Runtuhnya Sebuah Dinding

"Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang disitu"
Kisah 8: 5

Apakah ada dinding-dinding yang membelah menjadi dua dari dunia kita? Ada yang berdiri di satu sisi, sedangkan yang lain berdiri disisi lain? Ada sebagian remaja dengan dipenuhi dengan hidup yang semaunya dan tak teratur, sedangkan dalam dunia lain, tergambar para orang-tua dengan kehidupan yang tertata dan terstruktur. Sehingga tanpa sadar kita memilah kehidupan kelompok ini disini dan kelompok lain disana. 

Yohanes dalam pasal 4 membicarakan ada satu golongan orang yang 'terpental' dari komunitas mereka yang ada di Yerusalem, yaitu orang-orang Samaria. Padahal mereka masih ada darah Yahudi, walau sudah tidak murni. 

Dinidng pemisah itu sudah terjadi sejak lama dan makin hari makin tinggi, sehingga hampir semua "orang-orang Yahudi," seperti yang ditulis oleh Yohanes di Injil, "menolak berhubungan dengan orang Samaria" (“refuse to have anything to do with Samaritans” Yohanes 4: 9 NLT).). Namun dalam sisi lain, Yesus, bagaimana pun, memiliki aturan-aturan yang berbeda. Dia menghabiskan sebagian waktunya berbincang dengan seorang wanita Samaria (Yohanes 4: 7-26). Dia melintasi batasan-batasan budaya yang dianggap tabu oleh sebagian besar orang-orang Yahudi, pada saat itu.

Yesus rindu untuk menghancurkan dinding itu.
Itu sebabnya, sangat mungkin kuasa Roh Kudus mengutus Filipus ke daerah Samaria (Kis 8: 5-7). Dan ketika kota itu mengalami kebangunan yang luar biasa dan dipenuhi sukacita besar, oleh karena banyak para Pria dan wanita dibaptis (8:12). Mendengar respon yang menakjubkan ini, maka para rasul mengutus Petrus dan Yohanes untuk melakukan perjalanan dan meneguhkan apa yang sudah dilakukan oleh Filipus. Kemudian mereka meletakkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. - Kisah 8: 14-17

Tapi mengapa tidak ada orang Samaria menerima Roh Kudus saat mereka pertama kali dibaptis oleh Filipus? Mengapa karunia itu tertunda?
Sederhana saja. Penundaan urapan Roh Kudus itu adalah penantian suatu perayaan runtuhnya dinding pemisah [Yahudi – Samaria]. Injil, untuk pertama kalinya, telah menerobos prasangka negative yang sudah bertahun-tahun melekat dalam budaya mereka. Allah menandai peristiwa ini dengan peragaan penumpangan tangan kepada orang-orang Samaria.

Marilah kita buang segala pemisah, karena Allah menerima semua orang. Keluarlah dari ‘cara hidup kita yang lama’.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”