Keindahan Sebuah ‘Pendiaman Diri’

Matius 10:26-27; Pengkhotbah 3:7;  Mazmur 62:2
Pendahuluan
Diam sepertinya satu hal yang sederhana,namun untuk melakukannya tidak mudah. Betapa sangat butuhnya kita yang tinggal dalam dunia modern ini memerlukan KONDISI ini! Tidaklah salah jikalau sampai ada pepatah ‘Silent is Golden’!
Kita semua telah menjadi, seperti yang diucapkan oleh bapa gereja mula-mula Clement dari Alexandria, seperti sepatu tua -- semua usang, kecuali lidah kita. Kita hidup dalam sebuah dunia penuh kata dengan sistem telekomunikasi yang makin canggih [Skype, Line, WA, dll; Netflix]. Dunia kekiniaan memaksa kita untuk mau tidak mau untuk bicara, bicara dan bicara. Yang BICARA, yang PINTAR!!!! Padahal belum tentu, seperti yang dikatakan oleh Isaac dari Niniwe, seorang imam Siria, pernah melakukan observasi, katanya: "Mereka yang menikmati banyak kata, …. sebenarnya kosong di dalamnya.".
Zaman ini setiap orang dipenuhi kesibukan ini dan itu.Seolah2 tiada waktu untuk berdiam diri dan tinggal dengan tenang.

Mengapa kita tidak bisa DIAM? Karena tidak sedikit yang berpikir bahwa:
·       Diam itu sama dengan ‘tidak bekerja’, tidak bekerja berarti MALAS.
·       Diam identic dengan tidak produktif,
·       Diam itu tak berbeda jaug dengan ‘membuang waktu’ atau ‘wasting time’.
·       Bukankah dalam banyak bicara, kita sering melakukan kesalahan dan hal itu tidak bisa ditarik lagi!
AKIBATnya: Kalau dia hanya diam saja, maka otomatis dia merasa hidup tidak bernilai. Maka tidak heran, jikalau dia mendekati PENSIUN, langsung stress, diam sebuah SIKSAAN.

Arti ‘Diam’ Menurut kamus KUBI: 
1.     Tidak berbicara
2.     Tidak bergerak
3.     Tidak berbuat apa2.

Cara Berdiam: Bisa seperti: 
Richard Foster dalam bukunya Prayer: Finding the Heart's True Home, mengatakan bahwa Doa Kontemplasi, adalah suatu suasana atau suatu kondisi yang menenggelamkan kita ke dalam keheningan Allah.
1.     Kontemplasi – perenungan
Doa, pembacaan firman Tuhan satu perikop [pribadi – bisa diiringi dengan lagu instrument rohani], renungkan dan masuk dalam situasi kisah itu; mohon agar firman ini memberkati/menasehati/menegur/mengevaluasi; doa pribadi dan nikmati percakapan [tanpa suara] dengan Tuhanmu atau hanya diam [dengarkan suara Tuhan, melalui kebenaran firtu], doa syukur.
Memang doa ini tidak mudah, harus ada ketekunan, hikmat [agar tidak Iblis yang malah menguasai kita].
C.S. Lewis mengatakan kepada sahabatnya Malcolm bagaimana sejak awal ia sudah mencoba berdoa dalam keheningan dan gagal total. Ia menulis, "Saya masih berpikir bahwa doa tanpa kata adalah yang terbaik -- jika seseorang benar-benar bisa melakukannya. Tetapi kini saya melihat bahwa dalam upaya untuk menjadikannya sebagai suatu kebiasaan sehari-hari, saya harus memiliki mental yang lebih kuat dan kekuatan rohani lebih dari yang saya miliki saat ini."
2.    Lihat kisah Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono, dan di Pertapaan Santa Perawan Maria Rawaseneng, Temanggung, Tempo 11 April 2016

Mengapa Harus Diam:
1.     Allah sendiri melakukannya (Kejadian 2:2-3)
2.     Tuhan memerintahkan hal itu
Mazmur 46:10 ‘Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa2…”
3.     Tuhan suka akan orang-orang yang berdiam diri
Mazmur 51:15: “Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.”
4.     Yesus pun melakukan itu (Lukas 5:16 ).

Keuntungan Dalam Pendiaman Diri
Ada ‘Roh Penguasaan diri’:
·       Mazmur 37:7 Berdiam dirlah di adapan Tuhn dan nantikanlah Doa, jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya….
·       Band… Amsal 11:12 Siapa yang menghina sesamanya, tidak berakal budi, ttp seorang yang pandai, berdiam diri. Lihat juga Amos 5:13
Ada Kekuataan diri:
Yeasaya 41:1 Dengarkanlah Aku dengan berdiam diri, hai pulau-pulau, hendaklah bangsa2 mendapat kekuatan
Yesaya 30:15 ”Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”
Ada Ketenangan yang dalam
Mazmur 62:1  "Hanya dekat dengan Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku," kata Pemazmur
Ada berkat-berkat yang menanti:
Rat 3:26 “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan
Richard Baxter menyebut pengalaman Doa Kontemplasi sebagai "pengalaman penuh sukacita akan perenungan surgawi"

Penutup
Allah 'terkadang' menempatkan kita dalam situasi ke'gelap'an sebagai pendisiplinan utk mendengar dn menaati-Nya. Situasi 'terang' tidak jarang membuat kita banyak berbicara dan acapkali menempatkan diri pada situasi hati yang selalu merasa BENAR! Ketika saudara dalam pengalaman-pengalaman seperti itu, belajarlah untuk tutup mulut atau berdiam dan belajar mendengar 'suara'-Nya. Jika kita terus membuka mulut, maka kita akan ada dalam situasi hati yang SALAH, kalau lebih parah FOKUS yang salah!

Jadi tak selamanya ke'GELAP'an itu negative dan merugikan, karena dalam kegelapan ada waktu untuk mendengar bukan waktu berbicara! Jangan juga berbicara dengan orang lain, sebab kita tidak akan mendengar waktu Tuhan sedang berbicara dengan kita. Diam dan dengarkanlah karena Allah sedang memberikan sesuatu yang berharga untuk kita katakan ketika kita sudah ada dalam terang.
Jadi jikalau saat ini engkau sedang dalam situasi 'gelap' nikmati saja sebagai waktu pembelajaran untuk mempertajam pendengaran kita!!!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”