Merdeka Dalam Keuangan

Ulangan 28:1-14 dan 1 Timotius 6:17-18


Diperlukan keberanian & kewaspadaan untuk menghasilkan kekayaan berlimpah. Ketika sudah dapat, memerlukan keterampilan 10X lipat untuk mempertahankannya.” Ralph Waldo Emerson
Pengajaran

Saat ini banyak orang-orang dari berbagai kalangan yang telah meminati smart phone seperti  Blackberry, I-Phone, dll  hingga televisi layar datar. Semua ini dimungkinkan karena adanya peningkatan kemakmuran di bumi pertiwi ini. Walau bisa juga ini dampak dari kemajuan yang akhirnya bisa dikategorikan sebagai suatu "penyakit kemakmuran". Mengapa? Karena ada satu kekhawatiran di tengah kemakmuran itu. "Inilah teka-teki ekonomi zaman kita," demikian tulis Robert J. Samuelson di surat kabar The Washington Post. “Saya ingin tahu apakah hidup seperti ini benar, sebab kita berusaha menemukan ketenteraman jiwa dengan memiliki lebih banyak barang - barang yang hanya bersifat sementara dan cepat lenyap.” 

Berbicara mengenai kemerdekaan finansial/keuangan, maka itu tidak bisa dilepaskan begitu saja dari beberapa hal ini, yaitu mulailah menghilangkan beberapa kebiasaan-kebiasaan buruk, semisal:
·        Hidup Boros atau hidup berfoya-foya (bandingkan dengan kasus anak bungsu – Lukas 15:13-14). Hal ini bicara tentang keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan dari keuangan kita. Dan kalau bisa, malah menyisakan pemasukan agar bisa menabung untuk masa depan.
·        Hidup berhutang dan tidak membayar hutang dari kita atau lari dari tanggungjawab pembayaran hutang. Itu artinya belajar hidup berhemat atau mencukupkan diri dari yang ada (Filipi 4:11). Frank Damazio dan Rich Brott dalam bukunya “Biblical Principles for becoming Debt Free” (Prinsip Alkitabiah: Terbebas dari Jerat Hutang) menulis: “Jika Anda ingin menyelamatkan hidup dan membebaskan masa depan dari perbudakan hutang, maka Anda bukan hanya harus membayar hutang yang sekarang, melainkan juga jangan menambah hutang baru. Anda harus memutuskan sekarang dan untuk seterusnya bahwa Anda tidak akan berhutang lagi dan tidak menjadi budak kebiasaan-kebiasaan lama . Putuskan juga bahwa Anda tidak akan meminjam uang lagi untuk alasan apapun atau pembelian ekstra dengan kredit.
·        Hidup dengan kebiasaan belanja yang berlebihan atau belanja yang tidak menjadi kebutuhan kita, tetapi belanja sesuai keinginan kita. Hidup selalu tergoda oleh ‘diskon, sale, promo’, dll.
Selain menghilangkan hal-hal diatas itu, maka hal yang lebih penting yang juga tidak boleh diabaikan (sesuai firman Tuhan), yaitu menjaga kedekataan dengan Tuhan dan hidup di dalam ketaatan akan firman-Nya. Itulah awal keberkatan secara ekonomi atau dengan istilah lain merdeka dalam keuangan. ayat 1:.’Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka... Ini menandakan satu syarat yang tidak bisa ditawar oleh siapa pun. Mengapa? Karena
·        Dia menciptakan manusia bukan untuk mengalami kesulitan hidup di dunia ini. Alkitab mencatat bahwa Tuhan sudah menyiapkan segalanya sebelum Adam dan Hawa berada di bumi. Jadi jikalau umat manusia ini mengalami masalah selama di dunia, berarti mereka tidak menjalani aturan yang dirancangkan untuk mereka.
·        Jikalau ada masalah ekonomi: terjerat hutang, selalu kekurangan, selalu meminta kemana-mana, maka pasti masalah bukan terletak pada Tuhan, tetapi kepada ciptaan-Nya.
Jadi perjalanan hidup rohani (ayat 1-6) menjadi dasar untuk mengalami semua berkat jasmani (ayat 9-10). Seluruh berkat ini diapit oleh pesan dan syarat yang sama, yaitu kesetiaan dan kesungguhan melakukan apa yang dituntut Tuhan dalam perjanjian Sinai (ayat 1-2,13b-14).
Marilah kembangkan hati yang mengasihi dan mendengar suara-Nya lebih dari apa pun.
Kasihilah Tuhan, maka berkat Tuhan akan mengejar Saudara, dan jangan malah dibalik prinsip ini. Sangat disayangkan, justru tidak sedikit orang Kristen yang kehilangan hati mengasihi Tuhan, karena disibukkan oleh pencarian berkat jasmani belaka. Marilah setiap anak-anak Tuhan mencari perkenanan dari-Nya dan biarlah Dia akan menyelesaikan masalah Saudara!
Diskusikan:
1.      Apakah kita sepakat bahwa awal keberkatan adalah kedekatan dengan Tuhan? Mengapa? Bagaimana dengan kehidupan saudara sendiri? Sharingkan pergumulan dari kehidupan ekonomi!
2.      Langkah-langkah praktis apakaha agar kita bisa belajar ‘menikmati takaran/ukuran’ dari Tuhan atas hidup kita masing-masing?

3.      Langkah praktis apakah yang memudahkan setiap kita supaya hidup seimbang? Mengapa demikian?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”