapa penting mengajarkan hal ini kepada seluruh jemaat? Apa kesulitannya?
  2. Bagaimana pengalaman kita sendiri sebelumnya? Sudahkah kita tertanam dalam sebuah gereja? 
  3. Apakah kesulitannya sehingga jemaat tidak mau tertanam dalam gereja lokal?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”