"Tanpa Nilai yang JELAS, Kita akan Mengikuti ARUS"

1 Samuel 15
(Roots and Wings)
Tanpa standar nilai yang Alkitabiah, maka sepintas mata kita akan menilai apa yang dikerjakan oleh Saul adalah luar biasa:
(1) Mengalahkan musuh-musuh Israel. Memang Saul telah membunuh musuh (tetapi tidak semuanya - lih. ay.3) (2) Saul menumpas semua ternak seolah-olah seperti perintah Samuel (tetapi yang bagus, gemuk dibiarkan hidup).
Saul lupa bahwa ini peperangan Tuhan atas Amalek yang jahat (ay.2), namun Saul banyak alasan untuk menghindari kesalahan dirinya, dengan alasan rakyat yang membawa kepadanya (ayat 15). Padahal itu dilakukan karena
(i) Keserakahan (ay.19) dan
(ii) Ketakutannya pada atas pandangan publik tentang dirinya (ay.20)
(iii) Pencarian pengakuan diri dari manusia (ay.17). Padahal Tuhan sudah mengurapinya dan mengakui dirinya sebagai raja.
Memang kebiasaan di Timur Tengah Kuno, seorang raja yang menang perang akan menawan raja musuh dan mengaraknya sebagai tanda keberhasilan perang. Namun tindakan Saul adalah bukti:
1. Pemberontakan dan ketidaktaatan akan perintah Allah.
2. Dengan menawan dan mengarak raja musuh, sesungguhnya dia ingin mengatakan kepada khalayak ramai, semua ini karena kehebatan taktik dan kehebatan dia. Saul merampas kemuliaan Tuhan untuk dirinya sendiri.
3. Paradigma yang salah, karena tujuan dan nilai yang salah: Dia berpikir dengan mempersembahkan ternak yang BAIK, maka hati Tuhan disenangkan (lih. ay.15 band ay.22)
MENYENANGKAN orang dan MENYERAH pada TEKANAN orang akan merusak hati. Tanpa sadar, secara perlahan namun PASTI, kita akan dibawa kepada sebuah nilai hidup yang buruk, bahwa MENYENANGKAN manusia (yang terlihat) itu lebih penting dari pada menyenangkan Tuhan (yang tak terlihat)
SUARA MAYORITAS dan SUARA YANG LANTANG TIDAK IDENTIK DENGAN suara KEBENARAN.
Refleksi: mampukan suara-Mu lebih terdengar daripada suara-suara manusia dalam perjalanan persembahan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”