Hidup Kita ini Berharga di Mata Tuhan
Yohanes 10:7-11
Begitu Adam dan Hawa mengalami kegagalan untuk hidup
dalam tujuan Allah, maka Musuh mulai berbicara mempermalukan atas mereka, dan dia telah melakukannya sejak
saat itu.
Keyakinan akan perasaan bersalah, segera menghampiri
kita ketika melakukan kesalahan, itu adalah sesuatu yang tidak sehat dan
membawa kita menuju perubahan yang tidak positif. Malu, bagaimanapun, mendorong
kita ke dalam siklus yang tidak pernah berakhir dalam usaha kita untuk
memperbaiki diri kita sendiri, untuk membuktikan kepada dunia dan diri kita
yang cacat melekat terus, yang mana membuat kita tidak bernilai.
Kebohongan Iblis ingin aku untuk mempercayai hal itu,
dan saudara pun ikut percaya, bahwa kita tiada konsekuensi atas tindakan kita.
Ini kebohongan Iblis yang sudah dilakukannya sejak awal. Tapi aku di sini untuk
memberitahu Anda kebohongannya, rasa malu ia timpakan ke dalam diri kita, lalu menjalani
dengan satu tujuan: untuk mengalihkan perhatian kita dan membuat kita sibuk
berusaha untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita sempurna. Padahal kita kita
tidak akan pernah cukup baik, terlepas dari apa yang kita lakukan dengan hidup
kita atau bagaimana kita menjalani panggilan kita.
Di sisi lain dari kebohongan yang memalukan adalah kebanggaan
semu. Jika Musuh tidak bisa membuat kita yakin akan berharganya hidup kita, maka
ia membuat kita percaya pada sesuatu yang tidak berbeda jauh dari hal itu, yaitu
kita berharga karena apa yang kita kerjakan, bahkan kadang-kadang kemampuan itu
karena Allah. Tapi apa pun yang kita percayai dari kebohongan atas perasaan malu
atau kebanggaan yang semu, semuanya berakar pada kebutuhan kita untuk merasa
berharga.
MENEMUKAN NILAI HIDUP KITA
Kunci untuk memiliki pemahaman diri yang sehat layak adalah
kesadaran kita ini milik siapa?. Ada banyak buku psikologi tentang bagaimana
seseorang itu berharga. Tapi tanpa sebuah pemahaman kepada Allah yang
diintegrasikan dengan Yesus (melalui kekuatan dari Roh Kudus), maka kita tidak
akan pernah benar-benar memahami sumber sejati dari nilai hidup kita.
Dengan terus-menerus berusaha untuk membuktikan nilai
kita hanya melalui karya kita
[prestasi kita] adalah cara termudah untuk berpikir bahwa harga hidup kita
dikarenakan atas apa yang kita kerjakan, daripada sadar bahwa nilai hidup kita
adalah karena kita ciptaan Allah yang sempurna.
Yohanes 10:10 berkata bahwa ‘Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.’ Memperingatkan apa yang dilakukan
oleh Iblis. Ayat ini tentu tidak hanya menasehati kita dari rencana Iblis,
tetapi juga mengungkapkan rencana Allh, ‘…Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
(Kapan pun saya membaca ayat ini saya berkata,
"Karena Aku datang, maka saya, Samgar, memiliki nilai hidup yang
besar." Coba tambahkan nama Anda dan menyebutnya untuk diri Anda sendiri).
KEBOHONGAN TIDAK CUKUP
Beberapa waktu yang lalu, dikisahkan Alli Worthington sedang
makan siang dengan seorang wanita yang dibimbingnya, wanita ini ingin memulai
bisnis sampingan, yaitu kelas mengajar fotografi. Dia adalah seorang fotografer
kelas dunia dan memiliki klien, memiliki semangat yang murah hati sebagai modal
sebagai pengajar. Ketika sedang menanti pesanan makanan kami tiba, aku bertanya
padanya apa yang menahan dia untuk memulainya? Dia berkata, "Alli, aku
takut." Sebuah kalimat yang saya rasa aneh bagi saya karena sesungguhnya
dia adalah salah seorang wanita yang keren. Dia telah membangun bisnis fotografi
ini dari bawah hingga berkembang saat ini.
Ketika saya bertanya apa yang membuatnya takut, ia
berkata, "Aku takut, aku tidak cukup pintar, tidak cukup mampu mengajar, tidak
cukup baik sewaktu mengajar”. Lalu Alli berkata kepada wanita itu, coba
perhatikan kata-kata yang kau ucapkan itu, 'saya tidak cukup - tidak cukup cakap
dalam mengajar, tidak cukup pintar, tidak cukup baik. ". Kamu sebagai
orang Kristen, apakah kata-kata itu terdengar sebagai suara Tuhan untuk hidupmu?
Akan Dia memberitahu dirimu bahwa kamu tidak cakap mengajar?”
Dia menggeleng kepalanya dan berkata, "Aku hanya
takut aku menipu, saya takut dicela sewaktu mengajar, dan bahwa saya benar-benar
tidak layak mengajar siapapun."
Saya menatap matanya, seperti yang saya lakukan dengan
anak-anak saya ketika mereka perlu memperhatikan, lalu aku berkata, "Engkau
tidak bisa terus terjerat perasaan tidak berharga, sebab hal itu akan membuat
dirimu tidak maju. Kamu berharga, karena kamu melayani Allah, yang akan
memenuhi dirimu dengan anugerah-Nya. Nilai hidupmu hanya oleh karena hal ini.
Setiap hari, Iblis akan meletakkan
kebohongan-kebohongan kepada umat Tuhan, mencoba mengalihkan perhatian mereka
dari panggilan Tuhan atas mereka.
Dia akan mencobai kelompok orang dengan kata-kata,
seperti ini:’
-
Para pendeta tidak layak untuk mengajarkan
firman Allah karena mereka tidak sempurna
-
Ibu-ibu melakukan tugas mereka dengan
buruk, dan anak-anak mereka menderita oleh karena ‘keburukan’ tugas itu.
-
Dia mengatakan para pria bahwa mereka layak
berada di posisi yang tinggi dalam perusahaan tempat mereka kerja dan
memperoleh gaji puluhan jita, walau hal itu harus menyita waktu mereka dengan
keluarga.
-
Dia mengatakan kepada Remaja bahwa iman
orang tua mereka itu kosong belaka dan mereka harus meninggalkan iman orang
tuanya, jika mereka ingin benar-benar mengalami kehidupan yang seperti mereka
inginkan.
Dan
sangat mungkin dia mengalihkan iman yang kita percayai. Tetapi syukur kepada
Tuhan yang mengingatkan kita atas tawaran kelimpahan hidup dari Dia, jaminan
hidup yang tenang, yang Dia berikan, yang sudah dilakukan-Nya di atas kayu
salib.
Komentar