Tuhan Yang Memulihkan

Matius 1:18-25
Pengajaran
Pemulihan bisa berarti : Mengembalikan kepada bentuk yang semula atau Mengembalikan apa yang telah hilang. Itu bisa sesuatu yang berwujud materi atau non-materi, semisal: pengharapan, cita-cita atau relasi atau hal lainnya. Pemulihan terjadi setelah seseorang mengalami keterpurukan dari hal-hal itu. Pemulihan bisa berjalan segera namun bisa juga dalam jangka yang lama (misal: bangsa Israel atau Yehuda mengalami ‘penghukuman’ di negeri Babel atau Asyur atau Kasdim, setelah dihukum selama 70 tahun)
Pemulihan dilakukan sebagai bukti bahwa Allah kita tidak membiarkan orang kudusnya mendapatkan kecelakaan dan malapetaka, -yang bukan direncanakan oleh Tuhan (Yakobus 1:13)-. Tapi ‘keterpurukan itu selalu membawa dampak (Yakobus 1:2) dan bersyukurlah kalau kita bisa bertahan dan tetap setia kepada Allah (Yakobus 1:12), walau tidak semua orang ingin mengalami itu, namun yang pasti setiap orang butuh pemulihan. Ada yang ingin ekonominya dipulihkan, ada yang ingin relasi dalam keluarganya dipulihkan, atau ada yang ingin kesehatannya dipulihkan., dan hal-hal lainnya. Yang pasti pemulihan yang sempurna hanya datang dari Allah.
Kita tidak pernah tahu bagaimana caranya Maria mengabarkan Yusuf bahwa ia ‘mengandung bayi dari Roh Kudus’, karena Alkitab tak mencatat percakapan yang terjadi di antara mereka. Kita juga tidak tahu apa yang dirasakan Maria jikalau tahu bahwa Yusuf, dengan diam-diam hendak memutuskan pertunangan mereka? Atau bahkan yang lebih mengerikan, mungkin dilempari batu sampai mati. Namun yang pasti ada terbersit kekecewaan, kekuatiran atau sesuatu yang diluar mimpi atau pengharapan, baik dari pihak Maria atau dari Yusuf.
Nats hari ini mengajarkan beberapa hal berkaitan dengan pemulihan Tuhan, yaitu
1.      Pemulihan akan berdampak perubahan ketika orang-orang yang mengalami ‘keterpurukan’ adalah orang yang hidup dekat dengan Tuhan (ayat 19a ‘Yusuf seorang yang saleh’). Kerohanian yang kering hanya akan menghasilkan keluhan, kemarahan dan sungut kepada Tuhan, ketika mereka mengalami atau tertimpa masalah.
2.      Pemulihan itu acapkali terjadi ketika seseorang dalam masa perenungan (ayat 20a - dalam keheningan malam dan melalui mimpi). Dan pemulihan itu selalu dikerjakan oleh Allah Roh Kudus (Yohanes 14:26-27), sehingga rencananya dibatalkan.
3.      Pemulihan yang lebih indah, ketika pemulihan itu dimulai dari sang kepala keluarga, yaitu Yusuf. Dan pasti pemulihan itu akan mengalir kepada anggota keluarga lainnya.
4.      Lepas dari peran Roh Kudus terhadap Yesus, sangat mungkin sisi emosi Yesus mengalami ‘sesuatu’ (walau Alkitab tidak mencatatnya, yaitu konflik antara Yusuf dan Maria atas kehadiran-Nya dalam rahim Maria, telah menimbulkan konflik yang tidak semudah bayangan kita). Apakah Yesus merasa anak yang tertolak oleh ayahnya? Mungkin sekali! Oleh sebab itu, kasus ini memberikan makna bahwa Yesus mampu dan sanggup mengerti anak-anak yang tertolak kehadiran di dunia dari orang tua mereka. Mereka bisa datang kepada Yesus dan Yesus bisa memulihkan mereka juga.
Dan ketika Yusuf dan Maria mengalami pemulihan, maka ada komitmen yang mencengangkan, yaitu (1) Yusuf tidak menunda untuk menjalani ‘panggilan’ Tuhan atas dirinya (ayat 24) dan (2) Mereka bertekad tetap hidup kudus dalam relasi suami-istri mereka (ayat 25). Pemulihan selalu menghasilkan generasi-generasi yang dapat diandalkan bagi Tuhan Yesus dan pembangunan Kerajaan Allah.
Diskusikan:                                            
1.      Apakah pendapat Saudara tentang pemulihan? Apakah faedah pemulihan Tuhan bagi hidupmu pribadi, keluarga dan gereja?

2.      Apakah ada bagian-bagian dalam hidup Saudara perlu mengalami pemulihan? Sharing dan saling mendoakan satu dengan lainnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”