SEPARUH HATI

LUKAS 9:57-62         

Jikalau mengamati dengan teliti, Tentu sebagian kita merasa bahwa perikop ini agak terasa “ANEH”. Bukankah pernyataan ini menunjukkan sepertinya Yesus mencoba mencegah orang-orang untuk mengikuti Dia. Bukannya seharusnya Yesus bersyukur dan menerima orang itu, dia malah memberikan AIR DINGIN di atas API yang sedang membara itu. Mengapa Dia tidak menerima dan mencoba membimbing dengan sabar, sampai mereka betul-betul MENGERTI dan siap untuk menjalani panggilan sesuai tuntutan Yesus?

Pembahasan selanjutnya akan membantu kita mengerti respon Yesus atas alasan-alasan dari mereka.

1.     Orang PERTAMA ini mau mengikut Yesus, tetapi memiliki MOTIVASI YANG KELIRU.

Orang ini sangat mungkin TERPESONA oleh karya-karya Yesus. Tetapi, Yesus tidak ingin memanfaatkan psikologi atau emosi seseorang. Yesus INGIN orang ini menggunakan otak dan hatinya (bukan hanya emosi sesaat saja) untuk mempersiapkan diri dalam pengiringan itu. Yesus tidak pernah mengambil keuntungan dari luapan emosi kita. Karena, emosi itu hanya sesaat dan tidak akan bertahan lama. Suatu saat akan terkikis atau tertelan oleh DERAS-nya gelombang kehidupan.

 

Memberi diri untuk menjadi MURID Yesus, bukan sekedar sebagai seorang follower, subscriber (hanya yang aku suka, yang aku ikuti, aku tonton, aku nikmati), kalau ngga cocok dengan kebutuhan, ngapa’in hanya buang waktu dan kuota untuk hal itu??? AKIBAT-nya, kita menjadikan Yesus sesuai keinginan kita, yaitu Yesus yang tidak membahayakan usaha ku, keluargaku, dan maaf hobby-ku, atau lebih parah lagi “dosa-dosa” kecil-ku. Kita ikut Yesus dengan motivasi seperti apa?

2.     Orang KEDUA mau mengikut Yesus, tetapi memiliki PRIORITAS YANG KELIRU.

Sesungguhnya butuh ANUGERAH untuk setiap orang bisa mengerti arti pemberian diri lalu mengiring Yesus; Orang ini memiliki anugerah, yaitu kesempatan atau tawaran untuk mengikut Yesus, namun dia tidak MENGAMBIL apalagi memberikan diri saat itu juga. Kalau kita amati hanya dia yang mendapatkan tawaran itu, sedangkan pada orang pertama dan ketiga, merekalah yang mengajukan diri untuk mengikuti-Nya.

Dia lamban atau ragu-ragu dalam meresponi undangan Yesus, karena masih memikirkan atau terikat dengan tugas lain yang menghalanginya. Penundaan tidak hanya men-SKIP, meminggirkan tetapi juga MENGABURKAN prioritas atau menggantikan prioritas dengan hal yang MENDESAK, YAITU penguburan orang mati.

Banyak hal kita lewati karena penundaan. Menunda dikarenakan hal-hal mendesak dalam hidup kita; hal itu bisa kerjaan di kantor, urusan keluarga, pergumulan pribadi, dll. Selama kita masih hidup, hal-hal mendesak tidak akan pernah berhenti. Kalau kita sendiri tidak berNIAT untuk menentukan PRIORITAS kita, khususnya dalam hal rohani; maka selamanya hal-hal mendesak-lah yang kita utamakan.

3.     Orang KETIGA ini adalah gambaran orang yang memiliki konsep PENGABDIAN-nya KELIRU.  

 Kata kunci dari jawaban Yesus ini adalah “menoleh kebelakang”. Kata ini mencerminkan orang yang tidak memiliki fokus (memandang ke depan) dikarenakan terlalu banyak pertimbangan, maka hati atau pikirannya akan bercabang. Mau mengikut Yesus, tapi masih memikirkan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Penyerahan diri tidak sekedar di-ARTI-kan tunduk pada otoritas yang lebih tinggi, tetapi kesukarelaan untuk memberikan “kuasa” atas diri kita pada ‘kuasa’ orang lain.

Sering “penundukan diri” atau “penyerahan diri” DISALAHARTIKAN sebagai KEHAMPAAN kehendak. Akhirnya, kita hanya memberi diri separuh hati saja. Selain itu, kekuatiran sering mengaburkan FOKUS kita. Kekuatiran meragukan kita untuk berserah total kepada Yesus.

Jadi, tiga gambaran orang ini mengingatkan satu hal yang sama, yaitu penyerahan diri yang hanya setengah hati. Kisah respon 3 orang atas panggilan Yesus ini memberikan penegasan seperti yg dikatakan oleh Louie Giglio: “Tidaklah mengejutkan bahwa mengikut Yesus itu sangat mahal. Semua hal terbaik dalam hidup selalu semikian.”

Dua belas murid harus jatuh bangun dalam kegagalan. Namun setelah peristiwa kebangkitan, mereka memberi diri dengan segenap hati dan siap MATI untuk pengabdian kepada-Nya. Banyak kaum MARTIR sudah melakukan ITU juga. Memang terlihat seolah-olah terlalu berlebihan dan radikal.

NAMUN, ada dorongan yang tidak bisa dijelaskan dan YANG tidak biasa -yang SEDANG menarik mereka pada Yesus- melanda hidup mereka. Merekalah yang merasakan. Dan itulah kebahagiaan atau sukacita dari keputusan mereka, KETIKA mereka TAAT untuk menyerahkan DIRI. Walau tidak berarti hidup itu akan baik-baik adanya, namun anugerah Tuhan selalu cukup untuk mereka.

PENYERAHAN DIRI YANG SEUTUHNYA kepada Allah MEMBUTUHKAN kuasa Roh Kudus agar Mata hati kita dibukakann untuk TIDAK SEKADAR melihat KEBAIKAN-KEBAIKAN Allah TETAPI juga PERCAYA Allah pada saat-saat hidupmu KELAM. Dan itulah yang Namanya PENYERAHAN tidak separuh HATI. Dia ingin kita mengasihi dan menyerahkan hidup kita kepada Allah sebagai hasil dari PENGENALAN kita akan ALLAH YANG SEJATI. Amin !!!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahan Komsel: MENJADI ORANG KRISTEN YANG MENULAR

“Persembahan Pembangunan Gereja”

“Keluarga yang Menjadi Kawan Sekerja Allah”