The Story Of Grace

Yohanes 1:10-17

Itulah yang saya sangat dambakan ketika rasa bersalah terekspose. Hal yang sangat kuragukan untuk memperpanjang (rasa bersalah itu) ketika saya diperhadapkan dengan rasa bersalah dari orang lain - terutama ketika rasa bersalah mereka telah merampasku dari sesuatu yang kuanggap berharga.
Itulah pergumulannya, sebuah pergumulan kasih karunia. Inilah pergumulan yang membuat anugerah lebih dari sekedar suatu doktrin. Ini ini yang mengingatkan kita bahwa kasih karunia lebih besar dari belas kasihan atau pengampunan. Pergumulan yang berkaitan dengan kedua hal itu. Ketika kita berada di akhir penerimaan, kasih karunia menyegarkan. Ketika pengampunan itu dituntut dari kita, kita sering gelisah. Tapi ketika ‘anugerah’ ditempatkan pada posisi yang tepat, tampaknya semua masalah hampir tuntas. Bertentangan dengan apa yang kadang-kadang diajarkan, lawan dari anugerah adalah bukan hukum. Hukum Allah sebenarnya merupakan perpanjangan dari anugerah. Lawan dari anugerah hanyalah ketiada-hadiran anugerah.

Untuk mengatakan bahwa seseorang PANTAS menerima anugerah adalah kontradiksi. Kita tidak tidak layak menerima anugerah dari yang dapat direncanakan dalam pesta kejutan (surprise party) untukmu. Dengan cara yang sama perencanaan itu terlepas dari surprise itu, sehingga kita mengaku pantas menerimanya. Anda dapat meminta dan memohon untuk itu. Namun saat kita pikir pantas mendapatkannya, maka itu bukanlah kasih karunia, seolah2 sebagai upah kita.

Anugerah bukan sebagai upah yang layak kita terima. Tiada yang setara untuk kata ‘ANUGERAH’ ini. ANUGERAH lahir dari kenihilan akan harapan. ANUGERAH justru diberikan dalam ketidak-berlayakkan. Dengan demikian, tidak dapat dipahami sampai kita sadar atau paham dengan tepat bagaimana kita yang tidak berlayak namun dapat menikmatinya. Ini adalah pengetahuan itu pun adalah anugerah yang kita terima sehingga bisa mengertinya. Ketidakberlayakan. Menerima upah tanpa kerja. Yang semestinya tidak pantas diberikan kepada kita. Karena alasan itulah, ANUGERAH hanya mampu dialami oleh mereka yang mengakui mereka tidak layak.

Dari awal, gereja telah memiliki relasi yang tidak nyaman dengan ANUGERAH. Namun sejarah menunjukkan perjalanan gereja dan Kekristenan ditandai dengan ANUGERAH. Gereja makin atraktif ketika pesan ANUGERAH terang benderang disampaikan. Namun acapkali gereja berjalan sendiri dan mendefiniskan anugerah berbeda dari arti awalnya. Dan itulah yang ditentang habis-habisan oleh Yesus, seperti dikisahkan dalam Perjanjian Baru. Dimana agama tiada berita anugerah malah menambahkan hokum ini dan itu.

Berita anugerah Yesus malah ditentang oleh pemimpin agama saat itu. Jadi tak mengherankan jikalau Yesus disalibkan oleh orang-orang yang mengaku mengenal Allah, tapi hanya tahu sedikit arti ANUGERAH.

Seperti kita ketahui, ANUGERAH bukan ide Perjanjian Baru. ANUGERAH tidak dimulai oleh Yesus. Tapi tidak jarang di’tempelkan’ kepada-Nya. Yohanes mengatakan bahwa Dia adalah "Penuh Kasih Karunia dan Kebenaran" (Yohanes 1:14). Yesus adalah sosok perwujudan dari Anugerah itu. Yohanes berbicara tentang "Kepenuhan Kasih Karunia-Nya" (Yohanes 1:16). Gagasan tentang Anugerah itu makin jelas dan melalui Yesus kita sejelas dan sedekat melihat seperti yang kita akan pernah mendapatkan apa anugerah tampak seperti di dunia lain graceless.

Di dalam Yesus tidak ada konflik antara kasih karunia dan kebenaran. Itu adalah bahwa konflik buatan yang melempar begitu banyak Kekristenan ke dalam kekacauan. Ini adalah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”