God's Timing: Embrance Your Place

1 Samuel 16:7

Bejana Pilihan
Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Ada beberapa bejana tersedia -manakah yang akan terpilih? "Pilihlah saya", teriak bejana emas, "saya mengkilap dan bercahaya. Saya sangat berharga dan saya melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahan saya akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang yang seperti engkau, Tuanku, emas adalah yang terbaik!"
Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. "Aku akan melayani engkau, Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di  setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memuji-Mu."
Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana tembaga. Bejana ini lebar mulutnya dan dalam, dipoles seperti kaca. "Sini! Sini!" teriak bejana itu, "saya tahu saya akan terpilih. Taruhlah saya di mejamu, maka semua orang akan memandangku."
"Lihatlah saya", panggil bejana kristal yang sangat jernih. "Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya saya. Meskipun saya mudah pecah, saya akan melayani engkau dengan kebanggaan saya. Dan saya yakin, saya akan bahagia dan senang tinggal dalam rumahmu."
Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. "Engkau dapat memakai saya, tuanku", kata bejana kayu. "Tapi aku lebih senang bila Engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."  Kemudian Tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana Tuhan itu.
"Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai, dan akan aku buat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar. Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa dan kehendakKu."
Kemudian Ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya. Ia berbicara dengan lembut kepadanya. "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah Kuperbuat bagimu."

Allah memberikan waktu, talenta, sumber daya, agar kita memahami secara kritis apa yg penting dan berdampak bagi dunia yg luas. Jangan kehidupan kita hanya mencari zona NYAMAN, ach nanti kalau di tempat baru, belajar lagi, ach… malas ketemu orang baru lagi, ya ketemu si itu, yang susah di atur, ya ketemu orang yang ngga mau rebut!!!
Dampaknya:
·       Kita tdk salah atau kesia-siaan (kata pengkhotbah)atas apa yg kita kerjakan,
·       Kita tidak salah waktu, tempat dan posisi (lihat komentar ahli kejiwaan ttg kasus Mirna: dia diwaktu yang salah, di tempat yang salah dan minum yang salah, sehingga alami musibah.
·       Jikalau kita tidak baik-baik menggumuli, maka hidup kita terisi oleh accident by accident --- > TRAGIS.
Allah mendemontrasikan hal ini dlm kisah Daud. Melalui kisahnya kita dpt melihat proses persiapan Allah memahami tempat kita. 

Allah mengutus Samuel pergi ke rumah Isai utk menemukan pilihan Allah sbg pengganti Saul, yg telah memberontak dari jalan Tuhan dan Perintah Tuhan (ay. 1). Samuel kmd pergi.
Disinilah, Samuel menyaksikan sebuah prinsip penting: Allah memilih untuk memainkan peran kita masing2. Logika, prejudice dan mata kita bisa salah (ay. 6-7). Jelas, cara kita tidak selalu menjadi cara Allah juga atau harus menjadi cara Allah.
Kita melihat performance, kriteria yg terlihat, ttp Allah melihat hati. Samuel bisa salah, Isai juga bisa salah, pun sdr2nya Daud.
Jika Kriteria manusia ditaruh pd Daud, tiada satu pun yg bisa menjadikannya sbg raja Israel. Bahkan keadaan dirinya saja terlupakan oleh ayahnya sendiri.
Apa yg tak terlihat mata dunia, namun dipilih oleh-Nya (ay. 13-14). Jadi Allah yg memilihnya jadi raja, walau dlm diri Daud tak satupun syarat yg terpenuhi. Itu artinya, bkn Daud yg ingin dan memilih. Jujur saja, pilihan Allah ada kalanya menentang logika kita.
Dimana daud ktk dipilih Allah? Dia ada dlm (karya) ketidakjelasan, terabaikan dan 'hina'. Apkls: Apakah kita dlm posisi kerja yg tak sesuai mimpi kita? Tersisihkan oleh ortu, boss dan rekan kita krn posisi itu? Itu artinya, kita dlm posisi yg sama dgn Daud. 
Allah anggap Daud sbg pribadi yg benar utk pekerjaan yg tepat, pada waktu yg tepat. Ingat, Allah design kita dan tahu bgm, dimana kita bisa memaksimalkan potensi di lingkungan yg tepat. Kita harus yakin akan design dan penempatan Allah spy kita menikmati posisi kita. Jika kita metasa 'tidak berarti' atas posisi kita, lihatlah Daud. Dia gembalakan domba, nktk sdr2nya jadi pasukan perang dr Saul. 

Tuhan tahu dirimu, namamu, Dia lihat kesetiaanmu dlm melayani Tuhan, ktk tiada seorgpun yg anggap engkau. Temukanlah dan nantikanlah promosi dr Allah sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”