Pulang Kampung

1 Petrus 2:11-17

Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia ini
Pendahuluan
Ilustrasi: Seorang turis amerika sedang berpergian ke Polandia untuk mengunjungi seorang petapa terhormat dan terkenal bijak. Pengunjung ini melihat bahwa ruangan pria ternama itu tidak memiliki perabit yang lengkap dan memadai kecuali meja dan kursi dan beberapa buku.
Tercengang oleh kesederhanaan sang petapa/filsuf, ia bertanya,’guru, mana perabot rumah tangga anda?’ Namun dia malah balik bertanya:’ Perabot rumah tanggaku?’ Aku kan hanya turis yang numpang lewat aja disini.’.
·         Budaya mudik di Indonesia! Bukankah para pekerja begitu giat, semangat bekerja dan kumpulkan ‘sedikit’ harta untuk dibawa pulang kampung. Semua semangat itu hanya untuk pulang kampung belaka. Sangat rindu untuk pulang kampung. Mereka hanya merasa di jakarta, di Bandung, sebagai merantau. Jadi segala kelelahan di ‘perantauan’ itu menjadi tuntas dan terbayarkan ketika pulang kampung. Jadi apa pun yang di dapat selama perantuan (sulit atau lancar; kaya atau miskin; sehat atau sakit) kegairahan untuk pulang kampung tidak akan pernah surut!
·         Petrus mengingatkan semua kita bahwa manusia di dunia ini juga perantau dan pendatang.
·         Aku ini orang asing dan pendatang e  di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati f  itu – Kejadian 23:4

Ibr 11:13 - Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini”.

Maz 39:13 - Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong, janganlah berdiam diri melihat air mataku! Sebab aku menumpang padaMu, aku pendatang seperti semua nenek moyangku”.
Kata ‘pendatang dan perantau’ menunjuk kepada orang-orang yang hanya tinggal sementara di suatu tempat, dan yang rumahnya ada di tempat lain.
Pulpit: Kata yang pertama menunjukkan bahwa kita tidak berada di rumah; kata yang kedua menunjukkan bahwa kita tidak berada di tengah bangsa kita sendiri.”
·         Namun acapkali, seperti teguran keras dari Petrus untuk hati-hati dengan dunia ini, yang acapkali menggoda kita untuk ‘menetap’. Lihat kasus Lot. Masalah muncul dari keluarga Lot, yaitu ketika dia dan seisi keluarga memutuskan kepada Abraham untuk menetap di Sodom dan Gomora.
·         Adam Clarke: Karena engkau adalah orang asing dan peziarah, dan mengaku untuk mencari suatu negeri surgawi, jangan melibatkan perasaan / kasihmu dengan hal-hal duniawi. Sementara orang-orang lain menghabiskan semua waktu mereka, dan menggunakan semua keahlian mereka untuk mendapatkan harta / milik duniawi, dan sepenuhnya mengabaikan pengudusan dari jiwa mereka; mereka bukan orang asing, di sini mereka ada di rumah; mereka bukan peziarah, mereka sedang mencari milik duniawi: Surga adalah rumahmu, carilah itu; Allah adalah bagianmu, carilah Dia
·         INGAT: Suatu hari kelak tempat kediaman ini akan dibongkar.

 Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”