Mengecap Rasa Anggur Yang Baru


Markus 1:16-20
Pendahuluan

Awal perjumpaan Yesus dan murid-murid-Nya di tepi danau, membuat mereka harus berpikir, berdoa dan bergumul untuk menjawab sebuah pertanyaan: “Haruskah aku mengikuti-Nya (Yesus)? Mereka tidak yakin kapan harus memutuskan, tetapi mereka tahu, suatu hari mereka harus memilih. Pilihannya hanya dua: “Hidup bagi dunia atau hidup bagi Yesus?

Sangat jelas di sini, jika murid-murid memilih “Hidup bagi Yesus”,  tentu mereka harus melepaskan banyak pilihan berharga (keluarga, pekerjaan, kehidupan yang lebih bebas, dll) untuk benar-benar fokus mengikut Yesus. Hal yang mengejutkan adalah, orang-orang yang dipilih Yesus untuk menjala manusia bukanlah orang -orang dari golongan kaum berada, bukan dari kaum elit di masyarakat bahkan mereka tidak memiliki latar belakang otoritas agama dialam bangsa Israel. Sebaliknya, mereka adalah golongan kaum minoritas, orang-orang dari golongan kaum rendah. Mereka hanya berpendidikan secukupnya, karena dari kalangan nelayan, kasar dan sangat mungkin memiliki pola pikir yang sederhana atau lamban dalam mempelajari sesuatu dan lamban dalam melepaskan kebiasan lama mereka.

Mengapa mereka “segerameninggalkan jala-nya ketika Yesus memanggil mereka? Banyak orang berpikir, atau mungkin kita juga berpikir yang sama, bahwa mereka segera mengikut Yesus karena Yesus adalah Allah dan karena Ia memiliki kekuatan istimewa  atas mereka. Banyak orang berpikir Yesus menghipnotis murid-murid-Nya sehingga mereka “segera” mengikuti Yesus. Alasan yang tepat atas pertanyaan ini: karena murid-murid sudah melihat perbuatan dan pelayanan yang dilakukan Yesus. Mereka melihat Dia melakukan mujizat, membersihkan Bait Suci, menegur pemimpin-pemimpin agama (yang di luar kelihatan bagus, tetapi di dalam penuh kebusukan). Maka ketika tawaran it tiba, mereka seperti ditawarkan rasa anggur yang baru. Selain itu, Yesus memberikan waktu pada mereka untuk berpikir, setelah mreka melihat dan menyaksikan dengan mata sendiri, bukan hanya pengajaran yang menakjubkan tetapi kehidupan dari Yesus itu sendiri. Ketika mereka kembali ke rumah mereka masing-masing, mereka mencerna segala yang diajarkan dan dilakukan Yesus. Benih-benih itu secara perlahan namun pasti bertumbuh. Jadi ketika tawaran itu dating, tidak perlu pikiran dan pertimbangan yang Panjang!!! Alasan lain mengapa murid-murid “segera’ mengikut Yesus adalah karena mereka diberi undangan, dan bukan tanggung jawab. Yesus mengerti isi hati mereka. Karena itu Dia hanya memberi ajakan atau undangan sederhana tanpa ada pemaksaan. Yesus memberi kesempatan untuk memilih. Murid-murid boleh menerima ajakan-Nya, tapi boleh juga menolak ajakn-Nya.


Mari kita hidup bukan sekedar menjalani kehidupan sampai berakhir atau mati tanpa antusias tanpa greget, tetapi sebaliknya senantiasa menjaga relasi dengan Tuhan, sebagai vitamin rohani kita.

Sharingkan:
1.     Mengapa kita menjadi seorang anak Tuhan/seorangKristen? Apakah makna pengiringan saya Bersama Tuhan?
2.     Bagaimana memiliki kehidupan yang selalu menjadi berkat bagi orang lain (menjadi anggur manis yang selalu menyegarkan orang lain)?

Hidup berjalan bersama Tuhan bukan sebuah alternatif, tetapi sebuah pilihan: Apakah Saya mau mengambil atau melepaskannya!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”