“Diubahkan Melalui Masalah”
“Sebab
penderitaan ringan yang sekarang ini,
mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segalanya,
jauh
lebih besar dari penderitaan kami.” 2Korintus 4:17
Tuhan Mempunyai
Tujuan Dibalik Setiap Masalah! Ia memakai situasi untuk mengembangkan karakter kita. Tidak
seorang pun kebal terhadap rasa sakit atau terlindungi dari penderitaan, dan
tidak seorang pun bebas dari masalah. Hidup adalah serangkaian masalah. Mungkin
tidak selalu masalah yang kita hadapi adalah masalah yang besar, tetapi semuanya
penting dalam proses pertumbuhan rohani
kita. Dan Tuhan memakai masalah untuk menarik kita lebih dekat kepada-Nya [Mzm
34:19].
Tidak jarang, dalam masalah, penyembahan kita terasa dalam dan
akrab dengan-Nya. Kita belajar menaikkan doa lebih terbuka dan jujur kepada
Tuhan. John Eareckson Tada menulis, “Ketika hidup berbunga-bunga, kita
dapat meluncur begitu saja dengan hanya mengetahui tentang Yesus, meniruNya,
mengutip perkataanNya, dan berbicara tentang Dia. Tetapi hanya dalam
penderitaanlah kita akan mengenal Yesus.”
Tidak jarang, melalui
masalah kita dipaksa
kita untuk memandang Tuhan dan bergantung kepada-Nya. Karena di titik itulah
kita acapkali disadarkan kepada suatu kebutuhan akan Tuhan, yang tak pernah
meninggalkan kita. Jadi, Apa pun penyebabnya, tidak ada masalah yang dapat
terjadi tanpa izin Tuhan. Dan semua dizinkan untuk mendatangkan kebaikan bagi
kita [Rom 8:28]. Mari kita mengupas arti ayat dalam ROMA 8:28-29?
§ “Kita Tahu”: Pengharapan kita di masa-masa sulit
tidak didasarkan pada cara berpikir positif, mimpi, atau optimisme alami.
Tetapi didasarkan kebenaran bahwa Tuhan sepenuhnya mengendalikan dunia kita dan
bahwa Ia mengasihi kita.
§ “Bahwa Tuhan Turut Bekerja”: Ada desainer Agung di setiap hal. Kehidupan
kita bukanlah hasil dari serangkaian kebetulan
atau keberuntungan. Tuhanlah yang
memegang kendali, agar sejarah [history]
menjadi kisah-Nya [His Story]. Kita
membuat kekeliruan, tetapi Tuhan tidak pernah. Tuhan tidak dapat melakukan
kesalahan – karena Ia adalah Tuhan.
§ “Segala Sesuatu”: Rencana Tuhan untuk kehidupan kita mencakup
semua yang terjadi atas kita, termasuk sisi-sisi gelap kita. Tuhan dapat
membawa kebaikan dari kejahatan yang paling buruk. Ia melakukan-Nya di Kalvari.
§ “Turut Bekerja”: Kejadian-kejadian dalam hidup kita bekerja
bersama dalam rencana Tuhan. Setiap peristiwa dirangkai untuk membuat kita
serupa dengan Dia.
§ “Untuk Mendatangkan Kebaikan”: ini tidak berarti semua yang terjadi
dalam hidup memang baik. Banyak yang terjadi di dunia kita sifatnya jahat dan
buruk, tetapi Tuhan memakai hal itu untuk mendatangkan kebaikan dari semua
kejahatan itu. Tujuan Tuhan lebih besar dari masalah kita. Lihat latar belakang
silsilah Yesus, yang terdapat 4 wanita yang secara ‘reputasi di dunia’ kurang
baik. Tetapi hal ini tidak menghalangi rencana Allah dalam peristiwa kenosis.
§ “Bagi Mereka Yang Mengasihi Dia, Yaitu Bagi
Mereka Yang Terpanggil” : Janji untuk ‘mendatangkan kebaikan’ hanya berlaku untuk anak-anak Tuhan. Tidak
untuk semua orang.
§ “Sesuai Dengan Rencana Tuhan” : Apakah rencana itu? agar kita
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Segala sesuatu yang diizinkan Allah
dalam kehidupan kita diizinkan untuk tujuan itu!
Membangun Karakter Seperti Kristus
Kita sama seperti batu-batu permata yang dibentuk dengan palu dan dipahat dengan penderitaan. Dia akan memakai apa pun yang dibutuhkan untuk membentuk kita. Makin keras kepala-nya kita, makin ‘kuat’ alat yang dipakai untuk membentuk kita. Setiap masalah adalah kesempatan untuk membentuk karakter dan menguatkan otot rohani kita. Semuanya itu dimaksudkan supaya orang melihat bayangan Yesus dalam kehidupan kita.
Kita sama seperti batu-batu permata yang dibentuk dengan palu dan dipahat dengan penderitaan. Dia akan memakai apa pun yang dibutuhkan untuk membentuk kita. Makin keras kepala-nya kita, makin ‘kuat’ alat yang dipakai untuk membentuk kita. Setiap masalah adalah kesempatan untuk membentuk karakter dan menguatkan otot rohani kita. Semuanya itu dimaksudkan supaya orang melihat bayangan Yesus dalam kehidupan kita.
Jikalau Allah bermaksud menjadikan kita sama seperti Yesus, maka
paling tidak kita akan melewati apa
yang pernah dijalani oleh Yesus. Jikalau Bapa harus mengutus Anak-Nya mengalami
semua itu [agar banyak orang mengalami
berkat dari kehadiran-Nya], mengapa Allah harus mengecualikan diri kita untuk mengalami hal yang sama?
Menanggapi Masalah Sama Seperti Yesus
Masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Tuhan kehendaki. Minim, untuk menghasilkan seperti Yesus, maka kita harus menanggapi masalah sama seperti Yesus:
Masalah tidak secara otomatis menghasilkan apa yang Tuhan kehendaki. Minim, untuk menghasilkan seperti Yesus, maka kita harus menanggapi masalah sama seperti Yesus:
§ Ingatlah Bahwa Rencana Tuhan Memang Baik. Tuhan mengetahui yang terbaik untuk kita
dan mengetahui kebutuhan kita. Kita harus tetap fokus pada rencana Tuhan, bukan
kepada rasa sakit atau masalah atau keinginan atau mimpi kita. Begitulah cara
Yesus menahan rasa sakit di salib. Rasa sakit itu hanya sementara, tetapi
upahnya bersifat kekal. Tetaplah focus pada hasil akhir [Rom 8:17-18].
§ Bersukacita Dan Bersyukurlah. Alkitab berkata, “Mengucap syukurlah dalam segala keadaan, sebab itulah yang dikehendaki
Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Tuhan merindukan kita mengucap
syukur ‘dalam segala keadaan’ bukan ‘untuk segala keadaan’. Tuhan menghendaki Anda untuk bersyukur
kepada-Nya bahwa Ia akan memakai masalah kita untuk menggenapi tujuan-tujuan-Nya
[Fil 4:4]. Tidak peduli apapun yang terjadi, kita dapat
bersukacita dalam kasih Tuhan, pemeliharaan Tuhan, hikmat Tuhan, kasih Tuhan
dan kesetiaan Tuhan. Penyertaan-Nya yang kekal itulah dasar sukacita kita.
§ Menolak Untuk Menyerah. Bersabar
dan bertekunlah. Membangun karakter adalah proses yang panjang dan lambat. Ketika
kita lari dari masalah, maka pemrosesan rohani kita juga tertunda. Kita menjadi
lebih dewasa ketika kita mulai melihat tangan Tuhan dalam situasi-situasi hidup
yang kacau, membingungkan, dan kelihatannya tanpa arti. Jika kita sedang
menghadapi masalah sekarang ini, jangan bertanya, “Mengapa aku?” tetapi bertanyalah, “Apakah yang Engkau ingin aku pelajari?” Kemudian percayalah kepada
Tuhan dan teruslah lakukan apa yang benar.
Ayat
Hafalan: “Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah.” Roma 8:28.
Komentar