Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

GEREJA = KELUARGA?

Efesus 2:19-22 Pengajaran Dalam dunia ini, ada dua lembaga (sesungguhnya satu) yang didirikan oleh Tuhan Allah, yaitu   keluarga   dan   gereja   (keluarga rohani). Tuhan memberkati dua lembaga ini sebagai sebuah wadah agar mereka terayomi secara sehat dalam kehidupan jasmani dan rohani. Jadi gereja disebut sebagai suatu keluarga atau rumah bagi orang Kristen, karena sebagai orang Kristen, mereka membutuhkan suatu tempat untuk tinggal, berinteraksi dan bertumbuh, dan tempat yang tepat untuk itu adalah sebuah keluarga (gereja). Oleh sebab itulah, sebagai orang Kristen, kita harus tertanam dalam sebuah gereja lokal. Tidak sedikit orang Kristen yang belum tertanam (artinya masih menjadi simpatisan/berpindah-pindah gereja) dari satu gereja local ke gereja lokal lainnya. Mereka masih mencari yang sesuai selera mereka. Umat Tuhan membutuhkan gereja sebagai keluarga,   agar belajar berkomitmen . Ibarat sebuah keluarga, maka setiap anggota keluarga harus komitmen atas keluargany

Gereja Dan Pergumulannya

Gambar
LUKAS 14:15-24 Pengajaran Gereja sebagai perwakilan Tuhan di tengah-tengah dunia ini, maka gereja [yang benar] juga akan mengalami hal yang sama dengan pergumulan Yesus selama di dunia. Yesus selama di dunia, tidak sekedar untuk MATI di atas kayu Salib, tetapi Dia ADA untuk MENJADI berkat bagi dunia ini. Gereja di tempatkan di dunia ini sebagai ‘alat’ keberkatan dari Allah, yaitu mewartakan keselamatan kepada manusia. Namun realita-nya, seperti yang tercantum dalam nats ini, ternyata banyak orang yang tidak bahagia akan tawaran anugerah keselamatan ini (ayat 15), mereka malah beralasan ini dan itu, sehingga akhirnya keselamatan yang seharusnya untuk Israel, akhirnya menjadi milik semua orang (orang jalanan - ayat 21,23). Gereja masa kini pun akan menghadapi persoalan yang kurang lebih seperti gambaran di atas. Apa yang menjadi PERGUMULAN Gereja masa kini? 1.       Visi Yang Jelas . Gereja yang ‘berhati Yesus’ pasti [harus?] memiliki arah yang jelas, yang biasanya disebut

Yesus Penghapus Dosa

Yohanes 7: 37-39 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! . Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Yesus memanggil, " datanglah " Dia tidak mengatakan itu dengan lembut, sehingga hanya orang-orang dekat dengan-Nya bisa mendengarnya. Dia mengatakan itu lantang sehingga mereka semua bisa mendengarnya, dan Dia mengatakan itu juga kepada kita juga, melalui radio, " datanglah ". "Oh ya?" itu mungkin respon kita, atau kita akan berkata:"Bisa jadi itu untuk orang lain; Mungkin untuk tetanggaku, yang rajin ke gereja secara teratur dan sangat layak untuk menerima panggilan Tuhan. Tetapi tidak bagi-ku, karena saya ora

Kelahiran Kita Bukan Sebuah Kebetulan

“Beginilah firman TUHAN yang menjadikan   engkau,  yang membentuk engkau sejak dari kandungan   ”   -   Yesaya 44: 2 Tuhan tidak bermain dadu. - Albert Einstein Kehadiran kita bukanlah suatu kecelakaan.  Kelahiran kita bukanlah suatu kesalahan atau kecelakaan, dan hidup kita tidak kebetulan karena proses alam semesta ini. Orang tua kita mungkin tidak merencanakan, tapi Tuhan merencanakan kehadiran kita. Dia sama sekali tidak terkejut dengan kelahiran kita. Bahkan, Dia mengharapkan kehadiran kita. Jauh sebelum kita dikandung oleh orang tua kita, kita sudah ada pikiran Allah. Dia pertama kali mengingat kita. Ini bukan nasib, atau kebetulan, atau keberuntungan, atau kebetulan bahwa kita bisa bernafas saat ini. Kita hidup karena Tuhan ingin menciptakan Anda! Alkitab mengatakan, “Tuhan akan memenuhi tujuan-Nya bagi saya”. - Mazmur 138: 8 [ITB: “TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! ”] Allah menggambarkan setiap detail dari tubuh kita. Dia sengaja memilih ras kita,

Pulang Kampung

1 Petrus 2:11-17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama menumpang di dunia ini Pendahuluan Ilustrasi: Seorang turis amerika sedang berpergian ke Polandia untuk mengunjungi seorang petapa terhormat dan terkenal bijak. Pengunjung ini melihat bahwa ruangan pria ternama itu tidak memiliki perabit yang lengkap dan memadai kecuali meja dan kursi dan beberapa buku. Tercengang oleh kesederhanaan sang petapa/filsuf, ia bertanya,’ guru, mana perabot rumah tangga anda?’ Namun dia malah balik bertanya:’ Perabot rumah tanggaku?’ Aku kan hanya turis yang numpang lewat aja disini.’ . ·          Budaya mudik di Indonesia! Bukankah para pekerja begitu giat, semangat bekerja dan kumpulkan ‘sedikit’ harta untuk dibawa pulang kampung. Semua semangat itu hanya untuk pulang kampung belaka. Sangat rindu untuk pulang kampung. Mereka hanya merasa di jakarta, di Bandung, s

Aku dan konsep hidupku

Nats     : Filipi 3:4b-16 Pendahuluan             Dalam dunia ini selalu dipenuhi nuansa kehidupan. Dunia menjadi lebih berwarna karena di dalamnya ada manusia yang kompleks dibanding mahkluk lainnya.             Bila seseorang menyatakan bahwa ia tidak mempunyai masalah, maka pasti ia yang akan membuat masalah bagi sekelilingnya. Perjalanan kehidupan manusia tidak mungkin tidak untuk tidak melalui suatu krisis indentitas dalam dirinya. Dan itu suatu yang normal.  Dalam perikop ini rasul Paulus telah melalui 3 krisis dalam hidupnya. I. I Am Something (v.4B-6)             Kapan manusia merasa dia berarti , berharga di mata orang lain, menjadi Very Important Person, patut diperhitungkan? Yaitu ketika ia memiliki “sesuatu” dalam hidupnya yang bisa dibanggakan, dipamerkan, ditonjolkan kepada orang lain. Itu bisa bibit, bebet dan bobot kita (uang, mobil, rumah, teman hidup, usaha, gelar, prestasi kita, dsb.), sehingga kita dapat berteriak “I Am Something”             Paul m

Setan mengintai Dia

Dia menghadapi semua godaan yang sama seperti yang kita hadapi. - Ibrani 4:15 Anda dan saya tahu bagaimana rasanya untuk bertahan ‘saat/moment pencobaan’ itu datang atau waktu-waktu pencobaan itu datang, bahkan pencobaan yang datang sepanjang hari itu. Tapi pencobaan ini bukan sehari penuh, seminggu atau sebulan, tetapi 40 hari? Dan Itulah yang memang sedang Yesus hadapi sepanjang 40 hari itu. Roh membawa Yesus ke padang gurun di mana Iblis mencobai Yesus selama empat puluh hari. - Lukas 4: 1-2 Kita membayangkan godaan padang gurun adalah 3 peristiwa berbeda yang terpisah, yang terakumulasi selama 40 hari. Mungkin peristiwa itu sudah terjadi. Tapi pada kenyataannya, waktu pencobaan dari Yesus itu tanpa henti; "Iblis mencobai Yesus selama empat puluh hari, bukan  beberapa waktu, beberapa minggu, beberapa momen". Setan 'merangsek, merasuki' Yesus seperti sebuah ‘kemeja’ yang menempel terus di tubuh-Nya. Setiap langkah, ia berbisik terus di te